Articles by "Ahmadiyah"

CIANJUR – Sejumlah jemaat Ahmadiyah Kabupaten Cianjur mengikrarkan diri kembali ke ajaran Islam, Selasa (27/3). Mereka berasal dari Desa Sukadana, Kecamatan Campaka dan Desa Salagedang, Kecamatan Cibeber. Jumlah jamaah Ahmadiyah yang tobat kali ini mencapai sebanyak 16 orang.
‘’Total jamaah Ahmadiyah yang sudah kembali ke Islam sebanyak 116 orang,’’ ujar Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cianjur, KH Abdul Halim. Mereka yang tobat, kata dia, akan mendapatkan pembinaan dari MUI. Sehingga para mantan jamaah Ahmadiyah bisa memperoleh pengetahuan agama Islam yang benar. Bahkan, MUI menjanjikan akan memberikan beasiswa bagi anak-anak mantan pengikut Ahmadiyah.

Menurut Halim, saat ini jumlah jamaah Ahmadiyah di Kabupaten Cianjur mencapai sekitar 1.800 orang. Mereka tersebar di sejumlah wilayah seperti di Kecamatan Cibeber, Campaka, Haurwangi, Pagelaran, dan Agrabinta.
Salah seorang mantan jamaah Ahmadiyah yang kini tobat, Komarudin (60 tahun) menuturkan, dia mengikrarkan diri ke ajaran Islam secara sukarela. Ia merasa tidak tenang dengan sejumlah ajaran Ahmadiyah misalnya kewajiban membayar iuran setiap bulan.
Diterangkan Komarudin, keinginanya untuk tobat diikuti oleh jamaah Ahmadiyah lainnya. Mereka pun rata-rata merasakan hal yang sama seperti yang dialaminya. (republika.co.id)

Peristiwa yang sangat memilukan Ummat Islam telah terjadi di negeri ini. Ahmadiyah yang difatwakan oleh MUI sebagai aliran yang sesat dan menyesatkan, dan dinyatakan oleh Rabithah Alam Islami  (Liga Dunia Islam) di Makkah sebagai aliran kafir di luar Islam, justru  di Indonesia disambut dengan upacara penting oleh beberapa tokoh dari kalangan umat islam sendiri. Pers pun berubah jadi corong aliran sesat menyesatkan itu. Hingga pers yang sahamnya dari  Ummat Islam pun justru seakan memelopori menyebarkan kesesatan itu. Bahkan, ketika dilabrak agar tidak menjadi corong dan penyebar kesesatan pun, ternyata hanya disikapi dengan memuat sekolom kecil berita yang menunjukkan sesatnya Ahmadiyah.
Musibah semacam itu menjadi keprihatinan bagi Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI). Sekjen DDII, H Husein Umar menugaskan H Wahid Alwi, sedang Ketua LPPI M Amien Djamaluddin menugaskan Umar Abduh, Hartono Ahmad Jaiz, Jajat Sudrajat, dan Farid Ahmad Okbah untuk menyatakan kepada pers dalam konferensi di kantor DDII Jakarta, bahwa Ahmadiyah adalah aliran yang sesat lagi menyesatkan. Nabinya palsu, kitab sucinya bernama Tadzkirah adalah memalsu dan membajak Al-Qur’an; dan tempat hajinya pun bukan di Makkah, dimana sang nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad diriwayatkan tidak pernah berhaji ke Makkah
Konferensi pers yang dihadiri wartawan dari 3 stasiun televisi swasta di Indonesia dan 15 wartawan dari media cetak itu menghadirkan pula mantan da’i Ahmadiyah, Ahmad Hariyadi, yang pernah menantang bermubahalah (do’a saling melaknat atas yang berdusta) dengan Khalifah Ahmadiyah Thahir Ahmad dan sampai melabraknya ke London. Kehadiran Ahmad Hariyadi ke konferensi pers itu guna menjelaskan betapa sesatnya aliran Ahmadiyah itu.
Dalam konferensi pers itu LPPI membagikan hasil-hasil penelitian tentang sesatnya aliran Ahmadiyah. Kesesatan Ahmadiyah itu telah dibukukan dengan judul Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an. Di samping itu LPPI membagikan slebaran bersisi intisari kesesatan Ahmadiyah, dan siaran pers tentang protes keras atas kehadiran Khalifah Ahmadiyah Thahir Ahmad serta adanya tokoh-tokoh Islam Indonesia yang menerimanya.
Dari hasil penelitian LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) ditemukan butir-butir kesesatan dan penyimpangan Ahmadiyah ditinjau dari ajaran Islam yang sebenarnya. Butir-butir kesesatan dan penyimpangan itu bisa diringkas sebagai berikut:
1.  Ahmadiyah Qadyan berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad dari India itu adalah nabi dan rasul. Siapa saja yang tidak mempercayainya adalah kafir dan murtad.
2.  Ahmadiyah Qadyan mempunyai kitab suci sendiri yaitu kitab suci “Tadzkirah”.
3.  Kitab suci “Tadzkirah”adalah kumpulan “wahyu” yang diturunkan “Tuhan” kepada “Nabi Mirza Ghulam Ahmad” yang kesuciannya sama dengan Kitab Suci Al-Qur’an dan kitab-kitab suci yang lain seperti; Taurat, Zabur dan Injil, karena sama-sama wahyu dari Tuhan.
4.  Orang Ahmadiyah mempunyai tempat suci sendiri untuk melakukan ibadah haji yaitu Rabwah dan Qadyan di India. Mereka mengatakan: “Alangkah celakanya orang yang telah melarang dirinya bersenang-senang dalam Haji Akbar ke Qadyan. Haji ke Makkah tanpa haji ke Qadyan adalah haji yang kering lagi kasar”. Dan selama hidupnya “Nabi” Mirza Ghulam Ahmad tidak pernah pergi haji ke Makkah.
5.  Orang Ahmadiyah mempunyai perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Nama-nama bulan Ahmadiyah adalah: 1. Suluh 2. Tabligh 3. Aman 4. Syahadah 5. Hijrah 6. Ihsan 7. Wafa  8. Zuhur  9. Tabuk 10. Ikha’ 11. Nubuwah  12. Fatah. Sedang tahunnya adalah Hijri Syamsi yang biasa mereka singkat dengan HS. Dan tahun Ahmadiyah saat penelitian ini dibuat 1994M/ 1414H adalah tahun 1373 HS. Kewajiban menggunakan tanggal, bulan, dan tahun Ahmadiyah tersendiri tersebut di atas adalah perintah khalifah Ahmadiyah yang kedua yaitu: Basyiruddin Mahmud Ahmad.
6.  Berdasarkan firman “Tuhan” yang diterima oleh “Nabi” dan “Rasul” Ahmadiyah yang terdapat dalam kitab suci “Tadzkirah” yang berbunyi:
Artinya: “Dialah Tuhan yang mengutus Rasulnya “Mirza Ghulam Ahmad” dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya atas segala agama-agama semuanya. (kitab suci Tadzkirah hal. 621).
Menunjukkan bahwa Ahmadiyah bukan suatu aliran dalam Islam, tetapi merupakan suatu agama yang harus dimenangkan terhadap semua agama lain termasuk Islam.
7.  Secara ringkas, Ahmadiyah mempunyai Nabi dan Rasul sendiri, kitab suci sendiri, tanggal, bulan  dan tahun sendiri, tempat untuk haji sendiri serta khalifah sendiri yang sekarang khalifah yang ke 4 yang bermarkas di London Inggris bernama: Thahir Ahmad. Semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve kepada perintah dia. Orang di luar Ahmadiyah adalah kafir, sedang wanita Ahmadiyah haram dikawini laki-laki di luar Ahmadiyah. Orang yang tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.
8.  Berdasarkan “ayat-ayat” kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah”. Bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad saw sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan oleh kitab suci umat Islam Al Qur’an, dibatalkan dan diganti oleh “nabi” orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.
Untuk lebih jelasnya, mari kita perhatikan bunyi kitab suci Ahmadiyah  “Tadzkirah” yang dikutip di bawah ini:
a.  Firman “Tuhan’ dalam Kitab Suci Tadzkirah”
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menurunkan kitab suci “Tadzkirah” ini dekat dengan Qadian-India. Dan dengan kebenaran kami menurunkannya dan dengan kebenaran dia turun”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.637).
b.  Firman “Tuhan’ dalam Kitab Suci Tadzkirah”
Artinya: ”Katakanlah –wahai Mirza Ghulan Ahmad- “Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630)
c.  Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”:
Artinya: “Dan kami tidak mengutus engkau –wahai Mirza Ghulam Ahmad- kecuali untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.634)
d.  Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”:
Artinya: “Katakan wahai Mirza Ghulam Ahmad” – Se sungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, hanya diberi wahyu kepadaKu”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.633).
e.  Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”:
Artinya: “Sesungghnya kami telah memberikan kepadamu “wahai Mirza Ghulam Ahmad” kebaikan yang banyak.” (Kitab Suci Tadzkirah hal.652)
f.  Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah”:
Artinya: “Sesungguhnya kami telah menjadikan engkau -wahai Mirza Ghulam ahmad– imam bagi seluruh manusia”. (Kitab Suci Tadzkirah hal.630 )
g.   Firman “Tuhan” dalam Kitab Suci “Tadzkirah” :
Artinya: Oh, Pemimpin sempurna, engkau –wahai Mirza Ghulam Ahmad– seorang dari rasul–rasul, yang menempuh jalan betul, diutus oleh Yang Maha Kuasa, Yang Rahim”.
h.   Dan masih banyak lagi ayat–ayat kitab suci Al-Qur’an yang dibajaknya. Ayat–ayat kitab suci Ahmadiyah “Tadzkirah” yang dikutip di atas, adalah penodaan dan bajakan–bajakan dari kitab suci Ummat Islam, Al-Qur’an. Sedang Mirza Ghulam Ahmad mengaku pada ummatnya (orang Ahmadiyah), bahwa ayat–ayat tersebut adalah wahyu yang dia terima dari “Tuhannya” di India.
Dasar Hukum Untuk Pelarangan Ahmadiyah di Indonesia
1.  Undang-undang No.5 Th.1969 tentang Pencegahan Penyalah Gunaan dan/atau Penodaan Agama menyebutkan :
a. Pasal 1: Setiap orang dilarang dengan sengaja dimuka umum menceriterakan, menganjurkaan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai  kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu : penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran agama itu.
b. Pasal 4 : Pada Kitab Undang–Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru    yang berbunyi sebagai berikut : Dipidana dengan Pidana penjara selama–lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. (hal. 87-88)
2.  Majelis Ulama Indonesia telah memberikan fatwa bahwa ajaran Ahmadiyah Qadyan sesat menyesatkan dan berada di luar Islam.
3.  Surat Edaran Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji Nomor D/BA.01/3099 /84 tanggal 20 September 1984, antara lain :
a.  Pengkajian terhadap aliran Ahmadiyah menghasilkan bahwa Ahmadiyah Qadyan dianggap menyimpang dari Islam karena mempercayai Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, sehingga mereka percaya bahwa Nabi Muhammad bukan nabi terakhir.
b.  Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas kiranya perlu dijaga agar kegiatan  jemaat Ahmadiyah Indonesia (Ahmadiyah Qadyan) tidak menyebarluaskan fahamnya di luar pemeluknya agar tidak menimbulkan keresahan masyarakat beragama dan mengganggu kerukunan kehidupan beragama.
Sikap Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Internasional terhadap Ahmadiyah
1.  Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia sejak tanggal 18 Juni 1975.
2.   Brunei Darus Salam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh      NegaraBrunei Darus Salam.
3.  Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah.
4.  Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan  minoritas non muslim.
5.  Rabithah ‘Alam Islamy yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkam fatwa  bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam.
Dilindungi sebuah organisasi?
Dalam penelitian ditemukan bukti bahwa ada sebuah organisasi yang memang mengakui pihaknya melindungi Ahmadiyah.  Apakah itu termasuk dosa-dosa yang kini ditiru dan diteruskan oleh sebagian  tokoh organisasi itu atau tidak, belum ada penjelasan resmi. Kami kutip satu bagian pernyataan resmi dari mereka:
“Ahmadiyah yang dilindungi oleh Muhammadiyah semenjak datangnya di Yogyakarta sebagaimana yang sudah kami jelaskan dalam pemandangan yang dahulu, akhirnya “bak tanaman memakan pagar”’ tidak menambah baik dan majunya Muhammadiyah akan tetapi malah sebaliknya. Memang maksud dan tujuannya berbeda dengan Muhammadiyah. Kini sudah berpisah jauh-jauh, sehingga Muhammadiyah bertambah teguh tidak bercampur lagi.”
Demikian hasil penelitian LPPI, di samping buku khusus tentang sesatnya Ahmadiyah yang diterbitkan oleh lembaga ini, berjudul Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, setebal  236 halaman. Kalau aliran sesat dan menyesatkan ini dibiarkan, maka akan masuk dan minta jatah ke MUI, ke TVRI, ke RRI, ke lembaga-lembaga lain, dan minta diresmikan pula aneka sarananya, termasuk penyelenggaraan haji bukan ke Makkah
(berbagai sumber)

Dawam Rahardjo Dibiayai Ahmadiyah?.
Kematian Mirza Ghulam Ahmad yang Menjijikkan.
Ahmadiyah Jago Berbohong.

Pengakuan Palsu Bertahap.

Ahmadiyah Mengkafirkan Muslimin.

Lebih Berbahaya dari Bandar Narkoba .


http://www.swaramuslim.net/more.php?id=1966_0_1_0_M

Sehari pasca penyerbuan terhadap Pusat Jemaat Ahmadiyah di Parung,
Bogor, 15 Juli lalu, Johan Effendi mantan petinggi Depag yang juga anggota
resmi Ahmadiyah, mengadakan jumpa pers di PBNU. Jumpa pers yang diliput
oleh sebagian besar media teve itu, antara lain dihadiri oleh Dawam
Rahardjo, Ulil, Musdah Mulia, dan sebagainya.
Dawam Rahardjo petinggi ormas Muhamamdiyah era Amien Rais dan Syafii
Maarif, tampil bak pahlawan kesiangan membela Ahmadiyah.
Kalimat-kalimat yang meluncur dari mulutnya, tidak saja menggelontorkan
pembelaan terhadap Ahmadiyah dengan alasan hak asasi manusia, tetapi
juga ia mengeluarkan pernyataan yang sangat kampungan, yaitu ?? kalau
ada gerakan anti Islam, maka saya akan ikut?,? sebagaimana bisa dilihat
dari berbagai tayangan media televisi yang menayangkan jumpa pers
tersebut.
Selama ini Dawam dijuluki sebagai tokoh Islam, petinggi Muhammadiyah, dan
petinggi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia).
Bagaimana mungkin seseorang yang berlabel sangat Islam itu bisa
menyatakan akan ikut gerakan anti Islam? Ini menunjukkan bahwa selama ini
ia cuma cari makan melalui Islam.
Mengapa Dawam begitu gigih tampil sebagai pembela Ahmadiyah.
Pengalaman Hartono Ahmad Jaiz penulis buku Aliran dan Paham Sesat di
Indonesia dapat menjelaskan hal ini.
Ketika saya bersama Haryadi (mantan anggota Jemaat Ahmadiyah), Farid
Okbah (Dai dari Al-Irsyad), dan Abu Yazid (dari Persis) masuk ke kampus
Mubarok Parung Bogor saat Thahir Ahmad ada di sana, dengan maksud ingin
bertamu mengunjungi salah seorang teman Ahmad Haryadi, kami justru
ditangkap. Ketika pihak keamanan Ahmadiyah sedang mengusut teman-
teman saya yang bertamu tapi ditangkap ini, saya
berbincang-bincang dengan sebagian dari mereka. Ketika itu, saya tanyakan,
kenapa Dawam Rahardjo datang ke London mengundang Thahir Ahmad ke
Indonesia?
Dijawab, karena Ahmadiyah membiayai Dawam Rahardjo.?
Pantaslah, di saat ada desakan dari umat Islam sekitar kampus Mubarok
Pusat Ahmadiyah agar Ahmadiyah dan kampusnya dibubarkan, maka Dawam
Rahardjo menjadi pahlawan? kesiangan. Dawam mengecam MUI, FPI, dan
LPPI. Masih kurang puas, Dawam pun menulis di Koran Indo Pos, berjudul
Teror Terhadap Ahmadiyah.Dawam tampak gusar, dengan dalih HAM (Hak
asasi manusia) maka dia tudingkan telunjuknya yang sudah menua renta itu
dengan berteriak bahwa FPI (Front Pembela Islam) dan LPPI (Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam) berada di balik teror itu.
Sebagaimana diketahui, setelah terjadi pengepungan massa umat Islam
terhadap Pusat Ahmadiyah di Kampus Mubarok di Parung Bogor Jawa Barat
ba?da Jum?at 15 Juli 2005 (8 Jumadil Akhir 1426 H), berakhir dengan
keputusan Pemda Bogor untuk menutup pusat aliran sesat Ahmadiyah itu,
dan orang-orang Ahmadiyah di dalamnya dievakuasi dengan 4 bus dan 4
truk polisi.
Munas ke-2 MUI tahun 1980 memfatwakan bahwa Ahmadiyah adalah di luar
Islam, sesat menyesatkan. Diperkuat pula oleh adanya surat edaran Dirjen
Bimas Islam dan Urusan haji Departemen Agama, agar ulama menjelaskan
sesatnya Ahmadiyah.
Ahmadiyah Qadian menyusup dan datang ke Indonesia sejak 1925 ?
sedangkan Ahmadiyah Lahore hadir empat tahun kemudian (1929) ?
semula digandeng oleh Muhammadiyah karena dianggap sebagai pembaharu.
Namun di tahun 1930-an Muhammadiyah baru menyadari bahwa Ahmadiyah itu
bukan pembaharu, maka Muhammadiyah pun tidak lagi menjadikan
Ahmadiyah sebagai kawan.
Meskipun sudah sejak tahun 1930 pimpinan Muhammadiyah melalui pidato
resminya menyatakan bahwa Ahmadiyah yang selama ini dijadikan teman
ternyata bukan teman, namun sampai tahun 2000 masih ada petinggi
Muhammadiyah, yaitu Dawam Rahardjo, yang mengatas-namakan
Muhammadiyah mengundang Thahir Ahmad (Khalifah IV Ahmadiyah di
London) untuk hadir ke Indonesia di masa Presiden Abdurrahman Wahid.
Kedatangan penerus nabi palsu yang diundang oleh orang yang juga
memalsu atas nama Muhammadiyah itu disambut pula oleh bekas Ketua
Muhammadiyah yang saat itu sedang menjabat sebagai Ketua MPR, Amien
Rais. Bahkan, Thahir Ahmad dan Amien Rais sempat berangkulan di Gedung
DPR/MPR. Sementara itu yang memalsu atas nama Muhammadiyah, Dawam
Rahardjo, mengalungkan bunga kepada penerus nabi palsu Thahir Ahmad di
Bandara Cengkareng. Semua itu kemudian disiarkan oleh media Ahmadiyah.
Peristiwa itu mengundang komentar seorang pakar dari Pakistan, Manzhur
Ahmad Chinioti Pakistani, penulis buku Keyakinan Al-Qadiani, yang dengan
sengaja hadir ke Indonesia dan berpidato di Masjid Al-Azhar Jakarta. Pakar
dari Pakistan ini memprotes keras, dan menuntut agar Dawam Rahardjo
diadukan ke pengadilan, karena telah mengatas-namakan Muhammadiyah,
mengundang penerus nabi palsu ke Indonesia.
Dalam hal membela aliran sesat Ahmadiyah ini, kalangan muda
Muhammadiyah pun tak mau ketinggalan kereta. Mereka tergopoh-gopoh
mengadakan konperensi pers di kantor Pusat Muhammadiyah untuk membela
Ahmadiyah. Sukidi, yang memang kadernya Dawam Rahardjo dan aktivis
JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah), mengambil kesempatan
untuk membela Ahmadiyah.
Kematian yang Menjijikkan

Hartono Ahmad jaiz pernah bertanya kepada Dr. Hasan bin Mahmud Audah,
mantan orang kepercayaan Khalifah Ahmadiyah ke-4 Thahir Ahmad, yang
sudah kembali ke Islam. ?Apakah benar, nabinya orang Ahmadiyah, Mirza
Ghulam Ahmad yang lahir di India 15 Februari 1835 dan mati pada 26 Mei
1906, itu matinya di kakus (WC)??
Kemudian Dr. Hasan bin Mahmud Audah pun menjawab,?Ha?, ha?, haa?
itu tidak benar. Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa ke WC. Dia meninggal di
tempat tidur. Tetapi berminggu-minggu sebelum matinya dia berak dan
kencing di situ. Jadi tempat tidurnya sangat kotor seperti WC. Karena
sakitnya itu, sampai-sampai dalam sehari dia kencing seratus kali. Makanya,
tanyakanlah kepada orang Ahmadiyah, maukah kamu mati seperti nabimu??
Dr Hasan bin Mahmud Audah adalah mantan Muballigh Ahmadiyah dulunya
dekat dengan Thahir Ahmad (Khalifah Ahmadiyah) yang mukim di London.
Pertanyaan di atas diajukan Hartono Ahmad Jaiz seusai berlangsungnya
Seminar Nasional tentang Kesesatan Ahmadiyah dan Bahayanya yang
diselenggarakan LPPI di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad 11 Agustus 2002.
Selain masalah kematiannya yang menjijikkan, Mirza Ghulam Ahmad menurut
Audah punya dua penyakit: jasmani dan akal. Sakit jasmaninya sudah jelas,
berminggu-minggu menjelang matinya tak bisa beranjak dari tempat tidur,
hingga kencing dan berak di tempat tidurnya.
Adapun sakit akalnya, Mirza Ghulam Ahmad mengaku menjadi Maryam, lalu
karena Allah meniupkan ruh kepadanya, maka lahirlah Nabi Isa. Dan yang
dimaksud dengan Nabi Isa itu tak lain adalah diri Mirza Ghulam Ahmad itu
sendiri. ?Apakah tidak sakit akal itu namanya,? ujar Dr Hasan Audah yang
dulunya mempercayai Mirza Ghulam Ahmad, sehingga sempat membeli
sertifikatkuburan surga di Rabwa.
Ahmadiyah Jago Berbohong

Tentang propaganda bohong, Ahmadiyah adalah jagonya. Hartono Ahmad
Jaiz menyampaikan pengalamannya: ?Propagandis Ahmadiyah di depan saya
dan 1200 hadirin di Masjid Al-Irsyad Purwokerto, April 2002, masih bisa
ngibul (berbohong) dengan mengatakan bahwa banyak raja-raja di Afrika
yang masuk ?Islam?, yaitu masuk Jemaat Ahmadiyah. Hingga seakan-akan
orang Ahmadiyah bangga dan berjasa kepada Islam karena bisa
?mengislamkan? raja-raja di Afrika.?
Ketika hal itu dikemukakan Hartono kepada Dr Hasan Audah, kontan mantan
petinggi Ahmadiyah ini kembali tertawa dan berkata: ?Itu bohong besar. Di
Afrika, kepala-kepala dusun (desa) memang disebut raja. Jadi hanya tingkat
kepala dusun, bukan berarti raja yang sebenarnya. Nah itulah yang dijadikan
propaganda. Ahmadiyah memang penuh kebohongan dan propaganda,?
tegasnya.
Kalau disimak, keterangan Dr Hasan Audah itu bisa dicocokkan dengan
aneka ajaran Ahmadiyah, bahkan slogan-slogannya. Kebohongan memang
ada di mana-mana. Di kitab sucinya, Tadzkirah, di sertifikat kuburan surga,
bahkan di spanduk-spanduknya pun penuh kebohongan.
Satu contoh kecil, spanduk yang dipasang di berbagai tempat dalam
lingkungan Al-Mubarok, sarang Ahmadiyah di Parung Bogor Jawa Barat,
waktu kedatangan Khalifah Ahmadiyah Thahir Ahmad, Juni-Juli 2000, masa
pemerintahan Gus Dur, adalah slogan Semua Dicintai, Tiada yang Dibenci.
Tetapi itu slogan bohong. Buktinya, ketika Ahmad Haryadi mantan
propagandis Ahmadiyah bersama Hartono Ahmad Jaiz, Farid Okbah da?i Al-
Irsyad, dan Abu Yazid pemuda Persis(Persatuan Islam) dari Bekasi Jawa
Barat masuk ke sarang Ahmadiyah di Parung saat ada upacara besar-
besaran mendatangkan Khalifah Ahmadiyah IV Thahir Ahmad dari London
itu, tiba-tiba seorang tua bekas teman Haryadi membentaknya, ?Bagaimana
kamu bisa masuk ke sini?!?
Ahmad Haryadi menjawab, ?Itu kan ada spanduk, Semua Dicintai, Tiada yang
Dibenci.?
?Tidak bisa! Dicintai itu kalau kamu cinta kami. Kamu kan tidak cinta kami!?
Ujar lelaki Ahmadiyah keras-keras.
Belum berlanjut perdebatan antara mantan dan aktivis Ahmadiyah itu tahu-
tahu Ahmad Haryadi dan kawan-kawan ditangkap oleh kepala keamanan
Ahmadiyahyang membawa 25 pemuda keamanan Ahmadiyah malam itu.
Slogan Semua Dicintai, Tiada yang Dibenci itu menurut Dr Hasan Audah,
pertama kali diucapkan oleh khalifah sebelum Thahir Ahmad.
Kata-kata itu adalah perkataan yang bertentangan dengan Islam. Karena
Islam bersikap Asyidaau ?alal kuffar ruhamaau bainahum (bersikap keras
terhadap orang-orang kafir dan saling berkasih sayang sesama Muslim).
Bohong dan bertentangan dengan Islam itulah inti ajaran Ahmadiyah.
Karenanabinya, Mirza Ghulam Ahmad, adalah seorang pembohong dan
pembuat ajaran yang bertentangan dengan Islam.
Pengakuan Palsu Bertahap

Mirza Ghulam Ahmad menyampaikan beberapa pengakuan palsu secara
bertahap.
Pertama, ia mengaku sebagai mujaddid (pembaru).
Kemudian ia mengaku sebagai nabi yang tidak membawa syari?at.
Kemudian ia mengaku sebagai nabi dan rasul membawa syari?at, menerima
wahyu seperti Al-Qur?an dan menerapkannya kepada dirinya.
Setelah itu ia mengikuti cara-cara kebatinan dan zindiq (kufur) dalam
ungkapan-ungkapannya. Ia mengikuti cara-cara Baha?i dalam mengaburkan
ucapannya.
Kemudian ia mulai meniru mu?jizat penutup para nabi, Nabi Muhammad saw.
Lalu menjadikan masjidnya sebagai Masjid Al-Aqsha, dan desanya sebagai
Makkah Al-Masih.
Ia jadikan Lahore sebagai Madinah, dan menara masjidnya diberi nama
menara Al-Masih.
Ia membangun pemakaman yang diberi nama pemakaman al-jannah, semua
yang dimakamkan di sana adalah ahli syurga. (Syaikh Muhammad Yusuf Al-
Banuri, ahli Hadits di Karachi Pakistan, dalam kata pengantar buku Manzhur
Ahmad Chinioti Pakistani, Keyakinan Al-Qadiani, LPPI, 2002, hal xxii).
Cukuplah jelas apa yang ditegaskan Nabi Muhammadsaw: ?Kiamat tidak akan
tiba sebelum dibangkikannyat para Dajjal pendusta yang jumlahnya hampir
tiga puluh orang. Setiap mereka mendakwakan bahwa dirinya adalah Rasul
Allah.? (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Ahmadiyah Mengkafirkan Muslimin

Seorang Muslim yang tidak percaya akan da?wah pengakuan Ghulam Ahmad
sebagai ?nabi? dan ?rasul?, maka orang Muslim itu dikafirkan oleh Mirza
Ghulam Ahmad dengan aneka ucapannya dan ucapan pengikutnya. Bahkan
ucapan yang dinisbatkan kepada Allah swt dalam Kitab Tadzkirah Wahyu
Muqoddas, wahyu suci yang dianggap dari Allah kepada Mirza Ghulam
Ahmad:
1.Sayaquulul ?aduwwulasta mursalan. Musuh akan berkata, kamu bukanlah
(orang yang) diutus (oleh Allah). (Tadzkirah, halaman 402). Lalu perkataan
Mirza Ghulam Ahmad:
Seseorang yang tidak beriman kepadaku, ia tidak beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. (Haqiqat ul-Wahyi, hal. 163).
?Sikap orang yang sampai da?wahku kepadanya tapi ia tak mau beriman
kepadaku, maka ia kafir. (S.k. al-Fazal, 15 Januari 1935).
Basyiruddin, adik Mirza Ghulam Ahmad, berkisah: ?Di Lucknow, seseorang
menemuiku dan bertanya: ?Seperti tersiar di kalangan orang ramai, betulkah
anda mengafirkan kaum Muslimin yang tidak menganut agama Ahmadiyah??
Kujawab: ?Tak syak lagi, kami memang telah mengafirkan kalian!?
Mendengar jawabanku, orang tadi terkejut dan tercengang keheranan.?
(Anwar Khilafat, h. 92).
Ucapannya lagi: ?Barangsiapa mengingkari Ghulam Ahmad sebagai ?nabi?
dan ?rasul? Allah, sesungguhnya ia telah kufur kepada nash Quran. Kami
mengafirkan kaum Muslimin karena mereka membeda-bedakan para rasul,
mempercayai sebagian dan mengingkari sebagian lainnya. Jadi, mereka itu
kuffar!? (S.k. al-Fazal, 26 Juni 1922).
Katanya lagi: ?Setiap orang yang tidak beriman kepada Ghulam Ahmad,
maka dia kafir, keluar dari agama walaupun dia Muslim, walaupun ia sama
sekali belum mendengar nama Ghulam Ahmad?. (Ainah Shadaqat, h. 35).
Dan Basyir Ahmad meningkahi ucapan abang kandungnya: ??.. Setiap orang
yang beriman kepada Muhammad tapi tidak beriman kepada Ghulam Ahmad,
dia kafir, kafir, tak diragukan lagi kekafirannya?. (Review of Religions,No.
35; Vol. XIV, h. 110).
Lebih Berbahaya dari Bandar Narkoba

Mirza Ghulan Ahmad, selain mengaku nabi, di samping bohong, ia menulis

buku dan selebaran untuk mendukung Penjajah Inggris, dan menghapus jihad
sampai sebanyak 50 lemari.
Pantaslah kalau Rabithah Alam Islami (Liga Dunia Islam) yang berpusat di
Makkah tahun 1394 H menghukumi aliran Ahmadiyah itu kafir, bukan Islam,
dan tak boleh berhaji ke Makkah. Karena memang syarat-syarat sebagai
dajjal pendusta dalam diri Mirza pendiri Ahmadiyah ini telah nyata. Tinggal
penguasa di negeri-negeri Islam menghadapinya, dengan mencontoh Abu
Bakar ra yang telah mengerahkan 10.000 tentara untuk memerangi nabi
palsu, Musailamah Al-Kadzdzab, hingga tewas.
Karena nabi palsunya, Mirza Ghulam Ahmad, telah mati dengan dihinakan
oleh Allah Swt, maka penguasa kini tinggal melarang ajarannya,
membekukan asset-asset pendukungnya, dan membubarkan aktivitasnya.
Penguasa adalah pelindung, sebagaimana berkewajiban melindungi
masyarakat dari perusakan jasmani misalnya narkoba, perusakan mental
misalnya judi, maka perusakan aqidah, penodaan, dan pemalsuan yang
dilakukan Ahmadiyah mesti dihentikan, dilarang dan diberantas tuntas.
Membiarkannya, berarti membiarkan kriminalitas meruyak di masyarakat,
bahkan bisa diartikan mendukung rusaknya masyarakat. Padahal sudah ada
contohnya, negeri jiran, Malaysia telah melarang Ahmadiyah sejak 1975.
Sedang MUI (Majelis Ulama Indonesai) pun telah memfatwakan sesatnya
Ahmadiyah sejak 1980. Forum Ukhuwah Islamiyah terdiri dari sejumlah
Ormas Islam telah mengajukan suratke kejaksaan Agung untuk dilarangnya
aliran sesat Ahmadiyah, September 1994.Permohonan yang sama juga
dilakukan oleh LPPI pada tahun 1994. Larangan Ahmadiyah oleh beberapa
Kejaksaan Negeri (Subang 1976, Selong Lombok Timur 1983, Sungai Penuh
1989, dan Tarakan 1989) serta larangan Ahmadiyah oleh Kejaksaan Tinggi
Sumatera Utara 1984. Jaksa Agung masih menunggu apa lagi? (Abu Qori)

Sumber :
http://www.opensubscriber.com/message/urangsunda@yahoogroups.com/1798786.html

Sudah sering kan mendengar tentang Ahmadiyah ini. Sering kali kita lihat bentrokan di sana-sini sesama umat islam sendiri. Seringnya terjadi benturan ini menimbulkan banyak pertanyaan.

Kenapa ajaran Ahmadiyah ini tidak bisa diterima oleh umat islam pada umumnya
Dimana letak kesesatan ajaran Ahmadiyah ini.

Sebelumnya, berikut ini ayat Al Qur'an yang menyatakan bahwa, nama Ahmad akan lahir dan datang sebagai Nabi Akhir zaman.
Perhatikanlah ayat Al Qur'an berikut ini, Surat Ash-Shaff ayat 6.


وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ

Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."

Berikut ini penjelasan mengenai ajaran Ahmadiyah.
Pendiri Ahmadiyah adalah Mirza Ghulam Ahmad.
Dia ini mengaku dirinya sebagai Nabi Isa as yang kedua yang kedatangannya telah diramalkan oleh Rasululah SAW di beberapa hadits. Dia juga mengaku sebagai nabi yang datang setelah Nabi Muhammad SAW, tetapi tidak membawa syariat, dipercaya oleh golongan Ahmadiyah Qadiani.
Belum cukup segitu, dia juga mengaku sebagai Imam Mahdi, Mujadid, Khrisna dan amsih banyak pengakuan serta gelar yang ada pada seorang Mirza Ghulam Ahmad.

Ahmadiyah Terusir dari Negara Asalnya.
Ajaran Ahmadiyah sangat bertentangan dengan ajaran Islam, bahkan mereka telah terusir dari negeri asal mereka, yaitu negara India dan Pakistan.
Pada tahun 1974, ulama Islam dari 124 negara mengadakan pertemuan di Makkah Al-Mukarramah yang disponsori oleh Rabithah Al-Alam Al-Islami.

Dalam pertemuan itu dicapai kesepakatan bahwa Mirza Ghulam Ahmad Qadiani dan pengikut-pengikutnya adalah ingkar, kafir dan murtad dari Islam.



Fatwa MUI.
Pada tahun 1980, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah aliran sesat dan menyesatkan. Akan tetapi gerakan Ahmadiyah masih tetap saja berdiri.

Ahmadiyah terpecah menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Ahmadiyah Qadiani.
Yaitu yang mempercayai kenabian Mirza Ghulam Ahmad.
2. Ahmadiyah Lahore.
Yaitu yang tidak mengakui kenabian Mirza tetapi mempercayai berbagai pengakuan Mirza dan lainnya.

Pusat Ahmadiyah.
Ahmadiyah Qadiani berpusat di London, Inggris.
Mereka memiliki stasiun radio, website dan stasiun televisi yang dinamakan MTA (Muslim Television Ahmadiyya) yang menggunakan beberapa bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Markas Ahmadiyah di Indonesia.
Sedangkan markas Ahmadiyah di Indonesia berada di Parung, Bogor.
Mereka memiliki kampus yang dinamakan kampus MUBARAK untuk mencetak kader mubaligh Ahmadiyah.

Sasaran Ahmadiyah.
Sasaran mereka adalah mempengaruhi orang islam yang kurang pengetahuannya tentang islam. Kebanyakan yang dipengaruhi adalah para petani, nelayan dan orang-orang yang tidak pernah mendengar tentang Ahmadiyah.

Mereka telah berhasil mengubah beberapa desa di Jawa Barat menjadi pengikut Ahmadiyah.
Salah satu strategi mereka untuk menambah jumlah pengikutnya adalah dengan cara:
1. Melarang shalat dibelakang imam orang Islam yang lain.
2. Melarang kepada orang tua untuk menikahkan anak gadisnya dengan orang yang selain Ahmadiyah.
3. Menganjurkan menikahkan putranya dengan gadis diluar Ahmadiyah dengan syarat mengajak ke Ahmadiyah.
4. Para pendakwah sering kali mengelak dan berkilah dari konsep kenabian Mirza.

Adapun para pengikut Rasululah SAW, kita semua, yang merasa mendengar atau mengetahui dakwah yang memiliki ciri tersebut di atas, sebaiknya dipikir masak-masak, karena bisa jadi para mubaligh Ahmadiyah sedang mencari pengikut.

Sebagai Renungan.
Kalau dari Ayat tersebut di atas, saat itu Nabi Isa as memberikan kabar gembira bahwa Rasul setelahnya bernama Ahmad, Ahmad disini ya Nabi Muhammad SAW. Rasul terakhir untuk umat manusia.

Cirinya juga persis yang dikatakan Nabi Isa as, yaitu setiap Nabi Muhammad memberi keterangan nyata, mukjizat dan bukti lain, orang-orang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengerjakan sihir.

Tetaplah pada kalimat Syahadat berikut ini:
اَسْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ الله
وَاَسْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدَ رَّسُلُ الله

Wallahu A'lam.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget