Articles by "Polhukam"

Jika Ada Korupsi Satu Rupiah Pun, silahkan gantung Anas di Monas ! . Apakah ucapan ini yang sangat meyakinkan , bila nantinya terbukti ada senilai dana terkorupsi disana, apakah perkataan tersebut yang digunakan untuk menutupi kesalahan yang pernah diperbuat  juga merupakan Sumpah Palsu?
Ada penjelasan yang cukup jernih dari tulisan  Ustadz Bahtiar Nasir, semoga hal ini menjadi peringatan bukan untuk yang bersangkutan, tetapi juga untuk kita semua , agar berhati hati terhadap sumpah dan kesaksian yang pernah kita ungkapkan , semoga Allah memberikan ampunan terhadap kita semua…
———–
Oleh Ustadz Bahtiar Nasir
Sumpah ghamus (sumpah palsu) adalah bersumpah atas nama Allah tentang peristiwa yang telah berlalu dengan sengaja berdusta karena ingin mendapatkan harta dengan cara yang tidak benar, misalnya berpura-pura lupa di persidangan karena takut harta orang lain atau milik negara yang ada di tangannya bakal hilang, atau bersumpah tidak kenal seseorang yang sebenarnya dia kenal, atau pernah berjumpa, tapi mengaku tidak pernah berjumpa, dan lainnya.
Dari Abdullah bin Amru  mengatakan, seorang Arab Badui menemui Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dianggap dosa-dosa besar itu?” Beliau menjawab, “Menyekutukan Allah,” “Selanjutnya apa?” “Mendurhakai orang tua dan sumpah ghamus” kami bertanya, “Apa maknaghamus?” Rasul menjawab, “Maknanya sumpah palsu, dusta, yang karena sumpahnya ia bisa menguasai harta seorang Muslim, padahal sumpahnya bohong.”
Bersumpah palsu karena ingin mendapatkann atau mempertahankan harta yang bukan haknya adalah dosa besar (minal kaba’ir). (QS Ali Imran 77). Pelaku sumpah ghamus akan disiksa di negara dan diharamkan surga untuknya walau dalam perkara sepele. “Barang siapa yang mengambil hak seorang Muslim dengan sumpahnya (yang dusta), Allah mewajibkan neraka untuknya, dan mengharamkan surga atasnya.” Ada seorang laki-laki yang bertanya, “Wahai Rasulullah, meskipun itu sesuatu yang sepele?” Beliau menjawab, “Meskipun itu hanya (mengambil) kayu siwak.” (HR Muslim).
Sumpah ghamus termasuk dalam kategori dosa besar karena kesaksian palsu merupakan suatu kejahatan besar yang mempunyai kerusakann besar dalam masyarakat. Kesaksian palsu akan menyebabkan pembunuhan, perampokan harta, dan penistaan kehormatan orang lain.
Juga akan menyebabkan menyebarnya rasa sakit hati, dendam, iri dan dengki, saling curiga, dan saling tidak mempercayai di antara anggota masyarakat, karena akan menghilangkan hak-hak orang lainn. (QS Al Baqarah 283).
Jika seseorang melakukan kesaksian palsu, berarti dia telah melakukan dosa besar yang tidak akan diampuni Allah SWT, kecuali bertobat nasuha. Dan, jika ada harta haram yang diambilnya berdasarkan kesaksian itu, dikembalikan kepada yang berhak. Wallahu a’lam.

Jakarta  – Sejumlah elemen dari kalangan LSM, tokoh masyarakat, dan mahasiswa, akan menggelar Konferensi Nasional “Indonesia Mendakwa Rezim SBY dan Parlemen” di Gedung Indonesia Menggugat, Bandung, 18 November 2012 mendatang.  
“Kami mencanangkan hari-hari ke depan sebagai hari dan bulan dakwaan, penghakiman dan pengadilan oleh rakyat untuk menghukum rezim SBY. Kami mengajak seluruh rakyat untuk bersatu dan bergerak melakukan penghakiman dan pengadilan langsung kepada Parlemen dengan membubarkan DPR, dan anggotanya yang korup untuk ditangkap dan dipenjarakan seberat-beratnya,” kata Effendi Saman dari LBH Nusantara.
Para aktivis juga menyerukan kepada seluruh rakyat untuk mengambil alih, menasionalisasikan seluruh sumber-sumber ekonomi strategis yang dikuasai asing melalui jalan revolusi.
Ada beberapa dosa-dosa besar rezim SBY dan parlemen yang didakwa sebagai bentuk pengkhianatan.  Mereka menilai SBY dan parlemen sebagai pengkhiatan nomor wahid, karena telah mengkhianati semangat sumpah pemuda, proklamasi, Pancasila dan UUD 1945. Pemerintah menjadikan  perintah IMF, World Bank, ADB, WTO, dan perintah negara maju sebagai dasar dalam membuat UU dan ebijakan ekonomi politik serta tidak lagi mendasarkan dirinya pada konstitusi.
Kedua, SBY dianggap telah menjadi antek dan “abdi dalem” nekolim yang menjual bangsa dan negara secara murah. Pemerintah telah melakukan penunjukkan Langsung (tanpa tender) Gas Tangguh Train 3 kepada British Petrolium (BP), pemerintah telah menggadaikan Migas Blok Mahakam dengan Perusahaan Total E&P, Pemerintah menjadi dalang dalam mengerdilkan Pertamina, pemerintah menghalangi renegosiasi kontrak Freeport, menghalangi divestasi Newmont.
SBY dinilai sebagai pemimpin dan elite yang tidak terhormat, karena telah mempertukarkan kekayaan negara dan kedaulatan negara demi penghargaan, puji-pujian murahan dari negara kapitalis global dan penjajah dengan mengorbankan kebutuhan dan kepentingan rakyat Indonesia.
SBY juga dinilai sebagai pemimpin yang memimpin elit para mafia yang merajalela dalam lingkaran kekuasaan, mulai mafia migas samoai dengan mafia narkoba, mafia pajak, mafia APBN, yang menjadi sumber segala penyimpangan terhadap amanat penderitaaan rakyat dan konstitusi,
Selanjutnya, SBY dinilai sebagai pemimpin dan elite pelindung, dewan kehormatan, dewan Pembina, para koruptor dalam kasus Century, kasus pajak, kasus penyelewengan APBN (Hambalang, Wisma atlit, IT KPU dll), yang menjadi sumber kemiskinan dan penderitaan rakyat. Desastian

JAKARTA - Gembong Narkoba Internasional Mairika Franola alias Ola yang diselamatkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari hukuman mati melalui grasi dengan Keppres Nomor 35/G/20122 dan ditandatangani 26 September 2011, ternyata berulah lagi sebagai pengedar Narkoba.
Pemberian grasi oleh SBY yang katanya atas dasar pertimbangan kemanusiaan, mengikuti tren berkurangnya hukuman mati dan terpidana bukan sebagai bandar justru terbukti salah besar.
“Ini terbukti bahwa asumsi pemberian grasi yang dikatakan untuk selain bandar Narkoba dianggap manusiawi justru membuktikan sebaliknya! Franola yang katanya bukan bandar dan diberi grasi justru ternyata menjadi otak penyelundupan sabu. Apalagi alasan pemberian grasi demi mengikuti tren luar negeri, itu adalah alasan konyol dan tolol karena luar negeri tidak akan peduli dengan nasib rakyat Indonesia,” kata ustadz Fauzan Al-Anshari kepada voa-islam.com, Selasa (6/11/2012).
Untuk itu SBY harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia yang telah ditipu dengan berbagai alasan pemberian grasi.
“Jadi SBY harus minta maaf kepada rakyat Indonesia yang telah ditipu dengan berbagai alasan membebaskan bandar Narkoba dari hukuman mati dan terbukti pemberian grasi tidak menjerakan, bahkan berulah lagi!,” ujar aktivis Masyarakat Peduli Syariah (MPS) tersebut.

...Jadi SBY harus minta maaf kepada rakyat Indonesia yang telah ditipu dengan berbagai alasan membebaskan bandar Narkoba dari hukuman mati
Ia pun menyampaikan bahwa solusi untuk pengedar Narkoba adalah syari’at Islam yang akan menerapkan hudud dan memberikan efek jera.
“Seharusnya para bandar Narkoba dihukum mati, para pemakainya dicambuk 40 sampai 80 kali, Jika mengulangi sampai 4 kali maka dihukum mati
Dalam surat Al Maidah ayat 90-91  Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنْصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَعَنِ الصَّلَاةِ فَهَلْ أَنْتُمْ مُنْتَهُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu),"
Kemudian dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فَاجْلِدُوهُ ثُمَّ إِذَا شَرِبَ فَاجْلِدُوهُ ثُمَّ إِذَا شَرِبَ فَاجْلِدُوهُ ثُمَّ إِذَا شَرِبَ فِي الرَّابِعَةِ فَاقْتُلُوهُ
"Barang siapa minum khamr (narkoba, miras dll.) maka deralah ia, jika mengulangi maka deralah, jika mengulangi lagi maka deralah, jika ia mengulangi yang keempat kali maka bunuhlah!” (HR. Ahmad)
Anggaran sebesar apapun untuk BNN dalam membasmi Narkoba tidak akan berhasil tanpa memberlakukan hukum Islam karena Allah yang lebih tahu tentang ciptaanNya,” jelasnya. [Ahmed Widad]

JAKARTA  - Pemberian grasi kepada gembong narkoba menuai kontroversi, pasalnya beberapa pihak menganggap narkoba adalah jenis kejahatan luar bisa dan pelakunya tidak bisa diberi ampun. Menanggapi hal itu, Ketua MK Mahfud MD menduga ada permainan mafia hingga tingkat istana terkait grasi tersebut.
"Saya menduga ada mafianya, betul apa yang dikatkan ketua Granat pak Hendri, ada orang yang sengaja bekerja untuk meringankan orang-orang yang dihukum dalam kasus narkoba," kata Mahfud MD usai seminar usai bersama IKA Universitas Islam Indonesia (UII) di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (8/11/2012).
Mahfud menduga prakik mafia itu sudah masuk ke lembaga-lembaga negara seperti Mahkamah Agung, Kejaksaan, bahkan sampai lingkungan istana. Termasuk dalam pemberian grasi yang diberikan kepada Meirika Franola.
"Saya heran, SBY yang biasanya sangat teliti bisa kecolongan. Saya kenal Pak SBY orangnya sangat teliti dan hati-hati. Pasti permainan mafianya, mafia hebat dan mafia narkoba itu memang mafia yang sangat hebat. Ada yang menghubungi hakimnya, ada yang ke MA, kejaksaan dan macam-macam dan ini sekarang sudah berpengaruh ke lingkaran istana," beber ketua IKA UII ini.
Dia sendiri tidak setuju dengan pengampunan terpidana kasus narkoba dengan jumlah besar. Hal itu dikarenakan narkoba adalah musuh utama negara dan harus diberantas.
"Dan ingat, narkoba itu kejahatan yang jauh lebih berbahaya dari korupsi, karena orang yang kecanduan narkoba itu bukan membunuh hidup, tetapi juga membunuh kehidupan," tegasnya.
...Pasti permainan mafianya, mafia hebat dan mafia narkoba itu memang mafia yang sangat hebat. Ada yang menghubungi hakimnya, ada yang ke MA, kejaksaan dan macam-macam dan ini sekarang sudah berpengaruh ke lingkaran istana
Seperti diketahui, SBY mencabut grasi terpidana narkoba, Meirika Franola alias Ola. Pengurangan hukuman dari pidana mati menjadi hukuman seumur hidup yang diterima Ola terancam dicabut karena ulahnya sendiri. Penyebabnya, Ola ternyata masih aktif mengendalikan bisnis narkoba dari balik penjara di Lapas Wanita Tangerang.
Berdasarkan laporan yang diterima dari Badan Narkotika Nasional (BNN), Ola telah melakukan pelanggaran pidana yang sama. Sehingga tidak layak untuk mendapatkan grasi atau pengampunan.
Keterlibatan Ola dalam pratik bisnis jual beli barang haram itu diketahui dari keterangan seorang kurir narkoba inisial NA yang ditangkap di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Minggu 4 November 2012. Ola diduga sebagai otak penyelundupan shabu seberat 775 gram dari India. [Widad/dtk]

JAKARTA  - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar Ksatria Salib Agung dari Kerajaan Inggris menjadi bukti Densus 88 yang memerangi umat Islam mendapat persetujuan dari SBY.
Demikian dikatakan Direktur Lembaga Kajian Politik & Syariat Islam (LKPSI) Ustadz Fauzan Al Anshari seperti dimuat oleh itoday, Sabtu (3/11).
"Gelar Ksatria Salib Agung makin memperjelas bahwa Densus 88 atas ijin SBY memerangi Islam dengan kedok membasmi teroris yakni membasmi Islam tapi banyak orang awam tidak paham," ungkap Ustadz Fauzan.
Kata Ustadz Fauzan, Densus 88 adalah kepanjangan tangan Amerika Serikat dalam perang dunia melawan teroris  yang sebenarnya terhadap para mujahidin. "Maka inilah Perang Salib baru sejak 2001," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, membasmi Islam yang paling efektif bukan dengan membakar Al Quran tetapi menangkap, mengusir, memenjarakan dan membunuh para pembela Islam.
"Di Al Quran Surat Al Mumtahanah ayat 2 dikatakan: Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. Ini sangat jelas orang-orang kafir akan menangkap para pembela Islam," ungkapnya.
Kata Ustadz Fauzan, jasa terbesar SBY sebagai Ksatria Salib Agung adalah mengijinkan Densus menangkap, menyiksa, membunuh hampir 1000 mujahid sejak Bom Bali 2002. (bilal/arrahmah.com)


Kami awali reportase ini dengan mengangkat judul di atas, yaitu "Reportase Kemarahan Ummat Islam Poso atas Kebiadaban Kepolisian RI" dimana hal ini memang begitu relitanya, karena memang Ummat Islam di Poso ini memang sudah merasa gerah, mar
ah dan jengkel atas kebiadaban Kepolisian RI selama ini.

Kaum Muslimin Poso tidak akan pernah lupa selamanya akan Pembantaian Malam Lebaran 2006, 11 Januari 2007 dan 22 Januari 2007, dimana Kepolisian RI memasukkan orang-orang luar non-Poso untuk membantai Ummat Islam di Poso, terlebih lagi mereka yang didatangkan ini adalah mayoritas dan atas arahan orang Kristen, dimana mereka masih sangat memiliki trauma yang mendalam atas Tragedi Pembantaian Ummat Islam oleh Kongkoli (Kristian) di Pondok Pesantren Wali Songo, Kilo 9, Buyung Katedo, dll.

Dan di hari Sabtu 3 November 2012, kejadian pembantaian itu terulang kembali, maka dengan berbondong-bondong seluruh kaum Muslimin di Poso Kota dan sekitarnya bahu-membahu memberikan perlawanan dan pembelaan terhadap saudaranya yang telah dibantai hari ini, dan memang terbukti di lapangan bahwa mereka yang turun di jalan-jalan dan memberikan perlawan kepada Kepolisian itu tidak hanya mereka yang sering orang mengatainya sebagai "Teroris" saja, tapi juga masyarakat pada umumnya, para pemabuk, preman-preman pasar, anak-anak sekolah, ibu-ibu, hingga anak-anak kecil.

Itulah mengapa kami mengambil judul itu, supaya Kaum Muslimin lainnya tau dan melek bahwa ternyata selama ini kita ini dibodohi dan dibuat bodoh oleh Kepolisian RI, sudah terlalu banyak luka-luka Kaum Muslimin Indonesia terhadap Kepolisian RI ini, mulai dari tilang lantas, mafia hukum, korupsi, hingga pembantaian, baik itu terhadap mahasiswa, mujahidin maupun masyarakat muslim secara umum. Oleh karenanya, inilah saatnya kita bangkit atas nama Dien ini, atas nama Dienul Islam ini, mari kita BANGKIT melawan KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA, Sang Penindas, Sang Penjajah dan kaki tangannya Amerika dan sekutunya, musuh Ummat Islam sedunia...!!!

Kemudian, kami akan paparkan kejadian yang terjadi hari Sabtu 3 November 2012 di Poso Kota, khususnya di Desa Kayamanya dan sekitarnya.

Shubuh di hari Sabtu 3 November 2012 di masjid Muhammadiyah Al-Muhajirin Kayamanya Poso Kota juga sebagaimana hari-hari biasanya, Ustadz Yasin fakkallahu asroh wa ro'aahu dan Akhuna Kholid rahimahullah wa taqobbalah sholat shubuh berjamaah sebagaimana biasanya.

Tiba-tiba pada pukul 06.00 WITA tepat, terdengar rentetan tembakan dari arah masjid Al-Muhajirin, semua masyarakat terkaget-kaget mendengarnya, ada apakah gerangan yang terjadi...???

Masyarakat pun mulai saling bertanya-tanya tentang perihal kejadian, hingga terdengarlah kabar bahwa Ust. Yasin sebagai salah seorang Ustadz yang cukup disegani di Kota Poso oleh semua kalangan ditangkap Aparat Densus 88 dan juga terdengar kabar bahwa beliau sempat ditembak saat beliau sudah dibawa masuk ke dalam Mobil Densus.

Mulailah timbul kemarahan masyarakat Poso, khususnya di sekitar masjid Al-Muhajirin Kayamanya Poso Kota, dan mulai bersitegang terhadap Aparat yang mengadakan penangkapan dengan melempari mereka dengan batu-batu sambil meneriaki mereka dengan kata-kata penghinaan atas mereka. Tapi sepertinya, hal itu tidak diperdulikan oleh Aparat, makanya kemudian masyarakat yang memang memiliki "Lontong" (istilah untuk Bom Pipa yang dibakar dengan daya ledak High Explosive) untuk jaga-jaga, segera membakar dan melemparnya ke arah Pasukan Dajjal tersebut, dan larilah mereka terbirit-birit.

Setelah Aparat lari dari TKP, mulailah masyarakat mendekat dan mengecek apa yang telah terjadi, dan ternyata memang bahwa Ust. Yasin telah diculik oleh Densus 88 dan dimasukkan mobil kemudian ditembak di dalam mobil saat dalam keadaan tak berdaya. Juga bahwa Akhuna Kholid taqobbalahullah yang rumahnya berada di belakang rumah Ust. Yasin, juga ditangkap dan dibunuh secara sadis oleh Para Thoghut tersebut.

Bertambah marah lah para masyarakat, hingga kemudian mereka mulai sidikit demi sedikit bergerak ke arah Jalan Pulau Irian Jaya hingga sampai di dekat Bundaran Pasar Central, tepatnya di depan Bank Syariah Mandiri Poso Kota, disitulah kemudian masyarakat muslim memukul tiang listrik di beberapa tempat berkali-kali untuk mengajak masyarakat lainnya untuk ikut serta dalam pembelaan ini.

Setelah sempat bersitegang dengan Aparat di tempat tersebut, khususnya dengan Si Banci Yonce sebagai Anggota Densus 88 yang bertugas di Poso, masyarakat pun mundur setelah di desak oleh Aparat hingga kembali ke Masjid Al-Muhajirin. Setelah blokade terhadap jalan yang mengarah ke Masjid Al-Muhajirin Kayamanya tidak dijaga lagi oleh Aparat, sekitar pukul 08.00 WITA datanglah berduyun-duyun masyarakat muslim lainnya dari desa-desa sekitar di Poso Kota, seperti Gebang Rejo, Lawanga, Bonesompe, Moengko dan yang lainnya, mereka semua berkumpul di Masjid Al-Muhajirin Kayamanya yang letaknya memang tepat di depan TKP penangkapan.

Di situlah kemudian disusunlah rencana-rencana untuk mengadakan pembelaan terhadap Ummat Islam yang didzolimi dan dibantai oleh keparat-keparat yang suka mengacau Keamanan di Nusantara ini. Di situ juga lampiasan kemarahan diarahkan kepada salah satu Wartawan Metro TV, dimana sebelumnya Metro TV telah menyiarkan pemberitaan yang sangat menusuk hati kaum Muslimin yang telah mengabarkan bahwa bahwa saat penangkapan terjadi tembak-menembak, sungguh sangat menyakitkan sekali berita dusta itu, saat ada kaum muslimin yang ditembak kemudian tersungkur dan kemudian diberondong lagi kepalanya dalam jarak dekat, hingga terpancarlah isi kepala hingga ke atap dan darahnya pun menggenang di pasir-pasir di halaman Sekolah SD 27 Poso, mereka berani-beraninya mengatakan adanya tembak-menembak.

Sungguh sangat biadab polisi negeri ini dan sangat sangat tak berperikemanusiaan. Dimana kalian wahai para pengusung HAM...??? Dimana kalian wahai para pengusung pri-kemanusiaan...???

Masyakarat juga sempat menangkap intel-intel bersenjata yang mencoba untuk masuk ke area Masjid Al-Muhajirin, tapi kemudian cuma diusir saja karena ternyata mereka dari Intel TNI. Hal ini juga menjadi peringatan kepada TNI, jangan sekali-kali mereka membela Kepolisian dalam kegiatan mereka memerangi Ummat Islam dan Mujahidin, karena jika mereka ikut turut serta membantu dan kemudian mereka pulang tanpa kepala, maka jangan salahkan kami, kami sudah sangat sering membiarkan intel-intel TNI berkeliaran di sekitar kami, tapi nanti kalau kalian sudah sudah mulai berkianat terhadap kami, maka kami pun juga tak akan tinggal diam.

Pada pukul 09.00 WITA diutuslah rombongan ibu-ibu bersama keluarga dari Akhuna Kholid untuk mendatangi Mapolres Poso dan mendesak untuk segera memulangkan jenazah Kholid yang telah mereka bantai pagi ini, akan tetapi ternyata pihak kepolisian pun masih bersikeras untuk tetap membawa jenazah tersebut ke Jakarta yang sebelumnya telah diterbangkan ke Palu, hingga akhirnya sekitar pukul 11.00 WITA datanglah para kaum lelaki menuju Mapolres Poso untuk ikut mendesak pemulangan jenazah tersebut, dan pulanglah ibu-ibu kembali ke rumah. Akan tetapi hal ini justru membuat Keparat semakin represif dalam menangani massa, hingga masyarakat pun semakin tambah marah dan berusaha membakar apa saja di Jalan Utama Pulau Sulawesi hingga akhirnya ketika sekitar pukul 12.00 WITA, sebagian massa kembali ke masjid untuk Sholat Dzuhur berjama'ah, akan tetapi hal ini justru dimanfaatkan Polisi untuk memukul mundur massa.

Setelah Sholat Dzuhur, ternyata keparat-keparat itu sudah mulai memblokade Jalan Pulau Sabang yang mengarah ke Masjid Al-Muhajirin, maka akhirnya masyarakat pun terpancing kembali Kemarahan mereka yang telah reda sejenak dengan menunaikan Sholat Dzuhur berjamaah untuk kembali menghadang Polisi di Simpang 3 Pulau Sabang dan Pulau Nias, tepatnya di Masjid Riyadh Kayamanya sembari mengucapkan Takbir dan memukul-pukul tiang listrik yang ada. Akan tetapi sangat terlihat sekali kesombongan dan keangkuhan dari keparat-keparat keamanan itu, apalagi kini mereka di-support oleh teman-teman elit mereka dari luar Poso hingga memuncaklah arogansi mereka dan bertambah brutal dalam menangani massa.

Sebenarnya masyarakat Poso sudah sangat sabar-sabar sekali untuk tidak mengeluarkan lontong-lontong mereka dari penyimpanan mereka, akan tetapi saat masyarakat sudah terkumpul di ujung Pulau Nias tersebut, justru mereka disambut oleh suara tembakan beruntun yang sangat keras sekali suaranya serta dalam intensitas waktu yang cukup lama yang diperkirakan ribuan amunisi terhambur begitu saja hanya sebagai ajang unjuk gigi mereka. Akan tetapi hal itu justru membuat masyarakat yang pada awalnya sudah marah, ditambahi marah lagi dan terus diprovokasi oleh Kepolisian yang Angkuh itu sendiri hingga makin meluap-luaplah kemarahan Masyarakat Muslim Poso terhadap Kepolisian RI atas tingkah laku mereka yang notabenenya adalah pendatang dari luar Poso malah justru semakin menambah ribut dan kacau situasi Kota Poso, sebagaimana yang dahulu pernah terjadi tahun 2006-2007 dimana polisi-polisi pendatang BKO Kelapa Dua memasuki Poso dengan kebencian dan keluar Poso dengan meninggalkan ratusan gadis-gadis Poso yang telah mereka hamili. Wallahul Musta'aan...!!!!

Dan kemudian terjadilah pelemparan-pelemparan lontong ke arah Polisi, hingga Polisi pun semakin menghambur-hamburkan amunisi mereka (lantaran mereka sepertinya juga semakin depresi karena tidak bisa memenangkan perang mereka di Gunung Tamanjeka) dan menembaki kubah Masjid Riyadh serta menangkapi sekitar 9 warga yang kebetulan berada dalam Masjid tersebut dan menginjak-injak masjid dengan sepatu laras mereka serta menggeledah apa yang ada di dalamnya, termasuk menaiki atap masjid. Betapa sangat tampak sekali profil Kepolisian Republik Indonesia yang begitu sangat memusuhi Ummat Islam dan ingin menghinakan simbol-simbol Keislaman di Negeri ini, setelah sebelumnya juga Presiden SBY menerima Penghormatan sebagai Ksatria Salib Agung oleh Ratu Elisabeth Inggris. Apakah kalian Ummat Islam sudah tahu hal ini...??? Camkan hal itu baik-baik...!!!

Di simpang 3 itulah masyarakat Muslim Poso terbagi 2 kelompok, sebagian mundur ke jalan Pulau Nias dan sebagian lainnya mundur masih di jalan Pulau Sabang.

Yang mundur ke jalan Pulau Nias, keparat-keparat itu hanya berani maju tak lebih sekitar 50 meter saja dari simpang 3 dan ketegangan berangsur-angsur mereda sekitar pukul 15.00 WITA ketika tiba waktu Sholat Ashar.

Akan tetapi yang mundur di jalan Pulan Sabang (sebagai jalan utama Trans Sulawesi), mereka terus didesak mundur dengan sombong dan angkuhnya oleh keparat-keparat Thoghut itu sampai di sekitar Dealer Hadji Kalla atau sekitar 3 kilometer dari Pusat Kota Poso hanya untuk unjuk kebolehan mereka dengan menggunakan Mobil Baracuda mereka, dan hal itu terus berlangsung hingga sekitar pukul 17.00 WITA dengan terus menghambur-hamburkan tembakan-tembakan peluru tajam ke arah massa.

Jadi kalau ada yang bertanya, siapa yang membikin Kota Poso Lumpuh...???

Jawabannya adalah POLISI dengan segala kesombongan dan keangkuhan mereka.

Kalau memang hanya untuk menenangkan masyarakat, tentunya sebelum dzuhur semua sudah bisa terkendali, akan tetapi karena Keangkuhan mereka lah dan sikap ngotot mereka untuk tetap ingin membawa jenazah Akhuna Kholid untuk dibawa ke Jakarta, hal inilah yang semakin membuat runcing permasalahan, ditambah lagi sikap-sikap arogansi Polisi di lapangan yang seolah-olah stress dan ingin unjuk kebolehan terhadap masyarakat bahwa mereka itu "Kuat", karena sebelumnya telah kita lihat bersama bahwa Polisi sama sekali tidak berani mendekati Tamanjeka dan menyerahkan urusan itu kepada TNI, akan tetapi saat di media mereka terus dibuat malu karena tidak mampu menyelesaikan kasus Tamanjeka, maka mereka pun coba-coba memberanikan diri menanganinya, walhasil beberapa personel mereka melayang. Itulah balasan dan hadiah bagi orang-orang yang sombong dan angkuh...!!!

Ketahuilah, Allah Ta'ala tidak akan pernah tidur dan tinggal diam, apalagi terhadap orang-orang yang memusuhi Dien-Nya dan para pemeluk Dien-Nya.

Di sini timbul sebuah pertanyaan, ada apakah gerangan hingga mereka ngotot untuk membawa jenazah ke Jakarta dan mempertahankan mati-matian keinginan mereka ini...??? Silahkan di jawab sendiri.

Pasca ketegangan antara kepolisian dan masyarakat yang menjadikan Kota Poso lumpuh selama beberapa jam, timbullah inisiatif dari dari masyarakat, tokoh agama, anggota DPRD untuk mendesak Kepolisian untuk segera mengembalikan Jenazah Akhuna Kholid ke pihak keluarga untuk tidak menimbulkan kericuhan lebih luas.

Kepolisian yang tadi nya sangat ngotot sekali mempertahankan mati-matian keinginan mereka membawa jenazah ke Jakarta walaupun sudah didesak oleh pihak keluarga dan masyarakat, setelah pedebatan yang cukup alot dan didesak oleh yokoh-tokoh Agama, Anggota Dewan yang pihak-pihak lain (termasuk semua pengguna jalan yang merasa terganggu perjalanan mereka juga menyuarakan hal tersebut), akhirnya pihak Kepolisian mengabulkan keinginan pihak keluarga untuk mengembalikan jenazah ke pihak keluarga, dan pada pukul 15.00 WITA itu juga jenazah berangkat menuju Poso dengan perjalanan darat, padahal sebelumnya naik pesawat terbang lhooo...!!! Aneh kan...??? Berangkat ke Palu seolah-olah seperti orang kaya punya banyak uang hingga untuk 1 Jenazah dengan jarak dekat saja mereka rela mengantarnya pake pesawat, tapi saat memulangkan kok seolah-olah tiba-tiba apes, kayak orang habis bangkrut saja.

Wa makaruu wa makarallah, wallahu khoirul maakirin

Maka, klaim Mabes Polri yang mengatakan bahwa sesungguhnya pihak Kepolisian telah mengajak dan merangkul masyarakat, tokoh-tokoh Agama, Anggota Dewan dan lainnya untuk membahas situasi Kota Poso hari Sabtu kemarin adalah sungguh klaimnya orang gila semata, karena justru mereka lah yang sebenarnya sangat egois yang tidak mau kepentingannya dicampuri oleh pihak-pihak lain, dan dengan kekuatan yang mereka miliki mereka halalkan segala cara untuk mewujudkan kehendak-kehendak yang mereka inginan.

Sungguh betapa bejat dan nistanya Kepolisian Republik Indonesia ini, sampai-sampai pasca adanya ketegangan di sepanjang jalan Pulau Nias dari Kayamanya hingga Moengko yang mengakibatkan banyaknya sampah-sampah di sepanjang jalan tersebut, baik itu batu-batu, kayu ataupun benda-benda besar lainnya yang memadati jalan tersebut, maka dengan sigapnya TNI membersihkan itu semua setelah semuanya mereda, masyarakat pun tahu dan melihat itu semua. Akan tetapi, yang Penulis tidak habis pikir, sampai hal yang sekecil itupun, itu juga di klaim oleh Pihak Kepolisian RI bahwa mereka lah yang membersihkannya, coba saja baca di Media Massa, dan tidak sedikitpun menyebut TNI. Masya Allah...!!! Geleng-geleng kepala saya memikirkan hal ini semua.

Begitu juga saat penemuan mayat Polisi, semua orang tahu kan kalau yang menemukan pertama adalah TNI...??? Tapi mengapa kok yang naik pangkat diduga sukses menemukan mayat Busuk itu adalah Polisi, bukan TNI...???

Memang, penjahat itu tetaplah penjahat, walaupun ia berbaju seorang Seorang Ustadz, seperti Si Botak Rafly Amar yang menjadi Ustadz di sebuah pertemuan HTI, atau juga Si Anton Bahrul Alam yang diagung-agungkan memajukan Dakwah Jamaah Tabligh di kalangan Kepolisian. Tapi tetap saja, penjahat tetaplah penjahat...!!! Apalagi si Timur Pradopo, waaah, itu sudah dedengkotnya, bukankah ia turut serta juga dalam Pasukannya SBY yang memberikan dukungan terhadap Pasukan Serbia saat mereka membantai dan genosida terhadap Kaum Muslimin Bosnia...???

Sungguh, darah-darah kaum Muslimin mengalir dalam tangan-tangan mereka...!!!

Alhamdulillah dengan idzin Allah, ketegangan hari itu berangsur-angsur mereda di sore hari, dan tepat setelah sholat maghrib, datanglah Ambulance yang membawa jenazah Akhuna Kholid taqobbalahullah dan disambut pekikan Takbirrr, Allahu Akbar...!!!

Setelah diperiksa, ditemukan beberapa luka jahitan bekas tembakan, diantaranya di dada sebelah kanan dan kiri hingga tembus ke belakang, luka tembak pada lutut hingga menjadi bengkok sebelah kanannya, luka jahit di puncak dan kepala belakang yang diduga akibat berondongan tembakan jarak sangat dekat hingga menembus ke dagu sebelah kanannya, adapun antara perut hingga lutut tidak diperiksa, dan yang menjadi kebiasaan jenazah Mujahidin yang ditawan oleh pihak Kepolisian adalah selalu ada luka jahit yang sangat panjang, mulai dari pangkal leher hingga ke perut sekitar 40 cm, akan tetapi yang menjadi sebuah keajaiban dan membuat haru para pelayat adalah darahnya yang masih terus menetes walaupun sudah diganti kain kafannya dan wajahnya yang menampakkan Senyuman orang yang sedang tidur.

Subhanallah... Allahu Akbar...!!!

Dan benarlah firman Allah Ta'ala dimana sesungguhnya orang terbunuh di jalan Allah itu tidaklah mati, tapi mereka tetap hidup dan masih diberikan rizki oleh Allah dan posisi mereka dalam keadaan gembira.

Sebuah mimpi yang selalu diceritakan oleh Akhuna Kholid taqobbalahullah kepada teman-temannya bahwa ia pernah bermimpi melihat bulan yang terbelah menjadi dua, di situ ada sebuah pintu yang memancarkan keindahan yang sangat yang belum ia lihat keindahan itu sebelumnya. Subhanallah...!!!

Saat jenazah Akhuna Kholid tiba di Poso, Kota Poso seakan-akan menangis dan tiba-tiba turunlah hujan yang sangat deras mengguyur Kota Poso, sebuah hujan Sakinah/ketenangan bagi orang-orang yang beriman yang telah mempersembahkan salah satu Ummatnya dalam membela Dienullah dan melawan kedzoliman serta keangkuhan thoghut-thoghut durjana yang rela melakukan apa saja demi imbalan dunia yang sangat sedikit yang mereka dapatkan.

Setelah hujan tersebut agak reda dan cuma gerimis-gerimis kecil, malam itu juga sekitar pukul 20.30 WITA, jenazah Akhuna Kholid taqobbalahullah dikebumikan di pemakaman yang ada di Desa Kayamanya dan diringi oleh pekikan-pekikan Takbir para pelayat yang mengiringinya.

Keesokan harinya, salah seorang teman dekat Akhuna Kholid taqobbalahullah bercerita bahwa ia bermimpi dalam tidurnya melihat Akhuna Kholid bangun dari tidurnya dengan kondisi luka persis sebagaimana yang disebutkan di atas dan menggerakkan badannya sebagaimana seperti orang yang bangun tidur, temannya ini pun terkejut dan menanyakan, "mengapa kok kamu bangun?", "lha memang kenapa, saya tidak apa-apa kok", jawab Kholid, temannya ini pun bergumam, wah ini Kholid mati bo'ong-bo'ongan ini. Demikian cerita singkat dari teman beliau dengan sedikit perubahan tanpa merubah isinya.

Masya Allah... Subhanallah...

Banyak sekali Ibroh, Hikmah dan Karomah yang terjadi di Hari Sabtu 3 November 2012 di Kota Poso ini, tentunya bagi mereka yang mau mengamati dan merenungkannya. Dan insya Allah Gerakan Masyarakat Muslim dan Persatuan Ummat Islam khususnya yang berada di Kota Poso ini menjadi pertanda dan awal kemenangan dan Tamkin di Nusantara ini bi idznillah.

Takbirrr... Allahu Akbar...

Tak lupa untuk selalu mendoakan Para Mujahidin di manapun mereka berada, khususnya yang berada di Nusantara ini, karena sebagaimana telah diulang-ulang bahwa kemenangan Mujahidin adalah masa depan Kaum Muslimin dan kekalahannya ada mimpi buruk Ummat Islam, karena merekalah Pengawal Inti dari keberlangsungan Ummat Islam yang siap menjaga dan membela Kaum Muslimin dari serangan-serangan dan tipu daya orang-orang kafir yang selalu berupaya untuk merongrong eksistensi Ummat ini.


Poso,
4 November 2012, 11:49 WITA

POSO-Laknat! Kata itu yang hanya pantas untuk Densus 88. Tidak hanya mendzolimi umat Islam dan kaum Muslimin, khususnya Mujahidin, Densus 88 juga memperlakukan jezanah Asy-Syahid Kholid dengan perlakuan keji yakni merobek dada hingga perut pemuda Muslim yang taat, Jum’at (02/11/2012) di Poso, Sulawesi Tengah. Umat Islam harus membela dan membalasnya. Allahu Akbar!  

Sebagaimana dikabarkan oleh sumber-sumber Al-Mustaqbal.net, jenazah Asy-Syahid insya Alloh Kholid ketika tiba dirumah, dalam kondisi telah diambil sebagian organ tubuhnya oleh aparat, dan pihak keluarga tidak menerima dan sedang melakukan protes ke pihak kepolisian setempat.

Selain itu, juga terdapat bekas tembakan yang disinyalir dari jarak dekat karena terdapat lubang tembakan dari ubun-ubun kepala hingga tembus dagu.

“Ada bekas tembakan di ubun-ubun tembus di dagu, dada dibelah sampai bagian perut,” ujar seorang warga Kayamaya, Poso.

Khalid sendiri merupakan seorang pegawai negeri sipil departemen kehutanan yang sehari-harinya bertugas sebagai polisi hutan di Poso, Sulawesi Tengah.

Media-media sekuler gencar memberitakan bahwa Khalid sempat memberikan perlawanan saat dirinya hendak ditangkap oleh gerombolan Densus 88 laknatullah, meski fakta di lapangan menunjukkan bahwa Khalid tidak melakukan perlawanan sama sekali.

Bahkan seorang warga Poso, Sulawesi Tengah, yang menyaksikan kronologi penangkapan dan penembakan Khalid mengatakan bahwa Khalid ditangkap sesaat setelah melakukan shalat subuh secara berjamaah di Masjid Al-Muhajirin.

Lebih lanjut saksi mata mengungkapkan bahwa Khalid sempat dilepaskan oleh Densus 88 untuk beberapa saat kemudian dirinya ditembak pada kakinya oleh Densus 88 laknatullah.

Sesaat setelah terjatuh, seorang anggota Densus 88 laknatullah mendekati Khalid dan menembak ubun-ubunnya dari jarak dekat.

“Setelah ditangkap, Khalid disuruh jalan kemudian ditembak kakinya, setelah jatuh, polisi menembak kepala Khalid,” ujar seorang warga yang menyaksikan kronologi penembakan Khalid.

Jenazah Khalid sendiri sempat dimaling oleh Densus 88 laknatullah, bahkan dikabarkan telah tiba di bandara Palu, namun pada Sabtu (03/11) petang telah dipulangkan ke rumah duka di desa Kayamaya, Poso, Sulawesi Tengah.


Sementara itu, kabar terakhir yang baru, kondisi Ustadz Yasin yang saat penangkapan dalam keadaan baik, sekarang dalam keadaan kaki luka tertembak dan keadaannya koma.


Demikianlah kekejaman Densus 88 laknatullah alaihim yang terus saja terjadi berulang-ulang. Kepada semua ikhwan ataupun akhwat yang peduli kepada saudara-saudaranya seiman yang telah di dzalimi aparat-aparat thogut laknatulloh, kami serukan untuk melakukan pembelaan kepada saudara-saudara kita, sampaikan kepada seluruh masyarakat bahwa telah terjadi penganiayaan dan penyiksaan terhadap saudara-saudara seiman di tanah Poso.

Begitu pula kami serukan kepada para tokoh dan pemimpin umat dimana pembelaan kita kepada saudara-saudara kita, demikian himbauan seorang ikhwan melalui akun Fbnya. Allahu Akbar!

Sumber : diolah dari berbagai sumber

Gila ni Densus 88 ustadz yang baru pulang shalat subuh di tangkap,di seret kemudian kepalanya di dor..

Kalau begini apa bedanya antara Densus 88 Dengan PKI

Bubarkan Densus 88 atau generasi penerus akan terus mengincar nyawa para keluarga anggota densus 88.
POSO  - Tindakan arogan Densus 88 yang menangkap ustadz Yasin dan membunuh Khalid pada Sabtu (03/11/2012) pukul 05.30 WITA memicu amarah warga Muslim Poso.
Kronologis dari kemarahan warga terhadap aparat yang bertindak arogan diawali dari penangkapan dan pembunuhan pagi itu terjadi di Jalan Pulau Sabang Desa Kayamanya Kota Poso. Penangkapan tersebut disaksikan warga dan tanpa perlawanan apalagi baku tembak ataupun  pelemparan granat oleh korban  seperti yang diberitakan oleh sejumlah media.
Buntut dari penembakan Densus 88 yang saat itu baru pulang shalat shubuh dan tidak melawan sama sekali akhirnya membuat warga Poso marah.
Keadaan Kota Poso semakin memanas setelah keluarga Khalid, korban pembunuhan Densus 88 mendatangi Polres Poso meminta agar jenazah Khalid dikembalikan supaya bisa segera dimakamkan.
Awalnya pihak Polisi melalui Kapolres Poso AKBP Eko Santoso bersikeras tidak mau menyerahkan jenazah Khalid dengan alasan akan dibawa ke Jakarta dan jenazah sekarang sudah berada di Palu. Namun setelah beberapa tokoh masyarakat muslim Poso mendatangi Polres akhirnya pihak Polisi berjanji akan mengembalikan jenazah Khalid ke keluarganya.
Suasana kota Poso memanas ketika selesai shalat dzuhur berjama'ah di masjid Muhajirin warga dihadang oleh Brimob di jalan Pulau  Sabang Kayamanya. Keadaan semakin tidak terkendali sampai kemudian terjadi baku lempar antara warga dengan aparat Brimob di pertigaan Kayamanya Jalan Pulau Bangka.
Menghadapi warga yang marah dan melempari aparat dengan batu, aparat Brimob membalas dengan menembakkan gas air mata. Bahkan untuk menghadapi massa tersebut, pasukan Brimob melengkapi pertahanannya dengan dua buah kendaraan Baracuda.
"Brimob menggunakan dua buah baracuda dan gas air mata," ujar Yanto, salah seorang warga Poso, kepada voa-islam.com, Sabtu (3/11/2012).
Akibat bentrokkan warga melawan Polisi keadaan kota Poso lumpuh total. Toko-toko, perkantoran dan pusat perbelanjaan tutup menghentikan kegiatannya. Kondisi Poso yang semakin memanas hingga siang tadi belum ada tanda-tanda akan mereda.
Sementara itu dari informasi yang diperoleh, jenazah Khalid korban pembunuhan oleh Densus 88 sedang dalam perjalanan dari Palu menuju Poso untuk dikembalikan kepada keluarganya. [AF]
 Sumber : VOA

M Fachry untuk Al-Mustaqbal.net

JAKARTA-Kini sudah saatnya umat Islam di negeri ini membuka lebar-lebar matanya terhadap apa yang dilakukan Densus 88 yang selalu mendzolimi umat Islam, khususnya para aktivis Islam. Kali ini kedzoliman Densus 88, kaki tangan AS dan Australia, ini menimpa saudara Muslim kita, Akhi Nanto, Aktivis Masjid yang dicokok Densus 88 saat membagikan hewan qurban. Dzolim!

Akhi Nandi atau Sunardi Sofyan, saudara kembar Akhi Nanto menceritakan kronologis penangkapan adiknya, pada hari Sabtu (27/10/2012) sebagai berikut :

“Saya keluar Gang Kebon Kacang 14 menuju Kebon Kacang 9 itu mau bagikan daging qurban untuk abang saya yang nunggu di mobil, terus adik saya (Sunarto) ditangkap. Saya minta surat penangkapannya tidak dikasih tapi mereka bilang resmi. Terus tim Gegana masuk ke rumah, padahal di rumah ini lagi banyak orang. Keluarga besar saya lagi pada kumpul, karena ketika Idul Adha kita motong 48 ekor sapi, jadi ramai,” ujar Nandi, sapaan akrabnya, saat dihubungi voa-islam.com, Ahad (28/10/2012).

Ia melanjutkan bahwa tanpa didampingi RT/RW setempat tim gegana dengan seenaknya menggeledah rumah. “Tim gegana itu masuk sendiri, tidak ada pendamping dari RT. Atau RW. Dari pihak keluarga saya protes. Tapi ketika diperiksa sampai ke belakang alhamdulillah tidak ada apa-apa,” sambungnya.

Nandi juga membantah pemberitaan sejumlah media yang mengungkapkan bahwa ditemukan benda berbahaya ataupun bahan pembuat bom di dalam tas ransel milik Nanto yang berada di rumahnya.

“Gegana masuk ke kamar ibu saya, disitu ada tasnya Nanto (Sunarto), tim Gegana minta supaya disuruh buka tas itu. Isinya cuma laptop, charger sama obat asamanya si Nanto. Terus tas itu di bawa ke depan pintu. Tapi yang berkembang di Kebon Kacang itu kan katanya ada bom juga, itu fitnah keji namanya. Kalau ada bom kenapa ditaruh di depan pintu? Kalau memang ada bom harusnya disterilkan dulu dong, radius berapa meter gitu,” jelasnya.

Hal yang sama juga ia ungkapkan bahwa di tempat lain yakni di kontrakan Nanto juga sama sekali tak ada barang bukti berupa bahan berbahaya atau bom yang dimiliki oleh Nanto.

“Setelah tidak ada barang bukti, police line dicabut. Ketika saya mau ke Mako Brimob Kelapa Dua Depok untuk melihat adik saya, ketemu dengan teman-teman polisi dari Polsek Tanah Abang 715 terus diajak ke Polsek Palmerah, katanya Nanto belum dibawa ke Mako Brimob dan masih di Polsek Palmerah.

Ternyata di Polsek Palmerah itu tidak ada, ujung-ujungnya saya dibawa ke kontrakannya si Nanto, tapi bukan di Rumah Herman dan David. Di rumah kontrakan Nanto itu pun steril tidak ada apa-apa, police line pun juga dicabut,” bebernya.

Dari penangkapan Nanto yang sama sekali tak ditemukan barang bukti tersebut, pihak keluarga telah melaporkannya kepada TPM. Rencananya hari Senin (29/10/2012) TPM bersama keluarga korban penangkapan Densus 88 akan menggelar konferensi pers di Jl Pinang I no 9 Pondok Labu Jakarta Selatan.

“Kami sudah telepon pak Michdan dari Tim Pengacara Muslim (TPM), alhamdulillah terhubung dan hari Senin (29/10/2012) insya Allah kami akan ke kantor beliau,” imbuhnya.

Demikianlah kedzoliman Densus 88 kepada saudara kita Akhi Nanto, dan sudah saatnya seluruh kaum Muslimin membela beliau. Allahu Akbar!

Sumber : diolah dari voa-islam.com

Jakarta – : TEKAD perang melawan narkoba terus dikobarkan oleh para pemangku kepentingan di negeri ini. Namun, peredaran narkoba tidak juga kunjung surut. Bahkan, temuan demi temuan modus baru peredaran narkoba hadir seolah tidak ada yang membendung. Penjara yang mestinya memberikan efek jera, malah menjadi tempat nyaman bagi transaksi zat perusak dan pembunuh itu.
Orang bilang Indonesia adalah surga dunia. Sialnya, Indonesia juga menjadi surga bagi gembong narkoba. Jika di negara lain para bandar narkoba dihukum gantung, maka di negeri ini, perusak generasi muda bangsa itu malah diampuni.
Simak saja yang terjadi pada Deni Setia Maharwan alias Rapi Mohammed Majid. Gembong narkoba jaringan internasional yang tertangkap dan dijatuhi hukuman mati itu, akhirnya diampuni oleh presiden.
Deni dibekuk saat berangkat dengan pesawat Cathay Pacific lewat Bandara Soekarno-Hatta, bersama dua rekan sindikatnya. Kasus Deni diputus oleh Pengadilan Negeri Tangerang tahun 2000. Saat itu PN Tangerang menjatuhkan vonis mati bagi Deni. Vonis itu bahkan dikuatkan hingga putusan kasasi MA yang dijatuhkan pada 18 April 2001. Tetapi vonis itu dimentahkan oleh presiden lewat kewewenangan memberikan grasi.
Grasi untuk Deni dikeluarkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 7/G/2012 yang mengubah hukuman Deni dari hukuman mati menjadi hukuman seumur hidup. Keputusan itu ditandatangani pada 25 Januari 2012.
Tidak hanya Deni, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga memberikan grasi kepada gembong narkoba Merika Pranola alias Ola alias Tania. Grasi Ola, yang masih satu kelompok dengan Deni, tertuang dalam Keppres Nomor 35/G/20122 yang ditandatangani 26 September 2011.
Padahal, sebelum Keppres dikeluarkan, Mahkamah Agung telah menyarankan kepada Presiden SBY untuk menolak permohonan grasi dua gembong narkoba itu. Namun, SBY tak bergeming. Ia tetap memutuskan untuk mengabulkan permohonan grasi mereka.
Mahkamah telah mempertimbangkan permohonan dari kedua terpidana mati itu, dan berpendapat bahwa permohonan tidak terdapat cukup alasan untuk dikabulkan. "Oleh karena itu, MA mengusulkan agar permohonan grasi itu ditolak," ungkap juru bicara MA, Djoko Sarwoko, di Gedung MA, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (12/10/2012) kemarin.
Namun, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, berdalih bahwa pemberian grasi tersebut dilakukan SBY atas dasar perhatiannya kepada warga negara Indonesia  yang dijatuhi vonis hukuman mati dalam kasus pidana. "Presiden juga sangat concern dengan para WNI terlibat kasus pidana, sehingga dipenjara dan dijatuhi vonis hukuman mati," ujar Julian di Bina Graha, Jakarta, Jumat (12/10/2012).
Tidak hanya kepada Deni, lanjut Julian, terhadap warga negara Indonesia yang menjadi narapidana hukuman mati di luar negeri juga diupayakan permohonan grasi oleh SBY. "Hasilnya sangat banyak WNI terpidana yang sudah diringankan hukumannya, banyak yang mendapatkan grasi atas pidana mati, pengurangan masa hukuman penjara dan dibebaskan," terang Julian.
Bukan kali ini saja presiden mengampuni para gembong narkoba. Terhitung dalam dua tahun terakhir, SBY telah memberikan grasi kepada empat narapidana kasus narkoba. Selain kepada Ola dan Deni, presiden juga pernah memberikan grasi kepada Schapelle Leigh Corby dan Peter Achim Franz Grobmann (53 tahun). Peter merupakan terpidana 5 tahun penjara atas kepemilikan ganja seberat 4,9 gram bruto atau 2,2 gram neto. Keputusan grasi yang diberikan kepada pria berkepala plontos dan bertato itu diambil pada 15 Mei 2012 di Jakarta.
Grasi kepada terpidana Peter Achim berupa pengurangan jumlah pidana selama 2 tahun. Sehingga hukuman pidana penjara yang dijatuhkan kepada terpidana dari pidana penjara selama 5 tahun menjadi pidana penjara selama 3 tahun. Atas pemberian grasi tersebut, Peter yang sudah menjalankan masa hukuman lebih dari satu tahun itu tak lama lagi bakal menghirup udara bebas.
Begitu juga Corby memperoleh remisi sebanyak 25 bulan. Dengan perhitungan sudah ditahan sejak Oktober 2004, plus pengurangan 25 bulan dari remisi dan 5 tahun dari grasi, Corby akan selesai menjalani masa tahanan pada September 2017. Ia berhak mengajukan pembebasan bersyarat jika sudah menjalani 2/3 masa hukuman, sehingga diperkirakan dia bisa bebas pada Mei 2013.
Corby adalah warga Australia yang mendapat grasi melalui Keppres Nomor 22/G Tahun 2012 yang diterbitkan 15 Mei 2012. Sedangkan Grobmann adalah terpidana kasus narkoba asal Jerman, yang dihadiahi grasi dalam Keputusan Presiden (keppres) bernomor 23/G Tahun 2012.
Perlu diketahui, grasi kepada Ola dan Deni baru terungkap sekarang ini melalui Mahkamah Agung. Begitu pun pemberian grasi kepada Corby, awal terungkap bukan melalui istana namun melalui media massa Australia.
Pemberian tiga garasi kepada empat gembong narkoba yang terkait jaringan internasional itu juga bertentangan dengan ucapan presiden SBY sendiri pada 2005 dan 2006. Ketika itu SBY menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengampuni narapidana kasus narkoba.
Istana Negara, 29 Juni 2005: Presiden SBY menyatakan, grasi untuk jenis kejahatan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotik tidak akan pernah dikabulkan, termasuk bagi Corby. “INI MENUNJUKKAN KITA TIDAK PERNAH MEMBERI TOLERANSI KEPADA JENIS KEJAHATAN INI,” tegas Yudhoyono saat itu.
Pemberian grasi kepada Corby bertentangan dengan kebijakan pengetatan pemberian remisi pada napi dengan kejahatan luar biasa, seperti korupsi, narkotik, dan terorisme. Bahkan dipertegas lagi oleh Presiden SBY pada tahun 2006:
"SAUDARA KETUA MAHKAMAH AGUNG, SAYA SENDIRI, TENTU MEMILIH UNTUK KESELAMATAN BANGSA DAN NEGARA KITA, MEMILIH KESELAMATAN GENERASI KITA, GENERASI MUDA KITA DIBANDINGKAN MEMBERIKAN GRASI KEPADA MEREKA YANG MENGHANCURKAN MASA DEPAN BANGSA," tegas Presiden saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Anti-Narkoba Internasional yang diselenggarakan di Istana Negara, Jakarta, pada 30 Juni 2006 silam.
Ketika itu SBY menegaskan, pemerintah tidak akan memberi toleransi kepada para pembuat dan pengedar narkoba. "PEMERINTAH TELAH DAN AKAN TERUS MELAKUKAN PENEGAKKAN HUKUM TANPA PANDANG BULU. PARA PELAKU KEJAHATAN NARKOBA DENGAN SEGALA BENTUK DAN MODUS OPERANDINYA AKAN TERUS KITA LAWAN DENGAN SEKUAT TENAGA," katanya.
Namun, kini presiden SBY bak MENJILAT LUDAH SENDIRI. Ia malah memberikan grasi kepada empat narapidana kasus narkoba dengan alasan kemanusiaan. Tak pelak, kebijakan tersebut menuai kontroversi. Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antar Lembaga DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku tidak sepakat dengan langkah yang ditempuh pemerintah memberikan grasi kepada gembong pengedar narkoba.
Menurutnya, kasus narkoba adalah satu dari tiga hal yang dianggap sebagai musuh besar negara, karena bisa menghancurkan sendi-sendi ketahanan dan pertahanan. Termasuk menghancurkan generasi sebagai penerus perjuangan. "Seperti kita tahu, korupsi, terorisme dan narkoba akan merusak tatanan dan menghancurkan negara. Untuk itu PDI Perjuangan tidak sependapat dengan pemberian grasi terhadap pengedar narkoba," kata Puan Maharani usai pembukaan Rakernas II DPP PDI Perjuangan di Surabaya, Jumat, 12 Oktober 2012, seperti dilaporkan Antara.
Bertolak belakang dengan pernyataan MA, kata Julian, Presiden telah pertimbangan Mahkamah Agung sebelum memberikan grasi kepada terpidana narkoba Deni Setia Maharwa. Presiden pun merujuk pada Pasal 14 ayat (1) UUD 1945. "Presiden juga telah mendapat masukan dari Menteri Politik Hukum dan HAM, Menteri Hukum dan HAM, dan Jaksa Agung," kata Julian.
Inilah kebiasaan buruk pejabat di negeri ini. KETIKA TERUNGKAP KE PUBLIK, SUDAH BIASA PEJABAT SALING LEMPAR TANGAN. Apapun, grasi sudah diberikan atas wewenang presiden. Ini berarti mencederai rasa keadilan dan membiarkan para perusak generasi muda di negeri ini tetap hidup.

Kunjungan kerja anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat ke Jerman ditolak Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman dan Nahdlatul Ulama (NU) cabang istimewa Jerman. Aksi penolakan tersebut disampaikan dalam pertemuan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin.


Pelajar Indonesia menolak kunjungan anggota DPR
Penolakan pelajar Indonesia terhadap kunjungan DPR itu diunggah ke YouTube. Awalnya, Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Partai Demokrat yang memimpin rombongan, Hayono Isman, memperkenalkan satu per satu anggota Dewan, seperti Tantowi Yahya, Yorris Raweyai dari Fraksi Partai Golkar, dan Vena Melinda Fraksi Demokrat.

ini videonya:
http://www.youtube.com/watch?v=95-pAGcKG1Q

Giliran sesi pertanyaan, pelajar justru membuat pernyataan sikap menolak kedatangan DPR. "Saya melihat anggota Dewan selalu merepotkan KBRI yang kerjanya bukan hanya melayani anggota Dewan dan keluarga," kata pelajar yang mewakili PPI. "Kami juga melihat kedatangan anggota Dewan selalu berjemaah dan berbondong-bondong bersama istrinya."

"Kami melihat kunjungan Bapak-Ibu yang berbondong-bondong ke luar negeri ini seperti orang kampung. Sangat energik dan bersemangat. Apalagi kalau ada produk baru di sini. Kayak anak kecil yang memamerkan di Indonesia punya mainan baru. Bangga sekali," katanya.

PPI juga mempertanyakan urgensi studi banding ke Jerman. "Buat apa datang jauh-jauh bawa istri pula, capek-capek, apalagi dengan buang uang rakyat," katanya. "Melihat rendahnya urgensi kedatangan kali ini yang telah menghabiskan dana Rp 3,1 miliar, kami PPI di Jerman bersama dengan PPI Berlin dan Nahdlatul Ulama cabang istimewa Jerman menolak kedatangan Bapak-Ibu bersama keluarga."

Sudah begitu para anggota dewan yang katanya "terhormat" malah asyik belanja-belanja dan pelesiran. Padahal mereka kesana kan pakai duit rakyat. Benar-benar memalukan sekaligus mnyedihkan.

Rombongan anggota DPR tertangkap kamera sedang berbelanja oleh mahasiswa Indonsia

Anggota Komisi I DPR, Hayono Isman turun dari mobil hendak berbelanja di Berlin

Anggota Komisi I DPR, terlihat berbelanja di salah satu butik di tengah kota Berlin

Habis belanja, Hayono Isman bayar di kasir

Hayono Isman hendak memasuki mobil setelah berbelanja

Disaat rakyat menjerit karena kesulitan hidup, di Eropa sana mereka malah ketawa-ketiwi dan berfoya-foya menghabiskan duit rakyat. Pantas saja kalau mahasiswa Indonesia di Jerman mengatai mereka ini : "kampungan".
(Atjeh Post,Youtube,Tempo,PPI Berlin)



SOLO (VoA-Islam) — Siapa bilang, Joko Widodo alias Jokowi disebut-sebut sebagai Waliko Solo terbaik.  Justru selama Jokowi memimpin Solo, angka kemiskinan meningkat. Sebutan Walikota terbaik adalah pendapat yang menyesatkan. Demikian dikatakan Amien Rais  menjelang Pilkada DKI putaran kedua.
 Amien Rais mengingatkan warga Jakarta harus jeli melihat kelebihan dan kelemahan setiap calon, yaitu Joko Widodo dan Fauzi Bowo. Secara khusus, tokoh Partai Amanat Nasional tersebut mengomentari Joko Widodo. Menurutnya, selama Jokowi menjadi Wali Kota Solo, angka kemiskinan meningkat.
"Selama periode Jokowi, angka kemiskinan meningkat. Masih banyak daerah kumuh seperti di Kota Solo seperti di daerah Nusukan," kata Amien di sela-sela silaturahim dengan keluarga besarnya di Bekonang, Sukoharjo, Selasa (21/8/2012).

Namun, pemindahan pedagang tanpa ada konflik adalah prestasi Joko Widodo. Sementara mengenai predikat wali kota terbaik, Amien Rais menilai hal tersebut justru menyesatkan. "Jakarta itu kotanya kompleks, dan saya sudah pergi ke berbagai kota di Eropa, di sana banyak kota yang lebih baik dan tertata daripada Kota Solo, lebih tertata kotanya dan tidak macet," katanya.

Namun, Amien juga mengatakan, sudah saatnya kesukuan dan primordialisme tidak dijadikan alasan untuk memilih pemimpin. Amien mengatakan juga bahwa meskipun dirinya tidak memiliki hak untuk mencoblos saat pilkada, dia berharap warga Jakarta cerdas dalam memilih.
"Sebagai wong Solo, saya juga merasa bangga ada orang Solo yang bisa menjadi pemimpin. Namun, sudah saatnya hal-hal kesukuan dan primordial menjadi alasan untuk memilih," katanya.
Kehebatan Jokowi memimpin Solo hanya ramai di media, kenyataannya tidak seperti yang dirasakan rakyat Solo. Fabrikasi media yang begitu kuat menciptakan opini begitu terhadap sosok Jokowi, seperti tukang sihir, yang akan bisa menyulap Jakarta, hanyalah "pepesan kosong" belaka. Sama halnya, ketika Megawati menjadi presiden, dielu-elukan sebagai "ratu adil", kenyataannya tak pernah ada.  Desastian/dbs

Inilah Kisah Syahidnya Noordin M Top yang Belum Pernah Terungkap

BANDUNG (voa-islam.com) - Putri Munawaroh mungkin tak akan melupakan kisah haru yang terjadi di bulan Ramadhan sekitar 3 tahun lalu. Ia menjadi satu-satunya saksi hidup syahidnya para mujahidin; Noordin M. Top, Urwah, Aryo Sudarso dan Adib (suami Putri).

Peristiwa itu ternyata terjadi di saat umat Islam sedang melaksanakan i’tikaf 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Subhanallah! Uniknya lagi peristiwa tersebut terjadi di malam ganjil tanggal 27 Ramadhan 1430 H dimana umat Islam begitu mendambakan lailatul qadr pada malam tersebut. Hari itu bertepatan dengan tanggal 17 September 2009.

Alhamdulillah, di sela-sela waktu istirahat setibanya di rumah mertua Putri Munawaroh di Bandung, Rabu (25/7/2012) , kontributor (akhwat) voa-islam.com mendapatkan kesempatan untuk berbincang-bincang dengan Putri Munawaroh tentang peristiwa detik-detik terakhir syahidnya para mujahidin tersebut yang belum pernah terungkap ke media. Berikut ini kutipan wawancara eksklusif dengan Putri Munawaroh sesi pertama.

Bagaimana kronologis kejadian malam itu?

Awalnya, putri bersama suami namanya mas Adib waktu itu kedatangan tamu-tamu yang pada rencana tamu-tamu itu hanya mampir ke tempat kami sebentar. Setelah itu mereka pindah lagi, jadi kami hanya menerima tamu yang ternyata bagi kepolisian itu mereka adalah DPO.

Terus, selama kurang lebih dua setengah bulan sampai tiga bulan Putri mengurusi tamu-tamu tersebut. Awalnya sih putri tidak ngerti,  kami tidak pernah berkomunikasi, jadi kami itu tidak pernah ngobrol, ketemu menatap wajah tamu-tamu kami. jadi segala sesuatu urusan didalam rumah ustadznya mau apa itu adalah tugas suami, Putri hanya tugasnya masak dan ngurusin rumah.


Kemudian tepatnya pada tanggal 27 Ramadhan kita digrebek kepolisan. Tepatnya itu tengah malam digrebek  dan  kemudian terjadi baku tembak. Dari dalam menembak dan dari luar pun juga menembak. Kita semuanya sebelum adu tembak itu disuruh pihak polisi keluar, tetapi tidak ada jawaban dan kita akhirnya terjadilah perang baku tembak tersebut.

Terus kemudian kita mengalami terbakar, jadi rumah waktu itu kita tidak tahu sebabnya apa, tetapi rumah  terbakar. Empat orang ikhwan termasuk suami dan putri semuanya masuk ke kamar mandiri untuk melindungi diri ketika ada  kebakaran.

Karena kita tidak ngerti bagaimana rumah itu bisa terbakar, habis itu kita dikamar mandi terjadilah baku tembak. Satu persatu ustadznya meninggal termasuk suami putri.


Dalam waktu sekitar jam sebelas atau jam dua belas malam  itu, Putri merasakan bahwa  tembak-tembakan itu sudah 2 orang  ustadz yang syahid. Satu orang ustadz masih hidup, satu orang suami Putri dan Putri kondisinya masih hidup.

Kita bertiga masih bisa shalat Shubuh, jadi dalam waktu jam sebelas sampai subuh itu yang masih tersisa 3 orang. Setelah shubuh itu perperangannya reda kemudian mulai lagi, tembak-menembak dan kita disuruh menyerah lagi, Subuh-subuh itu kita tetap disuruh nyerah, tetapi tidak ada tanggapan.

Mulai  lagi bom molotov atau apa gitu dan jatuhlah eternit (atap rumah). Jadi eternit itu jatuh menimpa putri tepatnya dua kali.

Putri dan suami posisinya kami berpelukan, suami melindungi perut Putri. Kemudian karena ustadznya tahu dari atas Putri kena eternit atap, jadi dari depan sudah dilindungi perut Putri, itu dari belakangnya masih kosong (belum terlindungi, red). Sehingga ada ustadz yang menggeser mayat salah satu orang yang sudah syahid ke kepunggungnya Putri. Jadi Putri otomatis dari depan, belakang, atas sudah terlindungi, itu erjadi setelah subuh.

Setelah itu suami tertembak di kepalanya. Pokoknya Putri tidak ngerti tiba-tiba beliau tuh langsung ‘dees’.  Jadi sudah tidak ada detak jantung lagi dan jatuh menimpa Putri, namanya juga kita seperti itu jadi putri sudah kerasa; oh ternyata sudah syahid. Putri kira waktu itu semuanya sudah syahid.

Jadi memang dari dalam ada perlawanan dari luar juga ada perlawanan. Setelah itu, sampai pagi kan sudah kelihatan mataharinya sudah pagi.  Tiba-tiba putri tertimpa eternit lagi dari atas, terus ada satu ustadz langsung meninggal dan berkata; “ya Allah…” seperti itu, sampai akhirnya syahid semua.

Setelah beberapa waktu tidak ada tanggapan dan mereka itu mengira kita sudah mati semua akhirnya dievakuasi. Pertama kali yang dievakuasi adalah jenazah yang berada dipunggungnya Putri. Itu ditarik oleh mereka, merek tidak berani maju karena ditakutkan ada bom dan ada tembakan dari yang masih hidup, jadi dari jauh sudah ditarik jenazahnya tersebut.

Habis itu, Putri kelihatan masih hidup, para thaghut itu bilang; “itu masih hidup tuh!, nggak kepalanya sudah pecah!” karena memang Putri tertimpa reruntuhan. Tetapi setelah dievakuasi disingkirkan ternyata Putri masih hidup dan baru ketahuan, Putri itu perempuan dan hamil. Akhirnya langsung dilarikan ke rumah sakit dan sampai situ akhirnya putri tahu bahwa semua ustadz sudah sudah meninggal termasuk suami putri. (Ke Bagian 2). [Ahmed Widad/Miftahul Jannah]
____________________________________________________________

BANDUNG (voa-islam.com) - Pada wawancara eksklusif sesi kedua, Putri Munawaroh melanjutkan kisahnya tentang detik-detik terakhir para mujahid; Noordin M Top, Urwah, Aryo Sudarso dan suaminya Adib Susilo. (Baca kisah sebelumnya: Inilah Kisah Syahidnya Noordin M Top yang Belum Pernah Terungkap)

Putri mengungkapkan begitu eratnya ukhuwah yang terasa di malam terakhir gugurnya mereka. Hal itu terlihat lewat perhatian mereka untuk melindungi Putri Munawaroh yang tengah hamil.

Ia juga menceritakan secara singkat kondisinya saat berada di balik jeruji besi. Selain itu, tak lupa ia juga menyampaikan nasehat berharga untuk para ummahat. Berikut ini lanjutan wawancara eksklusif voa-islam.com dengan Putri Munawaroh di sela-sela istirahat di rumah mertuanya di Bandung, Rabu  (25/7/2012).

Setelah itu, bagaimana kondisi Putri saat dipindahkan?

kemudian setelah itu putri dibawa kerumah sakit Kramat Jati. semua jenazah dievakuasi kesana naik pesawat. Putri diantar kerumah sakit, semua peralatan dipasang, Putri menjalani operasi karena terkena satu tembakan di paha sebelah kiri.

Putri ketika ditembak tidak merasakan sakit,  jadi ketika peluru masuk kedalam itu Putri cuma merasa  ada sesuatu yang masuk dan terasa panas, terus ada yang keluar juga terasa panas. Ternyata yang keluar itu darah. Jadi darahnya terus keluar, tapi tetap merasakan ada yang panas sementara darah terus keluar. Putri merasa di dalam baku tembak itu, peluru bisa saja kesasar kemana-mana, tetapi dengan izin Allah, peluru hanya mengenai Putri tepat dipaha.

Putri berkata dalam hati; “ya Allah semua ustadz-ustadz jenzahnya sampai ada yang rusak, suami putri juga wajahnya rusak. Sedangkan Putri, ya Allah seandainya Putri juga tertembaknya dikaki, dikepala atau di perut mungkin bisa cacat atau meninggal. Tapi Putri bersyukur kepada Allah, Putri tertembak di bagian paha yang banyak dagingnya.”

Setelah putri di Rumah Sakit Kramat Jati, Putri merenungi perjalanan, Putri ikhlas, Putri sayang sama ustadz. Kita sudah seperti keluarga dalam waktu yang singkat. Terutama saat tembak-menembak malam itu, ukhuwah kita begitu terasa, kita saling memperhatikan satu sama lain.

Ustadz-ustadz itu juga suka menegur suami Putri saat tembak-menembak malam itu; “kasihan tuh isterinya!” seperti itu. Jadi dalam keadaan yang sangat menegangkan malam itu ada pelajaran yang bisa dipetik dari para ustadz.

Kemudian semasa beberapa lama Putri juga menjaga mereka dari pola makannya. Kita semua bareng-bareng kalau soal makanan. Para ustadz tidak pernah mencela masakan Putri.

Saat dipenjara bagaimana kondisi Putri?

Putri pernah ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, tempat itu khusus untuk kasus teroris sama korupsi, diantaranya Blok A, Blok B dan Blok C . Saat ditahan Putri juga merasakan ukhuwahnya sangat terasa sekali. Ada ikhwan-ikhwan di sana, terus kadang ada umahat-umahat yang besuk.

Setelah di Mako Brimob bersama Ahsan (anak Putri Munawaroh yang dilahirkan di penjara, red) satu setengah tahun, lalu semuanya berkas-berkas sudah selesai dan sidang-sidang sudah selesai kemudian Putri dpindah ke Rutan Pondok Bambu.

Di Pondok Bambu Putri hanya bertahan 4 bulan, Putri disana itu ikut membantu mengurus pengajian, bantu absen para peserta yang ikut pengajian, seperti itu.

Adakah kendala yang dialami saat di penjara?

Ada sih, kendalanya tidak boleh pake cadar, karena di situ lingkungannya umum, katanya biar Putri  tidak terlalu menakutkan bagi mereka. Awalnya Putri hanya menangis; “ya Allah kok seperti ini?”

Kemudian orang-orang di dalam penjara itu kan sensitif, mereka mempunyai sudah masalah ditambah lagi harus dipenjara. Makanya Putri lebih banyak di masjid, kadang ikut ada pengajian dari pagi sampai sore dimasjid. Waktunya pintu sel ditutup putri sebisa mungkin cepat-cepat masuk.

Tetapi kegiatan pengajian yang ada di LP itu ada bid’ahnya, Putri kadang tidak ikut dan pengurus LP biasanya menanyakan; “putri kenapa ngga ikut?” lalu kita sampaikan saja hujahnya.

Apa rencana Putri ke depan?

Putri masih merasa belum berilmu, jadi masih harus terus belajar, kemudian insya Allah tetap istiqomah malanjutkan perjuangan Islam, jadi di penjara itu bukan suatu alasan untuk  tidak melanjutkan lagi.

Putri masih mau belajar lagi, jadi memang  sekarang setelah suami pertama meninggal adalah tugas suami kedua untuk melanjutkan apa yang dididik suami pertama, jadi putri ini memang harus belajar. Doakan semoga Putri tetap istiqomah karena memegang istiqomah itu susah.

Apa pesan-pesan Putri untuk para ummahat?

Pesannya back to Qur’an, ketika Putri sendiri Putri hanya bisa pegangan Al Qur’an dan janji-janji Allah bahwa Allah itu tidak akan menyia-nyiakan hambanya.

Kemudain ilmu  tentang jihad, sebab jihad itu memang butuh kesiapan yah, diantara kesiapan mental kita, jadi kita sudah terlatih sebelumnya.

Sebenarnya Putri kurang bisa kasih nasehat, karena putri merasa belum bisa apa-apa. Kejadian beberapa waktu lalu itu kan tidak disengaja, Putri hanya melayani ustadz-ustadz itu dengan segala konsekwensi yang ada.

Kemudian kalau seorang ummahat yang mempunyai suami seorang mujahid, maka suaminya yang mujahid itu juga harus mempersiapkan isterinya agar bisa menjadi kader mujahidah yang bagus, itulah tugas suami.

Untuk para ummahat keep istiqomah, semoga kita tetap kompak, jangan sesama kita malah bermusuhan. Sangat memprihatinkan sekali kalau umahat-ummahat ini saling menjatuhkan dan Ingin mengunggulkan kelompok masing-masing, jadi seolah-seolah kita seperti musuh. Padahal, kita seharusnya kompak untuk menjatuhkan musuh kita yang sebenarnya. [Ahmed Widad/Miftahul Jannah]
____________________________________________________________

JAKARTA (voa-islam.com) - Ketua FPI DKI Jakarta, Habib Salim Alatas atau yang biasa dipanggil Habib Selon mengklarifikasi beredarnya pesan singkat tentang masuk Islamnya Ahok jelang Pilkada DKI putaran ke-2 dengan judul ‘muallaf politik’.
Untuk diketahui isi pesan singkat tersebut; “pada hari Kamis 6 September 2012. Djan Farid (Menteri Perumahan Rakyat) dan Habib Mahdi Condet meminta kepada Habib Selon FPI (tawaran uang miliaran rupiah) dalam rangka kemenangan Jokowi-Ahok dalam Pilkada DKI putaran ke-2, supaya mengislamkan Ahok dan dipublikasikan oleh media Jakarta,” demikian kutipan pesan tersebut.
...Saya maupun Habib Rizieq tidak pernah buat SMS provokatif tentang ‘muallaf politik’ tersebut
Atas maraknya pesan singkat tersebut yang menyebut namanya, maka Habib Selon menegaskan bahwa ia tak pernah membuat apalagi menyebarkan SMS tersebut.  
“Assalamu’alaikum. Saya maupun Habib Rizieq tidak pernah buat SMS provokatif tentang ‘muallaf politik’ tersebut,” ungkapnya melalui pesan singkat yang diterima redaksi voa-islam.com, Kamis (13/9/2012).
...Soal saya ditawari uang milyaran, itu benar, memang sejak dari awal hingga kini tapi saya tolak mentah-mentah dan saya sudah lapor ke Habib Rizieq
Namun demikian, ia tak menyangkal jika dirinya pernah ditawari uang miliaran rupiah tapi ia tolak mentah-mentah.
“Soal saya ditawari uang milyaran, itu benar, memang sejak dari awal hingga kini tapi saya tolak mentah-mentah dan saya sudah lapor ke Habib Rizieq,” jelasnya.
Ia juga tak tahu-menahu soal Ahok yang ingin masuk Islam (menjadi muallaf) meskipun pernah ada yang mendatangi Habib Rizieq dan mengaku orang dekat Ahok bertanya-tanya tentang Islam.  
“Soal Ahok mau masuk Islam saya tidak tahu, hanya saja memang ada orang datang ke Habib Rizieq mengaku orang dekat Ahok nanya-nanya soal Islam, apa dan bagaimana? Itu saja. Semoga ini jadi klarifikasi semua pihak. Syukron,” tutupnya. [Ahmed Widad]  ____________________________________________________________

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget