Articles by "Islam Timur Tengah"

DAMASKUS  – Kesabaran dan ketegaran warga muslim Suriah dalam menghadapi kebiadaban rezim Nushairiyah tak diragukan lagi. Dua puluh bulan bombardir dan pembantaian biadab dilakukan oleh rezim, selama itu pula tekad mereka untuk meruntuhkan rezim semakin kuat dan membaja.
Kantor berita Koordinator Revolusi Lokal di distrik Ghautah Timur melaporkan sebuah pemandangan yang sangat mengharukan dari rumah sakit lapangan di kota Daraya, pinggiran Damaskus, pada Rabu (19/12/2012). Seorang pasien masih melantunkan hafalan bacaan Al-Qur'an dengan khusyu' meski ia tengah mengalami operasi bedah.
Pasien yang tidak disebutkan namanya itu terbaring di sebuah ranjang. Beberapa dokter dan perawat melakukan operasi bedah untuk mengobati punggungnya bagian bawah yang nampaknya terkena pecahan mortar atau tertembak peluru militer rezim Suriah. Ia melantunkan bacaan surat Al-Anfal ayat 36 sampai ayat 39 dengan suara merdu, pelan namun jelas terdengar.
"Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian akan menjadi penyesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam neraka Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan.
Supaya Allah memisahkan golongan yang buruk 9orang-orang kafir) dari golongan yang baik (orang-orang beriman) dan menjadikan golongan yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka atas dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunah (Allah terhadap) orang-orang dahulu."
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah (kekafiran) lagi dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.  Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan."
Pasien itu tidak menghiraukan sakitnya proses operasi yang menggunakan obat-obatan dan peralatan seadanya tersebut. Ia melanjutkan bacaannya dengan tenang. Subhanallah, Al-Qur'an senantiasa menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat muslim Suriah. Kedekatan dengan Al-Qur'an inilah yang akan menjadi sarana turunnya kemenangan dan pertolongan Allah kepada mereka. (muhib almajdi/arrahmah.com)

Istri seorang yang dituduh sebagai agen ganda, yang telah membunuh tujuh perwira CIA dalam sebuah serangan bom syahid di Afghanistan, pada tahun 2010 lalu,  mengatakan bahwa suaminya menganggap Amerika Serikat sebagai musuh umat Islam dan ia sangat bangga atas misi yang dilakukan suaminya dengan melakukan aksi Isytihad dengan membunuh tujuh perwira CIA.
Defne Bayrak asli Turki dan merupakan istri dari Hammam Abu Khalil al-Balawi, mengatakan bahwa ia meragukan suaminya bekerja untuk CIA.
“Saya bangga dengan suami saya. Dia telah melakukan misi yang sangat penting dalam perang seperti itu,” kata Bayrak yang saat ini tinggal di Istanbul, kepada wartawan.
“Saya pikir tidak mungkin ia seorang agen Amerika. Dia terlalu memusuhi Amerika. Dia hanya mempergunakan Amerika dan Yordania untuk mencapai tujuannya tersebut.”
“Dia memiliki karakter yang sangat kuat. Jika ia melakukannya, dia pasti melakukannya sesuai dengan kehendaknya sendiri. Tidak ada yang dapat memaksanya melakukan sesuatu,” kata Bayrak kepada surat kabar Sabah.
Mengenakan kerudung hitam, Bayrak mengatakan ia sebelumnya di telepon oleh salah seorang teman suaminya yang berasal dari Yordan yang saat ini di Pakistan yang mengatakan bahwa suaminya telah meledakkan dirinya di sebuah pangkalan AS di Afghanistan pada tanggal 30 Desember 2010. Teman suaminya itu juga mengatakan ia akan mengirimkan pesan terakhir dan surat wasiat suaminya kepadanya.
Balawi meledakkan dirinya di dalam pangkalam militer AS Chapman, di provinsi Khost tenggara dekat perbatasan dengan Pakistan.
Sayap Al-Qaidah Afghanistan mengaku bertanggung jawab atas aksi bom syahid tersebut, dan serangan itu merupakan serangan kedua yang paling mematikan dalam sejarah CIA, dan Al-Qaidah mengatakan bahwa serangan bom syahid tersebut sebagai aksi balas dendam atas kematian pemimpin mereka.
Bayrak sendiri merupakan seorang wartawan yang telah menulis beberapa buku termasuk satu buku berjudul “Usamah bin Laden: Che Guevara dari Timur”, sebelumnya ia mengatakan kepada surat kabar “Sabah” bahwa ia percaya suaminya bukan pergi ke Afghanistan namun ke Pakistan untuk melanjutkan studi medisnya dan ia sangat terkejut mendengar berita kematian suaminya.
Mantan pejabat intelijen mengatakan bahwa Balawi adalah seorang dokter, kemudian direkrut oleh intelijen Yordania untuk mencoba menyusup ke jaringan al-Qaidah dan Taliban.
Balawi telah dikaitkan dengan kelompok Islamis di masa lalu, namun AS dan badan intelijen Yordania percaya ia telah berhasil di “de-radikalisasi.”
Bayrak mengatakan dia bertemu suaminya ketika ia sedang belajar kedokteran di Universitas Istanbul. Mereka tinggal di Yordania, di mana saat ini mereka mempunyai dua anak perempuan, sebelum pindah kembali ke Turki pada Oktober 2009.(fq/aby)

Ini adalah nasheed dari tim nasheed Firqtul Wa'd. Nasheed ini menggambarkan semangat tembakan roket Izuddin Al-Qassam yang meluluhlantakkan Israel. Nasheed ini populer di tahun 2009. Namun, tanggal 14 November 2012, Nasheed ini kembali diunggah di YouTube.





Berikut adalah lirik dari Nasheed tersebut:

"اضرب صاروخ القسامي"

اضرب صاروخ القسامي اقذف في كبد الظلام
اضرب رعبك رد قادم يعصف يهدل بالألغام
اضرب فالعز ينادينا زلزل أوكار أعادينا
لا تجزع قد حان الرد فأعدو الصاروخ أعدو
اضرب اضرب اضرب
اضرب صاروخ القسامي
اضرب صاروخ القسامي اقذف في كبد الظلام
اضرب رعبك رد قادم يعصف يهدل بالألغام
هذا من صنع أيادينا والله الواحد حامينا
يا غاصب شعبي لن يركع صاروخي قد فاق المدفع
اضرب اضرب اضرب
اضرب صاروخ القسامي
اضرب صاروخ القسامي اقذف في كبد الظلام
اضرب رعبك رد قادم يعصف يهدل بالألغام
سل غزة عنا سل عنا هان المحتل وما هنا
هيئ أكفانك يا غاصب سيباغتك الرد الضارب
اضرب اضرب اضرب
اضرب صاروخ القسامي
اضرب صاروخ القسامي اقذف في كبد الظلام
اضرب رعبك رد قادم يعصف يهدل بالألغام
صهيوني إن عدتم عدنا ما سدتم لكنا سدنا
فاسجد يا ضارب وتقدم صاروخ العزة قد حمحم
اضرب اضرب اضرب
اضرب صاروخ القسامي اقذف في كبد الظلام
اضرب رعبك رد قادم يعصف يهدل بالألغام
يعصف يهدل بالألغام يعصف يهدل بالألغام

MESIR. – Dikabarkan pada hari Sabtu, 3 November 2012, Yunus Makhion, pemuka di Partai Salan An-Nur, mengungkapkan keyakinannya bahwasanya syi’ah lah yang menjadi sebab tumpahnya darah di dunia Arab, seraya mencatat bahwasanya perselisihan antara syiah dan Ahlussunnah adalah perselisihan Aqidah.
Beliau berkata dalam sebuah program ONE TV, Al-Shurah Al-Kamilah “Syiah adalah orang yang menebarkan fitnah di Yaman, Irak, Suriah, Lebanon dan Negara yang lainnya”.
Makhion menambahkan “Agama Syiah adalah agama yang menyelisihi Islam sama sekali. Mereka dianggap kafir, mereka memiliki paham imamah, mereka menunggu keluarnya seorang Imam mereka dari sebuah lubang. Dan Khumaini lah yang mengadakan faham wilayatul faqih yang menjadi pengganti Imam sementara”.
Demikian itu, Al-Azhar membentuk sebuah komite ilmiah yang terdiri dari ulama dan Khatib untuk menghadapi gelombang syiah di Mesir. Komite ini dibentuk setelah pertemuan Al-Azhar dengan ulama dari gerakan Salafi, Ikhwanul Muslimin dan Shufi untuk menghadapi syiah.(usamah/islam)

DAMASKUS  – Milisi Syiah Shabihah kembali menampilkan atraksi kebiadaban mereka. Mereka menangkapi warga sipil muslim sunni di desa Arthuz Jadidah, propinsi Damaskus pada Kamis (18/10). Setelah puas menyiksa dan menyembelih para sandera dengan bayonet, milisi Shabihah melindas jenazah mereka dengan truk militer.
Kebiadaban milisi Syiah Shabihah ini bukanlah kejadian pertama kalinya di propinsi Damaskus. Pembantaian dengan cara-cara sangat tidak manusiawi terhadap warga sipil muslim sunni menjadi hobi baru mereka. Apalagi militer rezim Suriah dan milisi Syiah Shabihah terus menerus mendapat pukulan mematikan dari mujahidin Islam dan FSA.
Desa Arthuz Jadidah hanya berjarak beberapa kilometer dari kediaman mufti rezim Suriah, syaikh Ahmad Hassun dan ulama pro rezim Suriah, syaikh Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi. Para aktivis kemanusiaan dan revolusi Suriah mengecam keras sikap syaikh Al-Buthi yang masih setia membela rezim Asad meski pembantaian terhadap kaum muslimin sunni terjadi di depan hidungnya.


Jamaah haji asal Suriah mengibarkan bendera pemberontak pada saat ibadah haji mencapai klimaksnya pada hari Kamis kemarin (25/10), meskipun ada seruan dari ulama besar Arab Saudi agar ibadah haji tahunan ini bebas dari sentimen nasionalis dan pertikaian sesama Muslim. “Orang tua saya meminta saya untuk berdoa kepada Allah agar membawa perdamaian, stabilitas dan keamanan untuk Suriah,” kata Musa al-Ali, 38, seorang warga Suriah yang tinggal di Riyadh. “Saya berharap kematian terhenti di Suriah.”
Hampir tiga juta Muslim melakukan wukuf di Arafag di bagian barat Arab Saudi pada hari Kamis kemarin dalam ritual yang paling penting dari ibadah haji. Sebagian besar telah menghabiskan malam di Mina dekatnya.
“Kami ingin menyerukan umat Islam untuk menghindari mengibarkan slogan-slogan nasionalisme dan faksi-faksi,” kata Grand Mufti Saudi, Syaikh Abdulaziz Al al-Syaikh dalam khotbahnya di Masjidil Haram.
Dia mengatakan para pemimpin Muslim bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat mereka dan harus menyelesaikan masalah melalui pengajaran agama, bukan dengan aksi kekerasan.(fq/reu)

Pesawat kami menyerang empat terowongan yang digali di bawah perbatasan dengan Mesir dan digunakan untuk menyelundupkan senjata
Pesawat kami menyerang empat terowongan yang digali di bawah perbatasan dengan Mesir dan digunakan untuk menyelundupkan senjata
GAZA-(Berita suaraMedia)-Satu hari setelah kunjungan Emir Qatar ke Gaza, Ketegangan meningkat di sekitar Jalur Gaza, Rabu (24/10). Serangan-serangan udara Israel menewaskan empat pejuang dan kelompok bersenjata Palestina menembakkan lebih dari 70 roket ke Israel selatan, mencederai serius dua orang.

Kekerasan lintas-batas itu merupakan yang terbesar ketiga sejak Juni dan mendorong Israel dan kelompok pejuang Palestina di Gaza berjanji akan membalas serangan masing-masing.

Ketegangan meletus Selasa malam, tak lama setelah berakhirnya kunjungan Emir Qatar ke Gaza, ketika pejuang Palestina menembakkan enam roket ke Israel selatan.

Israel segera melancarkan dua serangan udara ke Gaza utara, menewaskan dua pejuang sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, dan melukai tujuh orang lain, kata petugas medis. Gerilyawan segera membalas dengan menembakkan sejumlah roket. Liga Arab agar turun tangan segera untuk menghentikan kejahatan penjajah Zionis terhadap rakyat Palestina dan menghentikan agresi Zionis yang terjadi di Jalur Gaza dengan segera.
Ketua Biro Penerangan Pemerintah Palestina di Jalur Gaza, Ihab Gasin meminta lembaga-lembaga internasional dan HAM untuk melaksanakan tanggung jawabnya guna melindungi warga sipil yang mengalami agresi dzalim ini dari pasukan penjajah Zionis Israel dan serangan-serangan udaranya lain Israel di dekat kota Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, pada Rabu pagi menewaskan seorang pejuang. Kemudian menjelang siang sejumlah petugas medis mengatakan bahwa seorang Palestina bersenjata yang cedera parah dalam satu serangan Israel pada malam hari tewas akibat luka-lukanya.

Data terbaru militer Israel menunjukkan bahwa 72 roket dan mortir ditembakkan ke Israel sejak tengah malam, mengakibatkan enam orang cedera, dua dalam keadaan serius dan empat luka-luka ringan.

Polisi mengkonfirmasi bahwa dua warga Thailand yang bekerja di ladang dekat perbatasan Gaza "cedera serius" dan seorang lagi luka-luka ringan. Korban-korban cedera lain semuanya orang Israel.

Militer Israel juga mengkonfirmasi, sistem anti-rudal Iron Dome menjatuhkan delapan roket yang ditembakkan ke kota pesisir Ashkelon, Israel selatan.

Pejuang Hamas dan Komite Perlawanan Rakyat (PRC) mengklaim bertanggung jawab atas serangan-serangan roket itu namun tidak menyebutkan jumlah proyektil yang mereka tembakkan.

Militer Israel mengatakan, lebih dari 500 roket menghantam wilayah Israel sejak awal tahun ini, 40 diantaranya ditembakkan dalam dua pekan pertama Oktober.

Keadaan tetap tegang di sepanjang perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza, dimana pejuang Palestina menembakkan roket dan Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Palestina tersebut.

Pada 5 Agustus, seorang pria Palestina tewas dan seorang lagi cedera dalam serangan pesawat tak berawak Israel di daerah Rafah, Jalur Gaza. Kedua korban sedang naik sepeda-motor ketika mereka diserang, kata para saksi.

Sumber-sumber Palestina menyebut korban yang tewas sebagai Eid Hijazi (23), anggota kelompok pejuang Komite Perlawanan Rakyat.

Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengonfirmasi serangan itu dan menyebut korban yang cedera sebagai Ahmed Said Ismail, yang "termasuk diantara mereka yang bertanggung jawab atas pelaksanaan serangan teror di dekat perbatasan Israel-Mesir yang menewaskan seorang warga sipil Israel pada 18 Juni 2012".

Serangan itu mengarah pada bentrokan besar terakhir di sekitar Gaza, dimana pejuang Palestina menembakkan puluhan roket ke negara Yahudi tersebut dan Israel melancarkan serangan-serangan udara ke Gaza yang menewaskan 15 orang Palestina.

Militer Israel mengatakan bahwa Said, Hijazi dan "beberapa anggota lain Jihad Global beroperasi untuk melaksanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel melalui perbatasan Mesir-Israel".

Pada 22 Juni, seorang Palestina tewas dan dua lain cedera, satu diantaranya dalam keadaan serius, ketika pesawat tempur Israel menyerang daerah sebelah timur Al-Bureij di Jalur Gaza bagian tengah.

Serangan udara itu dilakukan setelah pejuang Palestina di Gaza menembakkan dua roket ke Israel selatan namun tidak ada korban atau kerusakan.

Kekerasan itu terjadi di tengah gencatan senjata rapuh yang ditengahi Mesir antara Hamas yang menguasai Gaza dan Israel yang diumumkan Rabu malam (20/6) oleh sayap militer Brigade Ezzedine al-Qassam setelah kekerasan mematikan selama tiga hari di dan sekitar Gaza.

Babak terakhir kekerasan itu meletus dengan serangan-serangan udara Senin pagi (18/6), hanya beberapa jam setelah orang-orang bersenjata dari Sinai melancarkan penyerbuan di sepanjang perbatasan selatan Israel dengan Mesir yang menewaskan satu warga sipil Israel.

Dalam kekerasan sepanjang Juni, puluhan roket ditembakkan ke Israel dan 15 orang Palestina tewas dalam serangan-serangan udara Israel.

Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menjaga gencatan senjata dengan Israel, namun kelompok-kelompok lain Palestina di wilayah itu masih menembakkan roket ke Israel.(rp/ip/oz)  www.suaramedia.com

PAKISTAN, muslimdaily.net - Sepasang suami istri yang semula beragama Kristen yang baru saja menikah dan berpindah ke agama Islam ditembak oleh keluarga mereka. Insiden menyedihkan ini terjadi di Kalore Kot, sebuah kota kecil di wilayah Bhaker, Pakistan yang  mayoritas penduduknya beragama Kristen pada Kamis (18/10) malam.
Menurut sumber di kepolisian kepada The Express Tribune, Kalsoom Bibi, putri Irshad Masih dan Muhammad Bilal bin Ashraf Masih tewas di tempat oleh saudara laki-laki Kalsoom yang bernama Imran.
Kejadian naas itu berlangsung di rumah Bilal. Sebelum insiden penembakan, pasangan pengantin baru itu terlibat pertengkaran dengan Imran, saudara laki-laki Bibi lainnya, Zahid dan ayahnya, Irshad. Tiba-tiba, Imran  melepaskan tembakan ke arah pasangan muda itu dan mereka langsung tewas seketika.  Diduga, pertengkaran tersebut karena keluarga tidak terima mereka pindah ke agama lain.
Tak hanya pasangan itu, seorang bocah perempuan berusia 2 tahun, Alisha, juga terkena tembakan peluru Imran. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kot Kalore dan dalam kondisi kritis.
Menurut keterangan polisi, Bilal dan Bibi baru berpindah ke agama Islam atas kemauan mereka sendiri dua bulan lalu.
Setelah penembakan, ketiga tersangka lalu meninggalkan tempat kejadian. Polisi belum menahan para tersangka, karena penyelidikan masih berlangsung. [mzf]

Lebanon (voa-islam.com) Zionis-Israel melakukan pembantaian yang terkutuk terhadap para pengungsi Palestina di Sabra-Satila, di tahun l982. Zionis-Israel bekerjasama milisi Kristen Maronit membantai ribuan pengungsi Palestina.
Mayat-mayat berserakan seperti sampah di Sabra-Satila. Pembantaian itu langsung dipimpin Menteri Pertahanan Israel Ariel Sharon, yang sampai sekarang belum mati, dan masih dalam keadaan koma, sudah lebih dari 7 tahun.
Tiga puluh tahun yang lalu, begitu keji dan biadabnya Zionis-Israel dan Kristen Maronit, yang membantai Muslim Palestina seperti membantai binatang. Tak ada sedikitpun belas kasihan terhadap anak-anak dan  perempuan serta orang tua, semuanya mereka bantai seperti binatang ternak.
Dunia internasional semua diam dan membisu. Dari mulut-mulut Zionis-Israel dan Kristen,  mereka masih menuduh Muslim Palestina sebagai teroris. Padahal mereka adalah kelompok yang paling biadab, yang selalu meneriakkan toleransi dan pluralisme.
Sumber-sumber internasional memperkirakan bahwa jumlah korban pembantaian Sabra dan Shatila di sekitar 800, sumber-sumber Palestina mengatakan lebih dari 5.500 orang dibunuh secara brutal.
Pembantaian itu melibatkan milisi yang dipimpin  Bashir Gemayel, pemimpin Phalangis (milisi Kristen Lebanon). Para Phalangis menuduh bahwa pejuang  Palestina  melakukan pembunuhan terhadap Bashir.

Sungguh sangat mengerikan, bagiamana pasukan Zionis-Israel sebelum membantai memadamkan aliran listrik di kamp Sabra-Satila. Pembantaian yang sangat keji itu, melibatkan pasukan komando Israel.
Zahra al-Hassan, seorang wanita Palestina, yang melihat langsung pembantaian itu, dan dikenal sebagai Um Shawqi, tinggal di sebuah rumah di Bir Hassan, wilayah Beirut terletak beberapa kilometer dari Sabra dan Shatila.

Pasukan Zionis-Israel dan milisi Phalangis, memasuki kamp dan memberondongkan senjata mereka ke rumah-rumah Muslim Palestina, dan menyeret setiap laki-laki yang ada, kemudian mereka bantai, tanpa belas kasihan.
Pasukan Zionis-Israel yang dibantu milisi Phalangis mengumpulkan setiap warga di Sabra dan Satila, memisahkan antara  perempuan dan laki-laki, sesudah itu, pasukan yang tidak beradab itu melakukan ekskekusi terhadap warga Muslim di Sabra-Satila.
Sabtu pagi, Um Shawqi tak mendengar kabar tentang keluarganya yang masih tersisa. Ia mencari di antara mayat-mayat berserakan di jalan-jalan. Tetapi, Um Shawqi tak lagi dapat menemukan suaminya, yang menjadi anggota pasukan di Lebanon, yang masih berdarah Palestina. Um Shawqi  berkata:
"Saya akan memberitahu anak-anak saya, dan cucu saya serta anak keturunan saya untuk membalas dendam atas kematian ayah mereka, dan orang-orang yang tewas."
Um Shawqi tak menginginkan konflik Zionis-Israel Palestina itu, segera berakhir, sampai seluruh kematian Muslim Palestina itu, terbalaskan. "Muslim Palestina tak akan pernah berhenti berjuang,sampai kami dapat membalaskan seluruh kematian keluarga-keluarga kami", ujar Um Shawqi.
"Kami tidak akan pernah melupakan tanah air kami, kami adalah tamu di Lebanon dan kami ingin kembali ke rumah kami. Kami ingin berdoa di Yerusalem dengan seluruh Muslim. Kami bukan teroris, dan itu adalah tanah air kami yang kami perjuangkan, kami memiliki orang-orang muda yang kuat yang bisa makan kepala ular (Zionis) itu, "kata Umi Shawi. Um Shawqi menyoroti satu keluarga Libanon  al-Mukdad yang kehilangan 28 anggota keluarganya dalam sekejab akibat pembantaian massal.
Siham Balqees, seorang wanita Palestina yang tinggal dekat kamp-kamp pada saat pembantaian, menggambarkan kengerian, dan beruntung lolos dari kamp  pembantaian.  "Kita tidak bisa percaya bahwa orang yang menggunakan pisau pada orang lain," katanya dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya bahasa Inggris.
Beberapa peristiwa mengerikan, ungkap Siham Balqees:
"Saya melihat seorang wanita tua, yang ditembak dikepalanya dan tembus ke  telinga, karena dia menyanyikan bait-bait tentang Abu Aammar (Yassar Arafat). Saya melihat tubuh seorang anak, kurang dari satu bulan, terpampang di sisi roda kendaraan lapis baja. "
Penderitaan begitu menyayat dari  suara dari orang-orang yang dibantai, sebelum mereka meregang nyawanya, ia teringat mayat tergeletak di tanah, penuh dengan lubang peluru dan disayat dengan parang. Sana Sirsawi lahir di kamp pengungsi Palestina Shatila, dan berumur 19-tahun, ketika pasukan Israel dan Phalangis memasuki kamp-kamp Palestina, dan melakukan pembantaian.
Pada tahap awal kehamilan, dengan dua anak perempuannya, Sana Sirsawi ingat dipaksa untuk berjalan dari Shatila ke Sabra. Sepanjang malam kami mendengar tembakan. Selama tiga hari kami mendengar suara berderak dari bom cahaya sebagai mereka yang jatuh ke tanah. "
Laporan luas dan pernyataan para saksi, di tahun-tahun setelah pembantaian itu menunjukkan bahwa Angkatan Darat Israel menggunakan bom curah, yang digunakan membantai Muslim Paletina. Bom-bom meledak dan mengeluarkan serpihan kecil kecil di daerah yang luas dan sangat menghancurkan siapa saja. Sungguh sangat mengerikan.
Wawancara Sana Sirsawi itu menekankan betapa segar memori kekejaman berada dalam pikiran korban ', sampai hari ini dia tidak tahu apa yang terjadi kepada suaminya dan saudara iparnya:
"Kami harus pergi melalui cobaan berat, kami menggendong anak-anak kami dengan semua yang telah terjadi ... dan karena apa yang saya lihat, sekarang saya terkena kanker."
Tiga dekade kemudian, 18 September tetap menjadi hari kesedihan besar bagi keluarga Palestina, Lebanon dan Suriah yang kehilangan begitu banyak orang di kamp-kamp pengungsi. Sungguh sangat tragis.

Begitu masih ada yang menyakini dan percaya apa yang di teriakkan oleh para pejuang hak-hak asasi manusia, dan kelompok pencinta HAM, dan pejuang plurisme di mana-mana.
Sejatinya mereka para kaki tangan Zionis-Israel, yang ingin menutup semua kejahatan Zionis-Israel, dan tidak boleh membalas segala kejahatan para penjajah Zionis-Israel, yang begitu biadab dan keji. mh.



MESIR (voa-islam.com) - Presiden Mesir Mohamed Mursi meminta kedutaan Mesir di Washington mengambil tindakan hukum di Amerika Serikat terhadap pembuat film menyerang Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, ungkap kantor berita Mesir, Rabu.

Mursi telah meminta misi mengambil "semua langkah hukum", badan MENA mengatakan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang apa yang mungkin melibatkan.

Para pengunjuk rasa yang berdemonstrasi di luar kedutaan besar AS di Kairo menuntut Presiden Mursi mengambil tindakan tegas. Gereja Ortodok  Koptik Mesir juga mengeluarkan pernyataan mengutuk beberapa orang Koptik yang tinggal di luar negeri yang katanya ikut membuat, "Produksi film yang menghina Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam".

Sam Bacile, warga Yahudi Amerika yang mengatakan  menulis film yang diproduksi berdurasi dua jam. Berbicara dari telepon dengan nomor California, Bacile mengatakan ia adalah orang Yahudi dan akrab dengan kawasan Timur Tengah.

Bacile mengatakan film ini diproduksi dalam bahasa Inggris dan dia tidak tahu siapa yang mengalihkan dalam dalam bahasa Arab. Film itu belum selesai pembuatannya, katanya, dan  mengatakan ia telah menolak tawaran mendistribusi saat ini.

"Rencana saya akan membuat serangkaian film yang berdurasi 200 jam" tentang subjek yang sama, katanya. Bacile mengatakan film menelan biaya $ 5 juta, beberapa di antaranya telah dibayar oleh lebih dari 100 donatur Yahudi, ungkapnya kepada AP.

Presiden Mesir Muhamad Mursi memerintahkan Duta Besar Mesir, di Washington, mengajukan gugatan hukum terhadap pembuat film dan sutradara film yang telah menghina Nabi Shallahu Alaihi Wassalam. Film akan berdampak ketegangan diplomatik antara Cairo-Washington, di mana rakyat Mesir telah marah atas film yang sangat menghina itu. af.


demo di mesir

KAIRO –Ribuan warga Mesir menyerbu kedutaan besar Amerika di Kairo kemarin sebagai protes atas pembuatan sebuah film yang diproduksi di Amerika karena menghina Nabi Muhammad SAW.
Para demonstran merobek bendera Amerika dan membakarnya. Mereka juga mengibarkan bendera hitam bertuliskan “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Slogan bernuansa Islam lain juga ditulis di tembok kedubes.
Aksi protes ini terjadi setelah film yang mengecam Nabi Muhammad SAW diproduksi oleh beberapa ekspatriat Kristen Koptik Mesir di Amerika.
“Film ini harus segera dilarang dan harus ada permintaan maaf,” ujar Ismail Mahmoud, pemuda anggota pendukung sepakbola yang disebut kelompok ultra yang berperan penting dalam gerakan perlawanan rakyat yang berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu.
Sekitar 20 orang berdiri di atas tembok kedubes. Sementara sekitar 2.000 demonstran berkumpul di luar. Para demonstran terutama adalah pendukung kelompok Islam atau pemuda “ultra”.
Pada Minggu lalu, Mufti Agung Mesir Ali Gomaa mengutuk tindakan para ekstremis Koptik karena membuat film yang menyerang Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, film itu telah menghina jutaan orang Muslim di seluruh dunia dan pembuatan film tidak dapat dibenarkan dengan alasan kebebasan berekspresi.
Film tersebut bertepatan dengan ‘persidangan’ simbolis Nabi Muhammad SAW oleh pastor Terry Jones yang anti-Islam di Florida pada Selasa waktu setempat. Jones pernah memicu kemarahan umat Muslim karena membakar kitab suci Alquran pada 2010 lalu. Aksi protes kemarin juga diikuti sejumlah orang Koptik Kristen.
Pembuatan film penuh penghinaan itu juga memicu kutukan keras dari Gereja Ortodoks Koptik Mesir. Pihak gereja dalam pernyataannya mengatakan bahwa beberapa orang Koptik yang tinggal di luar negeri telah membiayai ‘produksi sebuah film yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Sekitar sepersepuluh dari 83 juta penduduk Mesir beragama Kristen. Namun penyerbuan kedubes AS juga memicu kecaman di kalangan orang Mesir.
Bangsa Amerika pada Selasa kemarin memperingati ulang tahun ke-11 serangan berdarah 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Kedubes Amerika sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk ‘beberapa individu sesat’ yang menghina perasaan beragama umat Muslim atau pengikut agama lain.
“Kami menolak tegas segala aksi oleh mereka yang menyalahgunakan hak-hak universal kebebasan berpidato untuk menghina keyakinan agama orang lain,” demikian pernyataan dari kedubes AS.
Pada hari yang sama, masjid agung Al-Azhar dan dewan Muslim Suni mengutuk keras ‘persidangan’ simbolis Nabi Muhammad yang diselenggarakan oleh kelompok di Amerika, termasuk Terry Jones. Jones adalah pastor Kristen yang memicu kerusuhan berdarah di Afganistan pada 2010 lalu karena mengancam akan membakar Alquran.
Informasi dari situs www.standupamericanow.org, Jones dan lain-lainnya akan ambil bagian dalam sebuah event pada Selasa waktu setempat dalam apa yang disebut “Hari Persidangan Internasional Muhammad”. Persidangan simbolis itu rencananya akan ditayangkan langsung di internet.


BAGHDAD  – Rezim boneka Syiah Irak memulai pelaksanaan eksekusi mati terhadap sekitar 300 warga muslim dan muslimah sunni di Irak. Pada Rabu (29/8/2012) eksekusi dimulai terhadap 5 tawanan muslim sunni yang berada dalam penjara Syu'bah Khamisah, Baghdad.
Eksekusi mati terhadap 5 tawanan muslim sunni itu akan segera disusul dengan eksekusi-eksekusi berikutnya. Pada Kamis (30/8/20012) sebanyak 10 tawanan muslim sunni dipindahkan dari penjara Rushafat ke penjara Syu'bah Khamisah, Baghdad sebagai persiapan pelaksanaan eksekusi mati.
Media massa di Irak melakukan liputan khusus terhadap pelaksanaan eksekusi mati tersebut. Dalam salah satu liputan, kamerawan sebuah stasiun TV Irak merekam wajah Firas Al-Janabi. Tawanan muslim sunni yang berasal dari kawasan Mahmudiyah, Baghdad itu tampak tersenyum bahagia. Tidak nampak kesedihan dan ketakutan pada dirinya walau akan menjalani eksekusi mati. Dengan kedua tangan diborgol, ia mengangkat jari telunjuknya sebagai isyarat bersyahadat sebelum menjemput kematian.
Allahu akbar, begitulah para mujahid muslim sunni menyambut kematian di jalan Allah. Mati syahid bagi mereka adalah karunia tertinggi dari Allah Ta'ala. Semoga Allah menerima amalnya dan menempatkannya pada surga Firdaus yang tertinggi.

SURIAH  - Video ini adalah rekaman rahasia yang terungkap, salah satu kebiadaban pasukan rezim Syi'ah Nushairiyah pimpinan Bashar Assad. Video yang berdasarkan postingan di Youtube tercatat tahun 2011 ini, tidak diketahui di kota mana, menunjukkan sejumlah demonstran Muslim Suriah dikubur hidup-hidup - tampaknya pakaian mereka telah dilucuti - oleh bala tentara Assad di sebuah tempat yang nampaknya jauh dari keramaian dan seperti gurun pasir.
Kekejian ini semakin menambah perih hati kaum Muslimin, baru-baru ini seorang pria dikubur hidup-hidup oleh bala tentara Assad setelah ia ditangkap karena ketahuan sering mengirim video pembantaian yang dilakukan pasukan keji Assad (semoga Allah melaknat mereka) ke situs Aljazeera.
Semoga Allah melaknat orang-orang yang menyiksa dan membunuh kaum Muslimin tanpa alasan yang hak. Ini adalah satu dari sejumlah bukti kekejaman rezim Syi'ah Nushairiyah di Suriah.
"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji,  Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar." (Al-Buruj: 8-10)


KAIRO (Arrahmah.com) - Aparat keamanan menembakkan gas air mata pada demonstran yang terus melemparkan batu ke dekat kedutaan besar AS di Kairo pada Rabu malam (12/9/2012), sekitar 24 jam setelah aksi protes serupa berlangsung untuk mengutuk film yang dinilai melecehkan Nabi Muhammad SAW.
Kantor berita MENA melansir bahwa beberapa orang mengalami cedera, tanpa memberikan rincian lainnya.
Massa yang terlibat bentrokan pada Rabu (12/9) hingga Kamis dini hari (14/9) berhasil dipukul mundur menjauhi kantor kedutaan besar AS ke Tahrir Square oleh aparat keamanan, lapor MENA.
Akibat bentrokan tersebut, satu unit mobil milik aparat kepolisian dilaporkan rusak dibakar massa.
"Kami akan mengorbankan jiwa dan darah kami demi Rasulullaah SAW," teriak para demonstran.
Pada hari Selasa (11/9), para demonstran pun meminta AS meminta maaf atas film yang dilansir berisi pelecehan terhadap kaum Muslimin. Mereka mengancam akan melakukan aksi pendudukan pada hari Jumat jika AS tak kunjung melayangkan permintaan maafnya.
Sementara itu, pada Rabu pagi (12/9), Presiden AS, Barack Obama menyatakan bahwa Mesir bukanlah kawan bukan pula lawan bagi Amerika Serikat.
"Saya tidak berpikir bahwa kami menganggap mereka (Mesir) sebagai salah satu sekutu, tidak pula mereka kami anggap musuh," ujar Obama dalam sebuah wawancara dengan Telemundo yang diudarakan oleh MSNBC.
"Saya pikir kami harus melihat bagaimana mereka merespon insiden ini," lanjut Obama. Sejauh ini, Mursi tidak memberikan respon apapun mengenai hal tersebut,
"Tentu saja untuk situasi ini kami ingin melihat apakah mereka melindungi kedutaan kami ataukah tidak, apakah orang-orang kami dilindungi atau tidak."
"Jika mereka mengambil tindakan yang mengindikasikan bahwa mereka tidak bertanggung jawab, maka sudah jelas hal itu akan menjadi masalah besar bagi kami." 

WASHINGTON (voa-islam.com) - Kelompok pejuang Islam Taliban dalam pernyataan menjelang peringatan serangan 11 September 2001 kemarin mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat (AS) menghadapi kekalahan telak di Afghanistan dan warga negara adidaya itu tidak aman di mana pun mereka pergi di dunia.

"Peringatan 11 September mendekati AS pada tahun ini pada saat ia menghadapi kekalahan telak secara militer, politik, ekonomi dan dalam semua unsur di Afghanistan serta kehabisan cara untuk memperpanjang perang tidak sahnya," kata pernyataan Taliban Afghanistan, seperti dikutip SITE Intelligence Group, yang bermarkas di AS, Senin (10/9/2012).

Pada Selasa 11 tahun lalu hampir 3.000 orang kehilangan nyawa dalam serangan terburuk di tanah Amerika Serikat, yang menyaksikan dua pesawat penumpang yang dibajak Al-Qaidah menghantam menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, dan satu lagi ke Pentagon. Pesawat keempat jatuh di lapangan Pennsylvania.

Setelah peristiwa tersebut AS dan sekutunya kemudian menyerbu Afghanisan untuk menghancurkan pemerintahan Islam Taliban dan sekutunya dari Al-Qaidah, menyebabkan perang berkepanjangan yang belum juga usai hingga kini di negara tersebut.

..Peringatan 11 September mendekati AS pada tahun ini pada saat ia menghadapi kekalahan telak secara militer, politik, ekonomi dan dalam semua unsur di Afghanistan serta kehabisan cara untuk memperpanjang perang tidak sahnya..

Pernyataan yang ditulis Taliban dalam bahasa Inggris dan disiarkan pada Ahad (9/9/2012) itu mencatat bahwa perang di Afghanistan  yang berdalih pembalasan atas peristiwa September tidak memiliki dasar hukum atau etika, serta warga Afghanistan tidak terlibat dalam kejadian tersebut.
Meskipun AS menghabiskan sejumlah besar kekayaan militer dan ekonomi dalam perang itu, Taliban menegaskan tidak seorang AS pun aman di masyarakat mana pun saat ini.

Taliban juga menyatakan diri bukan ancaman, tapi bersumpah membela tanah airnya dan melanjutkan perjuangan sucinya melawan penjajah.

"Keamiran Islami, pada ulang tahun kesebelas peristiwa September ini, sekali lagi menyeru pejabat AS, anggota sekutu dan rakyatnya menghentikan menumpahkan darah rakyat Afghanistan tertindas di bawah dalihnya, dan mengikuti jalan akal sehat, bukan tirani dan kebodohan," catat Taliban.

Perang di Afghanistan kian kehilangan dukungan rakyat di AS. Bahkan, sebagian besar masyarakat AS menentang kehadiran tentaranya di Afghanistan, dan mendukung rencana Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) selaku sekutu AS menarik pasukan tempur pada akhir 2014.

Lebih dari 2.000 tentara AS tewas di Afghanistan. Sekira 100.000 AS serdadu saat ini berada di negara bergolak tersebut. (by/ant)


sholat-di-al-aqsha
JALUR GAZA — Umat Muslim Palestina dan Muslim Arab di Israel kembali mengalami diskriminasi. Kemarin, sebuah pengadilan di Israel mendukung kebijakan pemerintah Israel yang membolehkan umat Kristen dari Jalur Gaza untuk sembahyang di tempat-tempat suci di wilayah Israel dan Tepi Barat.
Ironisnya, pengadilan justru menolak hak-hak yang sama bagi umat Muslim yang tinggal di kantong-kantong khusus.Bahkan putusan itu mendapat dukungan Mahkamah Agung.
Mahkamah Agung Israel menolak banding yang diajukan enam orang Muslim Gaza dan sebuah LSM Israel, Gisha, untuk menantang putusan yang dikeluarkan Pengadilan Distrik Beersheba. Alasannya, Mahkamah Agung menolak untuk mencampuri kebijakan itu.
Akibat putusan itu, enam wanita Muslim dilarang masuk ke dalam Masjid Al-Aqsa, tempat ibadah suci ketiga dalam Islam yang terletak di Yerusalem Timur, untuk salat selama sebuah perayaan keagamaan Islam.
Mereka mengutuk kebijakan itu sebagai diskriminatif dan lebih condong pada umat Kristen di Gaza yang berjumlah sekitar 3.000 jiwa. Putusan itu menolak hak-hak beribadah bagi sekitar 1,6 juta umat Muslim yang tinggal di kantong Muslim di pinggir pantai.
Pemerintah Israel membenarkan keputusan itu dengan alasan pembatasan keamanan untuk akses masuk ke tempat-tempat suci umat Muslim. Kebijakan pembatasan akses masuk ini telah diberlakukan secara berkala melalui kuota, usia atau kondisi tempat tinggal.
Umat Muslim di Palestina dan di kantong-kantong di Israel semakin sulit melaksanakan ibadah dengan adanya berbagai larangan dan pembatasan itu.(yahoo)


demo di mesir 

 KAIRO –Ribuan warga Mesir menyerbu kedutaan besar Amerika di Kairo kemarin sebagai protes atas pembuatan sebuah film yang diproduksi di Amerika karena menghina Nabi Muhammad SAW.
Para demonstran merobek bendera Amerika dan membakarnya. Mereka juga mengibarkan bendera hitam bertuliskan “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”. Slogan bernuansa Islam lain juga ditulis di tembok kedubes.
Aksi protes ini terjadi setelah film yang mengecam Nabi Muhammad SAW diproduksi oleh beberapa ekspatriat Kristen Koptik Mesir di Amerika.
“Film ini harus segera dilarang dan harus ada permintaan maaf,” ujar Ismail Mahmoud, pemuda anggota pendukung sepakbola yang disebut kelompok ultra yang berperan penting dalam gerakan perlawanan rakyat yang berhasil menggulingkan Presiden Hosni Mubarak tahun lalu.
Sekitar 20 orang berdiri di atas tembok kedubes. Sementara sekitar 2.000 demonstran berkumpul di luar. Para demonstran terutama adalah pendukung kelompok Islam atau pemuda “ultra”.
Pada Minggu lalu, Mufti Agung Mesir Ali Gomaa mengutuk tindakan para ekstremis Koptik karena membuat film yang menyerang Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, film itu telah menghina jutaan orang Muslim di seluruh dunia dan pembuatan film tidak dapat dibenarkan dengan alasan kebebasan berekspresi.
 Film tersebut bertepatan dengan ‘persidangan’ simbolis Nabi Muhammad SAW oleh pastor Terry Jones yang anti-Islam di Florida pada Selasa waktu setempat. Jones pernah memicu kemarahan umat Muslim karena membakar kitab suci Alquran pada 2010 lalu. Aksi protes kemarin juga diikuti sejumlah orang Koptik Kristen.
Pembuatan film penuh penghinaan itu juga memicu kutukan keras dari Gereja Ortodoks Koptik Mesir. Pihak gereja dalam pernyataannya mengatakan bahwa beberapa orang Koptik yang tinggal di luar negeri telah membiayai ‘produksi sebuah film yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Sekitar sepersepuluh dari 83 juta penduduk Mesir beragama Kristen. Namun penyerbuan kedubes AS juga memicu kecaman di kalangan orang Mesir.
Bangsa Amerika pada Selasa kemarin memperingati ulang tahun ke-11 serangan berdarah 11 September 2001 yang menewaskan hampir 3.000 orang.
Kedubes Amerika sebelumnya sudah mengeluarkan pernyataan yang mengutuk ‘beberapa individu sesat’ yang menghina perasaan beragama umat Muslim atau pengikut agama lain.
“Kami menolak tegas segala aksi oleh mereka yang menyalahgunakan hak-hak universal kebebasan berpidato untuk menghina keyakinan agama orang lain,” demikian pernyataan dari kedubes AS.
Pada hari yang sama, masjid agung Al-Azhar dan dewan Muslim Suni mengutuk keras ‘persidangan’ simbolis Nabi Muhammad yang diselenggarakan oleh kelompok di Amerika, termasuk Terry Jones. Jones adalah pastor Kristen yang memicu kerusuhan berdarah di Afganistan pada 2010 lalu karena mengancam akan membakar Alquran.
Informasi dari situs www.standupamericanow.org, Jones dan lain-lainnya akan ambil bagian dalam sebuah event pada Selasa waktu setempat dalam apa yang disebut “Hari Persidangan Internasional Muhammad”. Persidangan simbolis itu rencananya akan ditayangkan langsung di internet.

“..ketika bosan, kami sering memukuli seseorang hingga babak belur"

Akhir pekan lalu sejumlah media internasional seperti The Independent (Inggris) dan Aljazeera (Qatar) menerbitkan laporan detil tentang cara-cara tentara Zionis Israel menyiksa dan menteror anak-anak Palestina. Laporan tersebut mengutip sebuah panjang dan rinci yang dikeluarkan oleh organisasi bernama Breaking the Silence, perkumpulan bekas tentara Zionis Israel yang ingin mengungkapkan kezaliman militer Zionis Israel sendiri. Laporan itu diberi judul Children and Youth, Soldiers’ Tertimonies 2005-2011.
Laporan dibawah ini kami terjemahkan dari The Independent. Hari itu, Hafez Rajabi menunjukkan bekas-bekas lukanya yang tak akan pernah hilang sepanjang hidupnya. Salah satu bekas lukanya didapat ketika ia bertempur dengan militer ‘Israel’, Brigade Kfir lima tahun lalu.

Remaja berusia 21 tahun ini menunjukkan bekas luka di atas mata kanannya. Seorang serdadu ‘Israel’, ia berkisah, memukul keras mata kanannya dengan majalah saat rumah neneknya kedatangan patroli militer pada 28 Agustus 2007 pagi.

Ia memiliki bekas luka lainnya. Saat ia mengangkat kaosnya, terlihatlah bekas lukas sekitar 6 cm di punggungnya yang memanjang dari bahu kirinya. Luka ini akibat hantaman keras ke sebuah bagian yang tajam di pagar besi.

Tubuhnya juga diseret hingga 300 meter oleh pasukan militer yang mengancam akan membunuhnya jika ia tidak mengaku telah melempar bebatuan ke arah tentara. Saat itu, ia tidak berhenti dipukuli dan kepalanya ditodongkan sebuah pistol. “Tentara itu terlihat sangat marah. Saat itu saya sangat yakin ia akan membunuh saya,” ujar Hafez.

Kisah ini, tentu hanya salah satu contoh saja. Masih banyak lagi kisah kejam lainnya yang dilakukan oleh serdadu Zionis ‘Israel’. Dan hal ini, salah satunya terungkap dari sejumlah testimoni para mantan prajurit ‘Israel’.

Seorang sersan satu dalam testimoninya mengatakan, “Kami memiliki seorang komandan. Ia memukuli seorang anak hingga babak belur. Ia lalu berkata pada anak itu, ‘Kamu mau mati? Kamu mau mati di sini?’. Anak itu serta merta menjawab, ‘Tidak, tidak…’. Anak itu kemudian dibawa ke sebuah gedung yang sedang diperbaiki. Komandan tadi mengambil tongkat dan memukulkannya pada anak itu. Komandan itu bener-benar tidak memiliki rasa kasihan. Anak laki-laki itu sudah tidak bisa lagi berdiri dan ia terus menangis. Bukannya kasihan, komandan itu malah meneriakinya, menyuruh anak itu berdiri. Namun anak itu sudah benar-benar tidak berdaya. Komandan itu lalu bilang, ‘Jangan berpura-pura’, kemudian kembali memukulinya’”.

Dua bulan lalu, sebuah laporan dari tim pengacara Inggris yang dikepalai Sir Stephen Sedley dan didanai oleh Kantor Luar Negeri Inggris, menyatakan bahwa ‘Israel’ melanggar serangkaian hukum internasional terkait perlakuan anak-anak dalam tahanan. Laporan itu difokuskan pada proses interogasi dan penahanan terhadap anak-anak sebelum digelar pengadilan militer. Penangkapan anak-anak ini sendiri umumnya disebabkan karena melempar batu.

Selama delapan tahun terakhir, laporan “Breaking the Silence” selalu memuat testimoni dari para mantan serdadu yang menyaksikan ataupun terlibat dalam pelanggaran HAM di wilayah-wilayah jajahan Zionis ‘Israel’. Di sana disebutkan juga bahwa jaksa militer ‘Israel’ melabeli setiap anak Palestina sebagai bibit teroris.

Beberapa serdadu mengaku tidak sepaham dengan penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh ‘Israel’. “Kami tidak sepaham. (Penyiksaan) Ini sudah menjadi kebiasaan. Pemukulan patroli sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Hanya dengan memberikan kami tatapan tidak suka, kami akan langsung melayangkan pukulan,” ujar salah seorang serdadu.

Beberapa waktu lalu, setelah ia memberi testimoni untuk laporan “Breaking the Silence”, serdadu itu diinterviu. Ia memilih lokasi yang tidak umum supaya tak ada yang tahu ia tengah diwawancara. Pagi itu, ia duduk dengan penuh kecemasan. Dia lalu memutar kembali ingatannya. Tapi tidak semua kesaksiannya cocok dengan yang disampaikan warga Palestina. Hafez, misalnya, ia masih ingat ketika salah seorang tentara menodongkan pistol ke tubuhnya sementara versi serdadu, pistol itu dipukulkan ke mulutnya.

Namun ada beberapa kesaksian yang cocok. Kedua belah pihak sama-sama mengatakan bahwa Hafez sembunyi di rumah neneknya ketika ia tahu sedang dicari oleh serdadu-serdadu ‘Israel’. Dalam kesaksiannya, Hafez menunjukkan kamar di rumah neneknya yang dulu dipakainya untuk bersembunyi ketika para serdadu datang. Dan para serdadu yang mengetahui tempat persembunyian Hafez mengakui bahwa mereka memporakporandakan rumah nenek Hafez dan menemukan Hafez sedang bersembunyi dengan kondisi sangat ketakutan.

Tante Hafez, Fathia Rajabi, 57 juga memberikan kesaksian. Semula ia tidak menyadari bahwa pemuda yang diseret serdadu ‘Israel’ saat itu adalah keponakannya. “Saya menangis saat itu dan berkata, ‘Allah melarang untuk memukul dia,’. Ternyata Hafez mengenali suara tantenya. Ia kemudian berteriak memanggil tantenya. Rajabi yang lalu mengetahui bahwa itu adalah keponakannya, mencoba mendekatinya namun dua orang serdadu menodongkan pistol ke arahnya dan menyuruhnya pergi. Sepuluh menit kemudian, setelah serdadu-serdadu itu pergi, ia dan keluarga Hafez lainnya masuk ke dalam kamar tempat persembunyian Hafez. Mereka lalu mendapati Hafez dalam keadaan berdarah-darah, mulai dari hidung, kepala hingga punggungnya.

Kesaksian lain disampaikan saudara Hafez, Mousa, 23. Ia ingat ketika mobil tentara yang lainnya tiba di rumah dan salah seorang serdadu memeriksa denyut nadi Hafez. Serdadu itu lalu memberikan sebotol air kepada Mousa yang kemudian dibasuhkannya ke wajah Hafez. Serdadu itu kemudian bicara dalam bahasa Ibrani kepada komandannya.

Mousa mengerti bahwa dalam percakapan itu, serdadu tadi memprotes tindakan yang sudah dilakukan kepada Hafez. Ia kemudian meminta agar Hafez berhenti dipukuli. Komandannya kemudian berkata, ‘Ada apa dengan kamu, kenapa jadi pembelot?’.

Serdadu itu menjawab, ‘Tidak. Hanya saja semua yang kamu lakukan pada keluarga ini akan membuat mereka menciptakan para pengebom bunuh diri. Jika saya adalah anak ini, saya pasti akan melakukan balas dendam’.

Tapi faktanya, Hafez tidak pernah menjadi pengebom bunuh diri seperti yang disangkakan serdadu ‘Israel’ itu. Dan ia pun tidak pernah masuk penjara. Dan kini, setelah semua peristiwa itu berlalu, Hafez tidak lagi mengalami mimpi buruk. Namun peristiwa yang menimpanya memengaruhi kecakapannya dalam bekerja. Hafez yang dulu terbiasa bekerja sebagai mekanik, kini tidak memiliki pekerjaan karena lukanya yang belum sembuh total membuatnya tidak bisa membawa alat-alat berat. Selain alasan itu, Hafez juga terkadang merasa tidak ingin lagi bekerja.

“Breaking the Silence”: Testimoni Para Serdadu

1. Sersan Satu Brigade Kfir, Salfit 2009
“Kami mengambil alih sebuah sekolah dan menculik semua warga desa yang berusia antara 17 dan 50 tahun. Ketika para tahanan ini diminta pergi ke kamar mandi dan para serdadu membawa pergi, mereka dipukuli dan dimaki-maki tanpa sebab. Ada warga Arab yang dibawa ke kamar mandi dan seorang serdadu menamparnya dan menjatuhkannya ketika ia dalam keadaan terikat dan tertutup matanya. Padahal pria itu tidak berbuat apapun. Alasannya hanya karena ia orang Arab. Biasanya orang-orang di sekolah akan dijemur selama berjam-jam di bawah terik matahari. Mereka boleh sekali mendapatkan air, tapi ketika ada yang minta air sampai lima kali, prajurit ‘Israel’ akan mendatanginya dan menamparnya dengan enteng. Saya melihat banyak serdadu yang memakai lututnya untuk memukuli para tahanan ketika sedang bosan. Dan karena para serdadu berdiri selama sepuluh jam tanpa melakukan apapun, mereka akhirnya bosan lalu memukuli tahanan.

2. Sersan Satu, Korps Artileri, Ramallah 2006-2007
“Ada suatu kejadian di Qalandiya. Saat itu para serdadu yang sengaja memancing kericuhan, meminta orang-orang di sekitarnya untuk berlari. Karena ketakutan banyak dari mereka yang jatuh. Dan anak-anak yang terjatuh dan tidak cepat berlari akan menjadi sasaran pukulan serdadu-serdadu itu. Aturan yang ditetapkan serdadu itu, orang-orang yang berlari lambat dan jatuh akan dipukuli.

3. Sersan Satu, Brigade Kfir, Hebron 2006-2007

“Kami seringkali memancing kerusuhan. Ketika sedang berpatroli, berjalan di desa, ketika bosan, kami membuat kerusuhan di toko-toko, memukuli seseorang hingga babak belur. Atau jika kami ingin melakukan kerusuhan lainnya, kami tinggal menghancurkan teralis-teralis di jendela masjid, melemparkan granat setrum dan membuat ledakan besar. Setiap hari kami menculik anak-anak Arab, menodongkan senjata ke tubuhnya. Mereka benar-benar tidak berdaya dan hanya bisa berkata, ‘Tidak, tidak, prajurit’. Dan mereka hanya membatu ketika kami memukuli mereka dengan keras sepanjang waktu. Saat itu, batu-batu beterbangan dan kami benar-benar kehilangan semua rasa belas kasihan.

4. Laporan prajurit-prajurit dengan pangkat dan unit tidak teridentifikasi, Hebron 2007-2008
“Pada suatu malam, kami diberi tahu telah terjadi kerusuhan di desa Idna (kota kecil sekitar 13 km dari Hebron Barat yang berpenduduk 20.000 orang). Kami diminta segera ke sana. Setibanya di sana, bebatuan menghujani kami dan kami belum tahu apa yang tengah terjadi. Tapi tiba-tiba itu semua berhenti ketika seorang komandan turun dari kendaraannya. Dan tiba-tiba juga saya melihat seorang anak laki-laki yang terikat dan matanya ditutup. Komandan yang tadi turun dari kendaraan lalu menembakkan peluru karet kepada para pelempar batu dan memukul anak laki-laki itu. Beberapa tentara berkata ingin memukul wajah anak itu dengan lutut mereka. Saat itu saya berdebat dengan mereka dan berkata, ‘Jika ada darah yang menetes atau rambut jatuh dari anak itu, kamu tidak akan bisa tidur selama tiga hari. Saya akan membuat kamu menderita’. Tetapi para tentara itu malah menertawai saya. Salah satu dari mereka berkata, ‘Jika kita tidak seperti ini, mereka akan terus melakukan ini (melempar batu)’. Saya masih terus berdebat dengannya dan mengatakan bahwa anak itu dalam keadaan terikat dan tidak bisa melakukan apapun’”.*
Sumber : Sahabat al-Aqsha
Red: Cholis Akbar

Presiden Bashar al-Assad (ketiga dari kanan) melakukan sholat Idul Fitri di masjid Al-Hamad di Damaskus, Minggu (19/8).
 
Presiden Suriah Bashar al-Assad menghadiri sholat Idul Fitri di sebuah mesjid di Damaskus pada hari Minggu (19/8). Ini merupakan penampilan publik pertamanya sejak pemboman di ibukota Suriah bulan lalu yang menewaskan menteri pertahanan negara itu dan tiga pejabat tinggi lainnya.

Akhir bulan suci Ramadan ini mengenaskan bagi warga Suriah sementara pemberontakan yang sudah berlangsung 18 bulan memporak-porandakan dua kota terbesar Suriah, yaitu Damaskus dan Aleppo.

Di tempat lain di Suriah, Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di London melaporkan bahwa bentrokan berlanjut antara pejuang pemberontak dan pasukan pemerintah. Kelompok ini juga mengatakan bahwa ribuan orang di seluruh negeri menggelar protes di masjid dan kuburan, menyerukan penggulingan Presiden Assad.
 
Pada hari Sabtu, para aktivis mengatakan militer melakukan serangan udara di daerah yang dikuasai pemberontak di negara itu, termasuk kota perbatasan Azaz di wilayah utara Aleppo, di mana lebih dari 40 orang tewas dalam serangan terhadap Azaz awal pekan ini.
 

kejahatan-israelAksi-aksi perusakan rezim Zionis di daerah-daerah Palestina semakin mencemaskan masyarakat internasional. Sedemikian tingginya kekhawatiran ini memaksa lembaga-lembaga internasional Barat, seperti Amnesti Internasional dan Pemantau Hak Asasi Manusia mereaksi kebiadaban rezim Zionis Israel. Padahal selama ini mereka lebih memilih bungkam di hadapan kejahatan Israel.

Sekaitan dengan hal ini, 20 lembaga internasional, seraya menyinggung kejahatan-kejahatan zionis dalam merusak rumah-rumah warga Palestina, meminta Komite Segi Empat mengintervensi masalah ini demi melindungi warga Palestina. Amnesti Internasional dan Pemantau HAM Selasa kemarin (13/12) dalam sebuah pernyataan menyampaikan kekhawatirannya atas perusakan rumah-rumah Palestina dan eskalasi aktivitas pembangunan permukiman zionis serta aksi kekerasan zionis pada tahun 2011.

Lembaga-lembaga internasional meminta Komite Segi Empat yang beranggotakan PBB, Amerika, Uni Eropa dan Rusia agar melaksanakan tugasnya sesuai aturan internasional menghentikan aksi-aksi Zionis Israel. Dalam pernyataan itu disebutkan, sejak awal tahun ini, rezim Zionis Israel telah menghancurkan lebih dari 500 rumah tinggal, sumur dan sumber-sumber air warga Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan. Aksi ini telah menyebabkan lebih dari seribu warga Palestina menjadi pengungsi.

Menurut lembaga-lembaga internasional, jumlah warga Palestina yang tahun ini menjadi pengungsi meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2010. Militer rezim Zionis Israel merusak rumah-rumah penduduk Palestina dalam paket program Yahudisasi daerah-daerah Palestina agar mereka meninggalkan daerah tempat tinggalnya.

Eskalasi aksi perusakan Israel di kawasan Palestina menunjukkan keberadaan Zionis Israel tidak pernah membuat dunia merasakan ketenangan. Untuk itu 20 lembaga-lembaga internasional HAM meminta Komite Segi Empat mereaksi masalah ini dan mencegah aksi Zionis Israel. Permintaan ini disampaikan saat semua tahu betapa Komite Segi Empat Perdamaian Timur Tengah ini kinerjanya tidak berbeda dengan lembaga-lembaga internasional lainnya. Komite ini lebih memilih bungkam menyaksikan kejahatan Israel di Palestina. Komite Segi Empat tidak hanya diam, tapi tanpa menyoroti aksi-aksi destruktif Israel, justru aktif menekankan proses perdamaian Israel-Palestina. Hal ini malah membuat Israel kian arogan dalam melakukan aksi penghancuran rumah-rumah penduduk Palestina.

Mencermati susunan keanggotaan Komite Segi Empat Timur Tengah dapat dipahami kebijakan yang ada tunduk pada pengaruh negara-negara Barat anggota komite ini. Bila negara-negara Barat selama ini adalah pelindung dan pendukung utama rezim Zionis Israel, maka dengan mudah dapat dipahami kebijakan Komite Segi Empat. Belum lagi komite ini tidak setuju ide pembentukan negara Palestina merdeka yang diusulkan Otorita Ramallah di PBB.

Kenyataan ini menunjukkan Komite Segi Empat Timur Tengah ini hanya alat kekuatan-kekuatan hegemoni untuk memperkuat posisi rezim Zionis Israel di Timur Tengah. Tak syak, tidak adanya keseriusan lembaga-lembaga internasional menyikapi kejahatan Zionis Israel akan membuat dunia masih menyaksikan berlanjutnya tragedi kemanusiaan yang harus ditanggung oleh bangsa Palestina.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget