Articles by "Liberal"

Terry Jones, pendeta Florida yang kontroversial karena demonstrasi anti-Islamnya, dihubungi oleh Pentagon pada Rabu (12/9) yang lalu. Jones yang diperkirakan mendukung kampanye film Innocence of Muslims ini diminta untuk berhenti mendukung film tersebut, demikian yang dirilis christianpost, Kamis (13/9) kemarin.
Menurut Marinir Kolonel David Lapan, direktur dari kantor berita di Departemen Pertahanan US, Jones dihubungi oleh Jenderal Martin E. Dempsey melalui telepon. Dalam telepon itu, Dempsey mengungkapkan keprihatinannya mengenai film tersebut dan apa yang bisa diakibatkan. Dia meminta Jones untuk berpikir ulang kembali sebelum mendukung film tersebut.
Pada hari itu juga, entah sebelum ataupun sesudah peringatan Pentagon, Jones mengadakan press release di websitenya yang mengatakan bahwa dia diminta produser film Innocence of Muslims, Sam Bacile, untuk membantunya mendistribusikan film tersebut. “Film ini tidak dimaksudkan menghina umat Muslim, tapi untuk membuka kebenaran tentang Muhammad yang tidak diketahui secara luas…buahnya dapat terlihat sekarang. Sebagai contoh kekerasan dan kematian yang terjadi sekarang bukanlah karena filmnya, bukanlah karena aktivitas yang kami lakukan dan kami akan terus melakukannya,” kata Jones.
Sebenarnya, Jones ingin menunjukkan trailer film tersebut di laman websitenya bertepatan dengan 11 September. Namun, pendeta berusia 60 tahun itu memberitahu wartawan bahwa dia tak bisa melakukannya karena websitenya dihack. Menurut laman the Herald, bagaimanapun juga, Jones memberitahu wartawan bahwa dia akan mengabaikan permintaan Pentagon.

Jakarta - Begitu luar biasa gencarnya media kristen dan sekuler membuat opini yang sangat destruktif terhadap Islam dan umat Islam. Tujuannya hanya bagaimana membuat phobia dikalangan bangsa Indonesia yang 240 juta penduduknya, dan 85 persen beragama Islam.
Pertama, media kristen dan sekuler, secara konsisten dan terus-menerus mengangkat tentang toleransi dan pluralisme.
Media kristen dan sekuler secara konsisten dan terus menerus memberikan "covered" terhadap kelompok-kelompok yang diberi lebel sebagai moderat. Kelompok moderat itu, mendapatkan pencitraan sebagai kelompok yang sangat toleran dan berpaham inklusif.
Di sisi lain,  media kristen dan sekuler itu, secara konsisten dan terus-menerus menciptakan opini, kelompok-kelompok yang ingin mengupayakan tegaknya nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam, kemudian diberi lebel sebagai militan, fundamentalis, ekstrim, dan tidak toleran.
Kemudian, kelompok yang ingin  menegakkan nilai-nilai Islam itu, diberi sebagai kelompok yang anti toleransi dan eksklusif, dan umat didorong menjadikan kelompok yang ingin menegakkan nilai-nilai Islam itu, bukan hanya eksklusif, tetapi membahayakan keutuhan  NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), serta bhineka tunggal ika.
Langkah berikutnya, melakukan adu-domba antara kelompok moderat dengan kelompok fundementalis yang dianggap ekstrim, secara terbuka.
Adu domba itu, tujuannya hanya satu menghancurkan dan melemahkan pengaruh kelompok-kelompok yang dituduh fundamentalis.
Sehingga, terbentuk opini yang bersifat menyeluruh bahwa Islam fundamentalis dan kelompok militan itu, sangat tidak toleran, dan membahayakan persatuan bangsa, serta keutuhan negara.
Media kristen dan sekuler menghancurkan kalangan Islam dan kelompok yang dituduh fudamentalis itu, menggunakan cara yang sangat sistmatis dan terencana secara rapi. Penghancuran itu dilakukan secara gradual (bertahap), tetapi mempunyai dampak jangka panjang yang sangat serius, terutama terkait dengan kepercayaan umat dan bangsa terhadap nilai-nilai Islam sebagai sistem nilai.
Media kristen dan sekuler itu, menghancurkan Islam dan umat Islam dengan menggunakan : "pikiran", "mulut", dan "tangan", orang Islam sendiri. Tentu, yang paling terkenal, dan paling hafal mereka itu, menggunakan teori atau tehnik, "war by proxy", perang dengan menggunakan tangan orang Islam sendiri, guna menghancurkan umat Islam.
Seperti dalam menggalang opini yang bertujuan menghancurkan kalangan fundamentalis itu, media kristen dan sekuler itu, menggunakan tokoh-tokoh Islam, tokoh-tokoh ormas Islam, tokoh lembaga pendidikan Islam, yang dipandang memeliki legitimasi yang kuat di mata masyarakat. Sehingga masyarakat percaya dan seakan meyakinkan, bahwa tokoh yang menghantam mereka yang dituduh fundamentalis itu, mereka tokoh yang benar dan jujur.
Media kristen dan sekuler itu, mereka menggunakan tokoh yang berasal dari kampus semacam UIN, yang dahuulunya dikenal dengan IAIN, yang berpikiran sekuler.
Tetapi, karena dikalangan awam, banyak tidak tahu, bahwa Universitas semacam UIN itu, sejatinya menjadi gudangnya pemikir-pemikir sekuler, produk pendidikan Barat,  tetapi dikalangan umat masih dipandang memiliki kapasitas, dan legitimasi guna berbicara atas nama Islam, atau menganggap pemikir Islam. Padahal, tidak ada sedikitpun yang mereka sampaikan itu, dapat dikatakan mewakili kepentingan Islam dan umat Islam.
Media kristen dan sekuler dengan sangat pandainya memainkan kartu "cendekiawan muslim", yang diberi covered begitu hebat, seperti Nurcholis Madjid, Muslim Abdurrahman, Abdurrahman Wahid, Syafi'i Maarif, Said Agil Siraj, Bachatiar Effendi, Azzumardy Azzra, Johan Effendi, Utomo Dananjaya, Ahmad Wahib, Abdul Mukti, dan sejumlah tokoh lainnya, yang terang-terangan sudah menelanjangi prinsip Islam sebagai "cendekiawan muslim".
Tokoh-tokoh seperti itu yang banyak pernyataannya dikutip melalui laporan khusus, wawancara, dan berbagai pendapat, yang digunakan sebagai "war by proxy", menggebuki mereka yang dianggap fundamentalis. Tentu, yang paling terkenal sepanjag sejarah Republik ini, pernyataan Nurcholis Madjid, yaitu "Islam Yes, Partai Islam No". Pemikiran Nurcholis Madjid inilah yang sampai sekarang terus bergema.
Pernyataan Nurcholis itu, tak lain, hanyalah menguatkan posisi rezim Orde Baru, yang dipimpin Soeharto di awal pemerintahannya, yang baru tahap konsolidasi. Pernyataan Nurcholis Madjid, yang sangat sekuler itu, sesungguhnya menjadi bagi media kristen dan sekuler, terutama bagi menggebuk para kelompok Islam politik.
Media Kristen dan sekuler itu, menghadapi kalangan fundamentalis, yang sudah masuk dalam "red notice", kelompok-kelompok yang sudah dianggap bagian dari gerakan radikal, yang menggunakan senjata, alias "teroris", maka kelompok media kristen dan sekuler, mereka menggunakan "tokoh-tokoh" yang alumni dari pesantren yang dicap sebagai gudangnya teroris.
Tetapi, tokoh-tokoh yang menjadi alumni pesantren gudangnya toreris itu, sesungguhnya tokoh sudah kehilangan integritas, sudah murtad, dan karena sejatinya mereka itu, orang upahah aparat keamanan, yang digunakan membentuk opini negatif terhadap kelompok-kelompok yang dituduh teroris.
Tentu, sangat memprihatinkan sekali, umat Islam di mana saja, seperti di Solo, Ambon, Poso, yang sudah menjadi korban tindakan semena-mena aparat, tidak ada satupun kalangan tokoh Islam, yang berani mengangkat dan berbicara tentang masalah penzaliman itu. Seakan kalau sudah diberikan lebel teroris itu, sudah sifatnya "given" kalau dibunuh  atau ditembak oleh aparat keamanan.
Maka, sekarang ini yang ada hanyalah tokoh-tokoh Islam yang sudah "koplo" alias "dayus", karena otak mereka sudah dicuci habis oleh media kristen dan sekuler, sampai tak berani lagi mengatakan, "Isyhadu bi anna muslimun".
Mereka tidak berani menyatakan jati dirinya, tidak berani lagi menyatakan dirinya sebagai pejuang penegak Islam. Mereka telah dihinggapi penyakit wahn, di mana mereka telah mengalami "collective fears" (ketakutan massal). Mereka seperti melihat hantu disiang bolong. Sembari mulutnya komat-kamit membuat mantera bagi legitimasi rezim yang zalim itu.
Umumnya, tokoh-tokoh Islam itu perutnya sudah kenyang, tak berani lagi melawan kemungkaran, dan terlalu banyak menikmati yang haram dan subhat, dan bergelimang dengan kehidupan duniawi. Maka Allah Azza Wa Jalla mencabut dari dada mereka sifat sajaah, dan yang ada hanya sikap yang menjad pembebek.Wallahu'alam.

JAKARTA  - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapat gelar Ksatria Salib Agung dari Kerajaan Inggris menjadi bukti Densus 88 yang memerangi umat Islam mendapat persetujuan dari SBY.
Demikian dikatakan Direktur Lembaga Kajian Politik & Syariat Islam (LKPSI) Ustadz Fauzan Al Anshari seperti dimuat oleh itoday, Sabtu (3/11).
"Gelar Ksatria Salib Agung makin memperjelas bahwa Densus 88 atas ijin SBY memerangi Islam dengan kedok membasmi teroris yakni membasmi Islam tapi banyak orang awam tidak paham," ungkap Ustadz Fauzan.
Kata Ustadz Fauzan, Densus 88 adalah kepanjangan tangan Amerika Serikat dalam perang dunia melawan teroris  yang sebenarnya terhadap para mujahidin. "Maka inilah Perang Salib baru sejak 2001," ungkapnya.
Ia juga mengatakan, membasmi Islam yang paling efektif bukan dengan membakar Al Quran tetapi menangkap, mengusir, memenjarakan dan membunuh para pembela Islam.
"Di Al Quran Surat Al Mumtahanah ayat 2 dikatakan: Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti (mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir. Ini sangat jelas orang-orang kafir akan menangkap para pembela Islam," ungkapnya.
Kata Ustadz Fauzan, jasa terbesar SBY sebagai Ksatria Salib Agung adalah mengijinkan Densus menangkap, menyiksa, membunuh hampir 1000 mujahid sejak Bom Bali 2002. (bilal/arrahmah.com)

Oleh: Nuim Hidayat
TANGGAL 27 September2012 lalu, di stasiun bawah tanah di New York  terpampang iklan di sana: “In any war between the civilized man and the savage, support the civilized man. Support Israel, Defeat jihad.”  (Dalam berbagai peperangan antara manusia beradab dan manusia biadab, dukunglah manusia beradab. Dukung Israel, Kalahkan Jihad).Iklan  itu diproduksi oleh The American Freedom Defense Initiative (AFDI), sebuah kelompok konservatif anti Islam yang dipimpin oleh Pamela Geller.  Mereka sebenarnya mau memasang iklan itu di beberapa bodi bus, tapi Otoritas Transportasi Kota New York (MTA) melarangnya.  Dengan mengutip aturan yang melarang memasang "gambar atau informasi yang merendahkan ... karena ras, warna kulit, agama, asal kebangsaan, keturunan."
Geller segera menggugat MTA karena melanggar hak kelompoknya untuk bebas berbicara dan menyatakan bahwa dengan tidak memasang iklan, MTA memainkan politik.Pengadilan memihak Geller. Hakim Pengadilan Distrik New York Paul Engelmayer dalam banding memenangkannya 29 Agustus lalu.
MTA sejak itu merevisi aturan itu dan hanya melarang iklan yang "waktu dekat akan menghasut atau memprovokasi kekerasan." Tapi MTA melampirkan dalam iklan itu dengan pengumuman bahwa  "tampilan iklan ini tidak menyiratkan dukungan MTA pada setiap pandangan yang diungkapkan."
Iklan kemudian naik tanggal 24 September2012 lalu. Tapi kontroversi itu tidak berakhir di sini.
Pada tanggal 6 September, Geller menandatangani kontrak 5600 dolar US untuk pemasangan iklan yang sama dari 24 September-21 Oktober di empat area ‘Metro stop’  Washington DC.  Karena"situasi di seluruh dunia" dan "keamanan dan keselamatan" para penumpang, WMATA menginformasikan kepada pada 18 September bahwa WMATA tidak akan menampilkan iklan itu. Dan mengevaluasi kembali kontrak itu pada 1 November. Geller akhirnya WMATA, dengan menuduh pelanggaran Amandemen Pertama AS.
WMATA mengatakanbahwa hal  itu disarankan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk meninjau iklan itu karena risiko adanya kekerasan, karena gelombang protes di Timur Tengah akibat sebuah video anti-Islam yang diproduksi di California."Kami tidak mencoba untuk menutup forum untuk mengakhiri perdebatan tentang konflik Arab-Israel," kata pengacara WMATA Philip Straub dalam sidang pengadilan federal.
"Kami hanya mengatakan kata-kata yang digunakan dalam iklan ini ‘savage, war, defeat’, begitu erat dengan video yang mengakibatkan protes dan kematian di luar negeri. Dan seperti yang telah diberitahu oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri , karena ancaman terorisme di tanah-tanah AS, maka kata-kata itu tidak dapat ditampilkan dalam sistem kami sampai gelombang protes itu redam nanti.”Hakim Rosemary Collyer tidak menerima argumen ini dan memerintahkan WMATA untuk memasang iklan paling lambat tanggal 8 Oktober meskipun dia menyebut iklan itu sebagai "kata-kata kebencian (hate speech)." 
Perdebatan itu tumpah keluar dari sidang pengadilan. Sebuah komuter DC menutup iklan itu dan seorang anggota Kongres AS telah menyerukan untuk memboikot kereta Metro.
Organisasi Islam di AS, The Council on American-Islamic Relations (CAIR), telah merencanakan memasang iklan di empat stasiun Metro dimana Geller juga memasangnya. Yaitu di Glenmont, Georgia Avenue dan tempat pemberhentian U Street Metro. Iklan CAIR ini .menampilkan seorang gadis berjilbab dengan kutipan dari Al Qur’an:  “Jadilah pemaaf, bicaralah untuk keadilan dan hindari kebodohan " (Show forgiveness, speak for justice and avoid the ignorant, QS Al A’raf 199).
Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), menyatakan: “Mereka perlu diantisipasi melalui upaya kolektif warga Amerika untuk menolak fobia Islam dan sikap membenci.”
Kampanye iklan tandingan CAIR ini dipastikan setelah hakim federal memutuskan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan iklan-iklan anti Islam tersebut disingkirkan di stasiun metro Washington, dengan alasan hak kebebasan berbicara.
CAIR mengatakan iklan anti-Islam tersebut sangat menyakitkan dan menciptakan iklim ketakutan selama beberapa waktu ketika masjid kemudian menjadi sasaran kemarahan dengan ditembak, dibakar dan dirusak.

Sebagai tanggapan, Geller mengajukan iklan baru untuk WMATA yang menampilkan gambar menara World Trade Center terbakar, di samping dua kutipan Al Quran: "Bunuhlah kafir di mana saja kamu menemukan mereka," dan "Mereka yang kafir pada yang Kami wahyukan, kami akan melempar mereka ke neraka. Tiap kali kulit mereka terbakar,  maka Kami akan menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka dapat merasakan siksaan itu.".
Pamela Geller, perempuan keturunan Yahudi (54 tahun) memang dikenal sebagai aktivis politik dan penulis. Dengan penulis Robert Spencer, ia mendirikan organisasi Freedom Defense Initiative dan Stop Islamization of America. Spencer sendiri terkenal dengan buku-bukunya yang anti Islam. Beberapa bukunya yang berisi hujatan kepada Islam dan Rasulullah saw termasuk buku yang populer di Amerika. Lihatlah judul-judul bukunya: " The Truth About Muhammad: Founder of the World's Most Intolerant Religion" (Regnery Press, 2006),"The Myth of Islamic Tolerance: How Islamic Law Treats Non-Muslims" (Prometheus Books, 2005) dan "Religion of Peace? Why Christianity Is and Islam Isn't" (Regnery Publishing, 2007).  
Geller dan Spencer menulis buku bersama dengan judul: "The Post-American Presidency: The Obama Administration's War on America". Pada bulan Mei 2010, mereka melakukan aksi bersama menentang kuat rencana pendirian pusat komunitas Islam dan masjid di Ground Zero. Ia menyindir pendirian masjid itu dengan kata-kata : ‘Mega Mosque at Gorund Zero’. Ia juga dikenal sebagai pendukung Radovan Karadzic dan Slobodan Milosevic, pembunuh sadis Muslim Bosnia. Selain itu di mana-mana ia mendukung agresi Israel dan menginginkan Gaza dicaplok Israel. Ketika tahun 2006, kaum Muslim seluruh dunia protes dimuatnya kartun Nabi Muhammad di surat kabar Denmark, Geller justru malah memasukkan gambar-gambar itu dalam blognya. Dia menyatakan:  "I don't know where it is in America that you can't make jokes or make fun.” Ia juga menyatakan bahwa “Islam is the most antisemitic, genocidal ideology in the world." Tahun 2011 lalu, ia menulis buku: Stop the Islamization of America: A Practical Guide to the Resistance. Sebuah perang publikasi antara masyarakat Muslim dan kaum Islamofobia, inilah yang sedang terjadi di Amerika.*

Penulis adalah dosen STID M Natsir


JAKARTA  - Majelis Ulama Indonesia (MUI)  dengan tegas menolak berbagai upaya 'menghidupkan kembali' ideologi komunisme, KH. Amidhan, ketua MUI, mengatakan pihak-pihak yang saat ini gencar meneriakkan slogan dan rekomendasi keadilan bagi anggota atau keluarga PKI dan afiliasinya lupa atau sengaja menutupi fakta yang sesungguhnya menjadi latar belakang aksi-aksi rakyat pada kurun Oktober 1965-1966.
"Seharusnya mereka juga menyelidiki dan mengupayakan keadilan bagi para kyai dan ulama yang telah menjadi korban aksi-aksi sepihak PKI sebelum 30 September 1965," ujar Amidhan, dalam diskusi 'Mengungkap Pengkhianatan/Pemberontakan G30S-PKI tahun 1965', Aula Gedung MUI, Jl. Proklamasi 51, Jakarta Pusat, Senin (1/10).
Menurut Amidhan, rekomendasi tersebut sama saja ingin menjadikan PKI sebagai pahlawan. Padahal menurutnya, pelaku pemberontakan G30S/PKI adalah partai berhaluan komunis itu. "Tidak adil kalau pembantaian PKI dianggap pelanggaran HAM (hak asasi manusia) berat," kata Amidhan
Peristiwa setelah G30S/PKI, dinilai Amidhan, merupakan reaksi atas pembunuhan enam jenderal Angkatan Darat (AD). Rakyat saat itu, menurut Amidhan, demikian geram. Apalagi sebelum peristiwa G30S/PKI, PKI juga melakukan pembersihan pada kyai dan santrinya di desa-desa. "Mereka membunuh dengan dalih memerangi tuan tanah," katanya.
PKI dengan paham komunis yang dibawanya pada saat itu menganggap kelompok Islam adalah salah satu musuh mereka. Pemungut zakat dianggap salah satu dari tujuh setan desa yang jelas bertentangan dengan syariat Islam. "Sejak saat itu para tokoh muslim memberikan reaksi keras dengan melakukan perlawan balik," katanya.
Tanggal 30 September 1965, dinilai Amidhan, adalah puncak gunung es dari niat jahat PKI merebut kekuasan RI.
Ditambahkan Amidhan, suara-suara yang ingin meluruskan fakta sejarah tersebut sudah menguat sejak berakhirnya orde baru.Memasuki era reformasi, banyak tekanan untuk dilakukannya pelurusan sejarah. Namun isu ini dinilai Amidhan diboncengi dengan upaya memojokan kelompok Islam dengan tuduhan turut serta membantai pemimpinan dan pendukung PKI. "Kekejaman PKI luar biasa," katanya.
"Bahkan salah satu lembaga negara yang menangani permasalahan HAM dan mengeluarkan pernyataan resmi bahwa peristiwa 30 September telah terdapat bukti pelanggaran HAM berat," tambahnya.
Amidhan sendiri melihat saat ini gerakan komunis muda mulai bangkit. Tidak bergerak di permukaan, mereka bergerak melalui gerakan menuntut keadilan dengan dalih pelurusan sejarah.
Padahal, menurut Amidhan, apabila rakyat tidak melakukan perlawanan massif terhadap PKI dan afiliasinya, maka kemungkinan besar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) bisa bubar. Berganti menjadi Negara Komunis Indonesia.
Hingga saat ini, menurut Amidhan, masih ada pro dan kontra mengenai siapa di balik gerakan pembrontakan tersebut, dari mulai intelejen asing, friksi internal tentara Angkatan Darat saat itu, hingga intelejen asing yang ikut bermain. "MUI masih berkeyakinan bahwa pelakunya adalah PKI (Partai Komunis Indonesia)," kata Amidhan.
Selain Amidhan, hadir juga Letjend. Kiki Syahnakri, Prof. Mansyur Suryanegara, Dr.Taufiq Ismail, Alfian Tanjung, Harry Tjan Silalahi.

 Seorang pria California terkait dengan film anti-Islam yang memicu kekerasan protes di seluruh Dunia Muslim telah ditahan pada Kamis, kata seorang juru bicara pengadilan menjelang mendengar pembahasan jaminan di Los Angeles.

Nakoula Basseley Nakoula, 55 tahun, telah diselidiki oleh para petugas pengawas kejahatan untuk mencari tahu apakah dia melanggar syarat-syarat pembebasannya dari penjara tahun 2011 mengenai tuduhan penipuan bank sementara membuat film.

Sebagai syarat pembebasannya, ia dilarang mengakses Internet atau menggunakan alias tanpa izin dari petugas pengawas kejahatan, catatan pengadilan menunjukkan.

"Saya bisa konfirmasikan bahwa ia dalam tahanan, dan dijadwalkan hadir di persidangan di pengadilan federal, pusat kota LA," ujar Thom Mrozek dari Kantor Kejaksaan AS, seperti dikutip AFP, Kamis. Namun ia tak memberi detail rinci mengenai penahanan Nakoula dan pasal pidana yang dituntutkan kepadanya.

Seperti apa persidangan yang akan dijalani Nakoula juga tidak jelas. Apakah ia akan dikenai tuntutan pidana penghinaan atau  tindak kriminal lain. Pasalnya, hingga berita ini ditulis berkas pengadilan yang masuk ke pengadilan federal AS di Los Angeles, masih seperti AFP, tetap disegel rapat.

Petugas sebelumnya telah melakukan investigasi terkait apakah Nakoula telah melanggar masa percobaan bebas bersyarat yang ia jalani. Pria yang diduga pembuat film anti-Islam itu, menurut media lokal, dijadwalkan tampil lewat video-konferensi.

 Pemimpin oposisi Burma dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi membuka kunjungan dua minggu ke Amerika Serikat pada hari Selasa, 18 September dengan penganiayaan etnis Muslim Bengali, yang dikenal sebagai Rohingya, membayangi turnya.

"Saya salah satu pengungsi internal negara dari negara anda, hidup di sebuah kamp berlumpur dan menyedihkan di Sittwe," kata seorang pengungsi  Muslim Rohingya dalam sebuah surat terbuka yang dikutip oleh Eurasia Review, sebagaimana dilansir onislam.net, 18 September.

"Dunia tahu alasan menjadi pengungsi di negara bagian Arakan."

Ribuan Muslim Rohingya dipaksa untuk meninggalkan rumah mereka setelah kekerasan etnis mengguncang bagian barat Rakhine pada bulan Juli setelah pembunuhan sepuluh Muslim dalam serangan oleh warga Buddha di bus mereka. Serangan itu terjadi setelah perkosaan dan pembunuhan seorang wanita Buddha, yang karena hal tersbuert tiga orang Rohingya dihukum mati. Kelompok hak asasi manusia menuduh polisi Burma dan tentara dari penggunaan kekuatan dan penangkapan muslim Rohingya di tengah kerusuhan. Human Rights Watch menuduh pasukan keamanan Burma menargetkan Muslim Rohingya dengan pembunuhan, pemerkosaan dan penangkapan menyusul kerusuhan.

"Saya sertakan pada Anda beberapa pernyataan dari korban Rohingya yang diperkosa," tulis pengungsi Muslim itu dalam suratnya.

"Saya diberitahu 500 kasus perkosaan. Saya memiliki ratusan bukti foto dan video yang melanggar hak asasi manusia. Jika Anda ingin, saya dapat mengirim semua bukti kepada Anda."

Suu Kyi, yang memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 1991 untuk memperjuangkan demokrasi karena menentang junta militer yang membuatnya berada dalam tahanan rumah selama bertahun-tahun, tiba di Amerika Serikat dalam kunjungan dua minggu pada hari Selasa. Sui Kyi mendapat kecaman yang keras atas sikap diamnya tentang penganiayaan pada minoritas Muslim yang cukup besar.

Ketika ditanya selama kunjungan terakhirnya ke Eropa, di mana dia diperlakukan sebagai pahlawan demokrasi, apakah Rohingya Muslim adalah warga negara Myanmar, Suu Kyi mengatakan dia tidak tahu.

"Ketika Anda berbicara tentang Rohingya, kami tidak yakin siapa yang sedang Anda bicarakan," katanya.

"Ada beberapa orang yang mengatakan orang-orang yang mengaku sebagai Rohingya bukanlah orang-orang yang benar-benar asli Burma tapi baru saja datang dari Bangladesh."

Para pengungsi Muslim mengeluhkan keheningan ikon demokrasi pada penderitaan Rohingya.

"Ketika Anda mengatakan" Saya tidak tahu Rohingya "Saya sangat terkejut," isi surat terbuka itu.

"Bagaimana mungkin seorang Pemenang Hadiah Nobel menyangkal kenyataan?" Tanya penulis. "Bisa tolong beritahu kami bahwa berdasarkan dokumen-dokumen apa kau berani menyangkal Rohingya?"

"Jika Anda berpikir bahwa sejarah Rohingya tidak dapat diandalkan, dan kemudian Anda bisa lebih baik membentuk komisi sejarawan dunia yang mudah bisa memutuskan keaslian sejarah Rohingya, Anda tidak harus menyangkal keberadaannya."

'Tidakkah Anda merasa bahwa Rohingya juga manusia seperti Anda?"

Dijelaskan oleh PBB sebagai salah satu minoritas dunia yang paling dianiaya, Rohingya Muslim menghadapi diskriminasi panjang di tanah air mereka sendiri. Mereka telah ditolak hak kewarganegaraan sejak amandemen terhadap undang-undang kewarganegaraan tahun 1982 dan diperlakukan sebagai imigran ilegal di rumah mereka sendiri. Pemerintah Burma serta mayoritas Buddha menolak untuk mengakui istilah "Rohingya", mereka lebih suka menyebutnya sebagai "Bengali".

JAKARTA (voa-islam.com) - Aksi protes umat Islam terhadap penghinaan Nabi Muhammad dalam Film “Innocence of Muslim” di depan Kedubes Amerika Serikat sempat terjadi bentrok pada Senin siang (17/8/2012).

Ratusan ribu umat Islam dari berbagai ormas Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) tersebut dihadapi aparat keamanan dengan mengerahkan water canon, menembakkan gas air mata hingga menembakkan peluru karet ke arah massa umat Islam.

Sekjen FPI, ustadz Ahmad Shabri Lubis yang berada di lokasi kejadian membenarkan insiden tersebut namun saat ini kondisi sudah mulai kondusif.

“Iya, tapi sekarang sudah mulai kondusif, kita sedang orasi,” tuturnya kepada voa-islam.com, Senin (17/9/2012).

Ia juga melaporkan bahwa selain pihak kepolisian ternyata diterjunkan pula sejumlah tentara untuk mengamankan situasi.

“Baru masuk dua truk tentara masuk berseragam lengkap dengan senjatanya sepertinya dari Paspampres,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan ada 1 orang dari anggota FPI yang ditembak dengan peluru karet dan kini dibawa ke rumah sakit. Selain itu terdapat juga korban luka-luka lainnya seperti bocor di kepala.

“Ada korban dari pihak kita, ada 1 orang yang kena tembak di dadanya sudah dibawa ke rumah sakit. Nampaknya kena peluru karet kena di dadanya, bengkak dan langsung sesak. Banyak juga yang luka-luka bocor kepalanya,” ujarnya. [Ahmed Widad]

AMBON (voa-islam.com) - Setahun yang lalu, tepatnya 11 September 2011 bumi Ambon kembali bersimbah darah kaum Muslimin. Ratusan rumah milik warga muslim hangus dibakar perusuh kristen, 8 orang warga muslim tewas oleh tembakan para perusuh dan oleh peluru aparat dan sekitar seratus orang mengalami luka-luka akibat serangan perusuh kristen.

Sungguh memilukan peristiwa yang telah merenggut nyawa dan harta benda kaum muslimin tersebut sampai sekarang tidak pernah diungkap oleh aparat keamanan. Tidak pernah ada provokator ataupun pelaku penyerangan yang ditangkap, disidangkan apalagi dipenjara.


Peristiwa berdarah 11 September 2011 bermula dari meninggalnya terhadap seorang tukang ojek Muslim bernama Darvin Saiman di daerah Gunung Nona (kampung Kristen). Peristiwa penuh kejanggalan tersebut oleh aparat kepolisian dinyatakan peristiwa kecelakaan lalu lintas tunggal.

Melihat adanya kejanggalan dan ketidak wajaran dalam peristiwa lakalantas rekayasa tersebut, membuat jengkel warga muslim Ambon. Sebab fakta yang ada dilihat dari luka dan sepeda motor milik korban serta tempat kejadian perkara tidak nampak adanya kecelakaan lalu lintas, justru yang nampak jelas dan meyakinkan adalah bekas-bekas penganiayaan dan pembunuhan. Seperti luka sobek di punggung, badan penuh dengan memar dan lain-lain

Sekalipun fakta telah sangat jelas namun pihak kepolisian dan pemerintah daerah tetap ngotot dengan asumsinya bahwa itu lakalantas tunggal.

Sepulang dari pemakaman Darvin ternyata warga Kristen telah menghadang dengan melakukan provokasi. Dan dalam hitungan menit tiba-tiba kampung muslim Waringin telah diserang oleh perusuh Kristen. Kerusuhan pun menjalar cepat hingga ke kota Ambon.


Yang sangat aneh adalah ditemukannya salah satu korban tewas yaitu Syahrun Ely mengalami luka tembak pada bagian dagu tembus kebagian belakang kepala terkena tembakan sniper.Lalu siapa sebenarnya yang bermain dalam kerusuhan 11 September 2011 di Ambon?

Dan mengapa ada pembiaran oleh aparat keamanan terhadap pembakaran kampung Muslim Waringin oleh perusuh Salibis? Hingga kini, semua kisah itu tetap menjadi misteri, pihak-pihak yang harus bertanggung jawab pun tak pernah terungkap. [AF]



WASHINGTON, (voa-islam.com) - Serangan yang menewaskan duta besar AS dan tiga diplomat Amerika lainnya di Benghazi, Libya, kemungkinan telah direncanakan dan diorganisir terlebih dahulu, para pejabat pemerintah AS mengatakan Rabu (12/9/2012).
Duta Besar AS Christopher Stevens, Petugas Layanan Luar Negeri Sean Smith dan dua orang Amerika lainnya yang belum teridentifikasi tewas ketika kawanan bersenjata menyerbu konsulat dan rumah perlindungan untuk warga AS lainnya di Benghazi pada hari Selasa yang dikatakan sebagai protes atas kemunculan sebuah film buatan seorang sutradara keturunan Israel-Amerika Sam Bacile yang  merendahkan Islam dan Nabi Muhammad.

Para pejabat mengatakan bahwa ada indikasi bahwa anggota faksi pejuang Islam yang menyebut dirinya Ansar al Syariah mungkin telah terlibat dalam mengorganisir serangan di Konsulat AS di kota terbesar kedua Libya tersebut.

Mereka juga mengatakan beberapa laporan dari daerah menunjukkan bahwa para anggota afiliasi Al-Qaidah yang berbasis di Afrika utara, yang dikenal sebagai Al-Qaidah di Maghreb Islam, mungkin telah terlibat.

"Serangan ini mirip ciri dari sebuah serangan terorganisasi" dan tampaknya sudah direncanakan sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan.

Para pejabat meminta anonimitas ketika membahas informasi sensitif tersebut. Rincian lebih spesifik tentang kemungkinan peran kelompok atau sel pejuang Islam dalam serangan itu tidak segera tersedia.

Seorang pejabat AS mencatat bahwa, di tengah runtuhnya pemerintahan pemimpin terakhir Libya Muammar Khadafi akhir tahun lalu, persenjataan pemerintah Libya telah dijarah, menjadikan senjata ringan dan senjata yang lebih canggih tersedia baik untuk pejuang Islam dan pedagang gelap.

Beberapa pejabat AS memperingatkan terhadap asumsi bahwa serangan Benghazi, atau protes kekerasan yang sama-waktunya di Kedutaan Besar AS di Kairo, sengaja diselenggarakan bertepatan dengan peringatan 11 September 2001, serangan yang dilakukan oleh Al-Qaidah di Washington dan New York.

Para pejabat AS dan Eropa mengatakan bahwa dibandingkan dengan serangan Benghazi, yang beberapa para peneliti mengatakan mungkin telah dipehitungkan dan terorganisir, serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Kairo muncul lebih cenderung menjadi sebuah ledakan spontan oleh massa (by/Reuters)



California (voa-islam.com) Sutradara Israel Sam Bacile, yang terkutuk dan terlaknat, melalui filmnya menyerang Islam dan  Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam, yang sangat menghina dengan kata-kata kotor, dan sangat menjijikkan. Sam Bacile menulis cerita itu, atas permintaan pendeta Terry Jones. Film yang memicu  kemarahan umat Islam di berbagai belahan bumi, dan amarah rakyat Mesir dan Libya, itu kemudian mengakibatkan tewasnya Duta Besar Amarika Serikat  J.Christoper Stevens di Benghazi.
Berbicara melalui telepon dari sutradara Israel itu, di lokasi yang dirahasiakan  sutradara Sam Bacile tetap menantang, mengatakan Islam adalah kanker dan bahwa ia bermaksud filmnya menjadi pernyataan politik sebagai skap yang mengutuk terhadap agama Islam.
Para pengunjuk rasa marah atas Film Bacile yang menembaki dengan roket dan membakar Konsulat Amerika Serikat, di Benghazi, dan menewaskan Duta Besar Amerika Serikat, dan tiga agen CIA.
Bacile, yang tinggal di  California berusia lima puluhan yang menyebut dirinya sebagai seorang Yahudi Israel, dan mengatakan  film itu akan membantu tanah kelahirannya (Israel) dengan mengekspos kelemahan Islam kepada dunia", ujarnya. "Islam adalah kanker," ia berulang kali berkata dengan nada, yang sangat jelas dengan bahasa Ibrani.
Film itu berdurasi setengah jam film, berjudul "Innocence Muslim," biaya pembuatannya menghabiskan dana $ 5 juta dollar, dan  dibiayai  oleh bantuan lebih dari 100 donatur Yahudi, kata Bacile.

Film ini menyebutkan Muhammad adalah penipu, dan suka meniduri perempuan. Film yang dirilis dengan bahasa Inggris 13 menit, dan trailernya di YouTube menunjukkan pemain amatir melakukan dialog dan melakukan penghinaan, serta menyamar sebagai Muhammad, dan digambarkan sebagai tokoh  yang tidak bermoral.
Film ini menggambarkan Nabi Muhammad sebagai hidung belang yang suka melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Inilah bentuk penghinaan terang-terangan yang dilakukan Bacile terhadap Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam.

Bacile bukan hanya menghina Islam dan Nabi Muhamamad Shallahu Alaihi Wasslam, tetapi ini sudah bentuk perang terbuka dengan Muslim di seluruh dunia, di mana orang yang paling dicintai, didoakan, dan selalu diingat oleh ratusan juta Muslim di setiap saat dihinakan dengan sangat nista oleh seorang sutradara Israel, Bacil.
Yahudi di Eropa, sebelumnya di Denmark, melalui sebuah Tabloit, telah pula menghina  Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, di mana sebuah surat kabar Denmark membuat 12 karikatur yang sangat menghina dan menistakan Nabi Shallahu Alaihi Wassalam.
Bacile hanya minta maaf kepada pemerintah Amerika Serikat, di mana Duta Besarnya telah tewas sebagai akibat dari kemarahan atas filmnya, tetapi tidak meminta maaf kepada Muslim di seluruh dunia.

"Saya merasa sistem keamanan (di kedutaan) tidak baik," kata Bacile."Amerika harus melakukan sesuatu untuk mengubahnya."
Film ini dialih bahasakan ke dalam bahasa Arab oleh seseorang, tapi dia berbicara bahasa Arab cukup baik, dan menegaskan bahwa terjemahan tersebut akurat. Film itu dibuat dalam tiga bulan, saat musim panas 2011, dengan 59 aktor dan sekitar 45 orang yang ikut terlibat dalam pembuatannya.

Benar-benar terkutuk dan terlaknat Bacil yang telah terang-terangan menghina Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. af/ha

film Innocence of Moslem1
LOS ANGELES – Asal mula pembuatan film anti-Islam yang memicu aksi protes penuh kekerasan di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai terungkap. Seorang aktris Amerika mengaku dirinya telah ditipu dan tidak tahu bahwa film itu berkisah tentang Nabi Muhammad SAW.
Cindy Lee Garcia dari Bakersfield, California, yang muncul pada beberapa klip film yang diposkan di internet itu, mengaku bahwa ia menerima panggilan telepon tahun lalu dan mendapat tawaran untuk ikut syuting dalam film bertajuk “Desert Warrior”.
Klip-klip film, yang diposkan di YouTube dengan beberapa judul, termasuk “Innocence of Muslims” menggambarkan Nabi Muhammad SAW berperilaku kasar dan menyakitkan hati. Banyak orang Muslim menganggap penggambaran Nabi Muhammad SAW sebagai tindakan penghujatan.
Menurut Garcia, film itu dibuat musim panas 2011 di dalam gereja dekat Los Angeles, dengan para aktor berdiri di depan “layar hijau”, yang dipakai untuk menayangkan berbagai latar belakang. Film ini melibatkan sekitar 50 aktor.
Situs Backstage.com menyebut film itu bernama “Desert Warrior” dan hanya menggunakan anggaran kecil tentang film petualangan di gurun pasir Arab yang terkenal. Tak satu pun karakter dalam film itu disebut dengan nama Muhammad.
Beberapa media massa AS menyebut film itu digarap seoran pria bernama Sam Bacile, seorang pengembang properti Amerika keturunan Israel. Ia mengaku telah menghabiskan biaya 5 juta dolar AS untuk pembuatan film, beberapa di antaranya didanai oleh sekitar 100 pendonor Yahudi. Sutradaranya adalah Alan Robert.
Menurut Garcia, ia berperan memainkan seorang wanita yang terpaksa menyerahkan anaknya kepada seorang tokoh bernama “Master George”. Naskah film menyebut tokoh bernama George sebagai ‘pemimpin yang kuat dan tirani.
Tapi dalam film berdurasi 13 menit, suara Garcia telah disulihsuara dan suara itu menyebut nama Mohammad, dan bukannya George. Garcia juga mengaku produsernya bernama Sam Bassil, seorang pria tua berambut putih.
YouTube milik Google Inc, telah membatasi akses klip film di Mesir dan Libya.


film Innocence of Moslem 


Salah satu adegan film Innocence of Moslem
JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pemerintah cq Kemkominfo agar memblokir film ‘Innocence of Muslem’ di youtube yang jelas-jelas menghina Nabi Muhammadf SAW. Selain itu, pemerintah perlu segera bertindak agar tidak memicu kemarahan ummat muslim seperti terjadi di Yaman, Libia ,Bahrain, Mesir dan beberapa negara Timur Tengah lainnya.
Ketua MUI KH Ma’ruf Amin mengemukakan hal itu kepada Harian Terbit, Jumat (14/9) pagi ketika dimintai tanggapannya terkait penanyangan film ‘Innocence of Muslem’ di youtube.com, yang menghebohkan.
“Di samping itu, MUI mengimbau ummat muslim Indonesoa diminta tidak menanggapi film tersebut secara anarkis. Kalau mau demo-demo saja secara damai. Jangan anarkis. Umat Islam tak terpancing dengan melakukan kegiatan anarkhis dalam melakukan aksi protes,” kata Ma’ruf Amin.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Zainut Tauhid Saadi, menilai film Innocence of Moslem itu pelecahan terhadap Nabi Muhammad SAW. “ Ini film propaganda antiIslam yang sangat nyata. Film yang sangat melecehkan Rasulullah SAW dan Islam,” tegasnya.
Dia menambahkan, film ini bukan hanya melecehkan Islam, tetapi juga penodaan dan penistaan Islam karena dalam film ini menggambarkan betapa nabi dan Islam mendorong pemerkosaan seksualitas anak dan anarkhis.
“Film ini bisa menganggu harmonisasi kehidupan umat beragama dan memicu konflik antar umat beragama di dunia,” ungkapnya.
Karenanya, tegas Zainut yang juga Ketua DPP PPP itu, mendesak pemerintah segera melakukan antisipasi terhadap kemungkinan adanya reaksi massa akibat tayangan film ini agar tidak menimbulkan hal yang tak diinginkan.
Ia mendesak pemerintah AS memberikan hukuman pada pembuat film murahan yang sangat melukai hati umat Islam se-dunia itu.
Di Yaman warga muslim setempat Kamis (13/9), menyerang Kedutaan Besar AS di Sana’a menyebabkan tiga korban tewas setelah bentrok dengan petugas keamanan di Kedubes AS dan 30 pendemo lainnya luka-luka sebagian dalam keadaan kritius terkena peluru petugas.
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, Kamis (13/9) meminta ma’af pada Presiden AS Barack Obama atas serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Ibu Kota Yaman, Sana’a, sementara korban jiwa akibat konflik tersebut naik jadi tiga tewas.
“Saya meminta ma’af kepada Presiden AS Barack Obama dan rakyat Amerika Serikat atas serangan agresif terhadap Kedutaan Besar AS di Sana’a,” kata Hadi di dalam pernyataan singkat sebagaimana dikutip kantor berita Yaman, Saba.
Ratusan pendemo berusia muda berpawai di luar gedung kedutaan itu sejak pagi hari, sehingga tentara melepaskan tembakan ke udara untuk membubarkan mereka. Namun pemrotes berhasil menembus blokade keamanan dan memanjat tembok kedutaan besar lalu membuka pintu sehingga pemrotes lain bisa masuk, kata beberapa saksi mata.
Semua perlengkapan dan mobil di dalam kedutaan besar tersebut dirusak, termasuk kendaraan lapis baja duta besar AS, sementara beberapa bagian bangunan kedutaan besar dibakar, demikian laporan keamanan yang disampaikan oleh satu tim penyelidik Yaman ke Kementerian Dalam Negeri.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Bahrain mengatakan dalam satu pernyataan film itu mencemooh ajaran agama, yang harus dihormati, serta moral dan nilai kemanusiaan.
Kementerian tersebut menyerukan pada Organisasi Kerja Sama Islam dan semua negara Islam untuk bertindak tegas terhadap praktek yang menyulut hasutan dengan menghentikan pembuatan serta penayangan film tersebut. Semua orang yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggung-jawaban, katanya.

JAKARTA (voa-islam.com) - Menyikapi beredarnya film “Innocence of Muslim” yang melecehkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Ketua MUI Pusat Bidang Seni dan Budaya, KH. Ahmad Cholil Ridwan mengecam keras film tersebut.

Ia menyerukan kepada para ulama, kyai, muballig dan yang lainnya agar menginformasikan kepada internal umat Islam bahwa film itu merupakan bukti kejahatan orang-orang kafir Yahudi dan Nasrani.

“Ke dalam umat Islam harus diinformasikan, baik ulama, khatib, para kyai dan muballigh supaya menginformasikan kepada umat itulah kejahatan orang-orang barat kafir. Yahudi dan Nasrani itu selalu mencari-cari kesempatan untuk menjelek-jelekan Islam. Katanya kita harus toleransi, tapi kok pemerintah Amerikan sendiri membiarkan ada warga negaranya yang membuat film seperti itu. Film itu pengaruhnya sangat besar, mudah beredar,” ungkapnya saat dihubungi voa-islam.com, Jum’at (14/9/2012).
...harus diinformasikan, baik ulama, khatib, para kyai dan muballigh supaya menginformasikan kepada umat itulah kejahatan orang-orang barat kafir. Yahudi dan Nasrani itu selalu mencari-cari kesempatan untuk menjelek-jelekan Islam


Menurutnya penghinaan dalam film tersebut merupakan bukti kebenaran Al-Qur’an yang menyatakan bahwa kebencian musuh-musuh Islam begitu besar.

“Jadi Al-Qur’an itu memang sangat benar, sejak 1400 tahun yang lalu di dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ

…Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.. (Q.S. Ali Imran: 118).

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

 Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka… (Q.S. Al-Baqarah: 120),” ucap alumnus Universitas Islam, Madinah ini.
...Tokoh-tokoh Islam harus menyadarkan umat Islam, inilah common enemy (musuh bersama)


Ia juga mengimbau agar tokoh-tokoh Islam untuk tidak berpecah belah dan menyadari bahwa umat Islam memiliki musuh bersama yang harus dihadapi

“Tokoh-tokoh Islam harus menyadarkan umat Islam, inilah common enemy (musuh bersama), berhentilah kita gontok-gontokan sesama Muslim, karena di depan itu ada musuh yang nyata,” tegasnya. [Ahmed Widad]
____________________________________________________________


mesjid
JOPLIN — Serangan pembakaran masjid yang kedua kalinya di negara bagian Missouri, AS, pekan ini, telah memicu kemarahan para pemimpin agama. Mereka menyerukan perlindungan tempat ibadah.
Sebuah masjid di tenggara Missouri telah dibakar hingga rata dengan tanah pada Senin pagi dalam serangan pembakaran yang kedua kali atas tempat ibadah Muslim dalam sebulan ini.
Atap masjid itu sebelumnya hancur dalam serangan pembakaran serupa pada 4 Juli lalu. Tak seorang pun cedera dalam serangan Senin kemarin. Namun bangunan Islamic Society of Joplin rusak berat.
Menyusul insiden itu, FBI, Bureau of Alcohol Tobacco and Firearms dan departemen Jasper County Sheriff langsung mengadakan investigasi.
Kini bangunan itu tinggal puing-puing. FBI menawarkan imbalan sebesar 15.000 dolar AS untuk informasi yang mengarah pada pelaku pembakaran.
Imbalan lain sebesar 10.000 dolar AS untuk informasi atas insiden terakhir juga ditawarkan lembaga payung Dewan Hubungan Amerika-Islam CAIR. CAIR juga menyerukan peningkatan perlindungan polisi untuk semua rumah ibadah setelah kasus kebakaran dan penembakan mematikan pada Minggu lalu di sebuah kuil Sikh di Wisconsin yang menewaskan 8 orang.
Jubir CAIR, Ibrahim Hooper menegaskan bahwa banyak kelompok yang membenci Islam, termasuk Act for America, Stop Islamization of America dan Jihad Watch, telah memicu berbagai insiden seperti di Joplin.
Di seluruh Amerika, masjid kerap diserang. Sekurangnya 35 proyek masjid, mulai dari Mississippi hingga Wisconsin, terhambat dan tak bisa dibangun dengan berbagai alasan, termasuk alasan kemacetan lalulintas dan kekuatiran akan terorisme. Bahkan beberapa masjid telah dirusak termasuk pembakaran masid di Wichita pada 2011.
(onislam)
____________________________________________________________

JAKARTA  - Sutradara Hanung Bramantyo kembali melecehkan Islam dengan membuat film berjudul "Cinta Terlarang Batman dan Robin" yang bertemakan homoseksual dengan latar belakang pesantren.
"Sejak awal sikap FPI sangat jelas, tolak film-film yang menghina Islam, dan film karya Hanung bertemakan gay itu sudah melecehkan Islam. Dalam syariat Islam, gay, lesbi itu sudah dilarang, ini justru disebarkan dengan film," kata Ketua Bidang Dakwah dan Hubungan Lintas Agama DPP Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhsin Ahmad Alatas seperti dikutip itoday, Kamis (13/9/2012).
Menurut Habib Muhsin, Hanung bisa diseret ke pengadilan dengan pasal penghinaan terhadap agama.
"Ini sudah pelecehan terhadap Islam. Hanung bisa diseret ke pengadilan, agar tidak mengulangi lagi perbuatannya yang melecehkan Islam," ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengatakan, penyebaran ide-ide liberal baik melalui film maupun diskusi mendapat dukungan dana dari pihak asing.
"Pihak asing itu berkeinginan menghancurkan bangsa Indonesia dengan menyebarkan paham liberal, termasuk mendanai film-film seperti karya Hanung," pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Hanung Bramantyo membuat film berjudul "Cinta Terlarang Batman dan Robin". Film ini menceritakan percintaan sejenis dua orang santri, Amir dan Bambang. Di pesantren, Amir dan Bambang selalu bersama hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta.
Film ini rencananya akan hadir di bioskop-bioskop tanah air pada bulan Oktober 2012 untuk menyambut 'Hari Anti Diskriminasi Nasional'.

SOLO (voa-islam.com) – Pada sidang ke-3 Iwan Walet, terdakwa kasus penganiayaan aktivis Islam hari selasa (11/9/2012) wartawan dari Voice of Al-Islam (voa-islam.com) sempat dilarang meliput persidangan.

Tiba pada pukul 09.10 WIB di PN Solo, pengamanan sidang Iwan Walet begitu ketat dengan pengamanan aparat.  Seperti biasa, sebelum masuk ke ruang sidang, pengunjung diperiksa oleh beberapa anggota kepolisian. Wartawan sendiri diperiksa identitasnya dan ditanya-tanya oleh Kasubag Humas Polresta Solo AKP. Sis Raniwati, di sinilah insiden pelarangan itu terjadi.

AKP Sis Raniwati melarang wartawan voa-islam.com yang sudah menunjukkan kartu persnya untuk meliput ke ruang sidang dengan. “Maaf, masnya gak boleh masuk lagi pula masnya nggak punya kartu anggota pers dari PWI. Jadi gak boleh ngliput,” katanya.

Padahal, sudah menjadi rahasia umum tidak semua wartawan adalah anggota PWI, apalagi sidang Iwan Walet terbuka untuk umum, jadi siapa pun boleh menghadiri sidang tersebut.

Namun demikian, anggota polwan tersebut melarang dengan dalih itu adalah perintah atasan. “Yaa ini sudah perintah atasan, maaf ,” ucapnya.

Tak lama berselang, kurang lebih pukul 09.30 WIB, ketua DPW FPI Solo, Ustadz Choirul tiba PN Solo. Beliau-pun bertanya, “Kenapa belum masuk? Apa sidangnya belum dimulai?” tanyanya. Wartawan voa-islam.com lalu bercerita bahwa ia tidak diperbolehkan masuk oleh polisi.

Setelah mengetahui hal tersebut Ustadz Choirul yang sudah akrab dengan media Islam tersebut membela dan langsung menerobos masuk. Melihat hal itu, salah seorang anggota polwan dan polisi laki-laki meneriaki kami, “hei… hei… masnya tadi kan gak boleh masuk pak?” teriak seorang polwan kepada kami.

Lantas, Ustadz Choirul pun menjawab dengan nada geram, “Kenapa nggak boleh masuk? Mereka itu (sambil menunjuk para wartawan lainnya) sudah diperiksa dan punya kartu pers dan anggota dari PWI nggak? Inikan persidangan terbuka, apa anda nggak dengar apa yang diucapkan oleh hakim kemarin, bahwa sidang ini sidang terbuka untuk umum? Kalau sampai ada yang dihalang-halangi untuk masuk, maka anda akan saya perkarakan,” tegas Ustadz Choirul.

Tak berhenti sampai di situ, dengan berani ustadz Choirul pun memberikan peringatan keras kepada aparat kepolisian yang melarang waktu itu. “anda kalau mau memeriksa orang-orang yang hendak mengikuti sidang silahkan, karena itu tugas anda sebagai aparat keamanan. Tapi kalau ada yang dihalang-halangi untuk masuk, sedangkan sidang ini adalah terbuka untuk umum, maka akan saya pidanakan. Penegak hukum kok nggak mudeng hukum”, tandasnya.

Sementara itu, Ustadz Sholeh Ibrohim S.Th.I salah satu tokoh masyarakat di Solo, sangat menyanyangkan insiden pelarangan aparat kepolisian kepada wartawan yang hendak meliput sidang lanjutan ke-3 dengan terdakwa Iwan Walet tersebut.

“Itukan sidangnya terbuka, lalu kenapa kok sempat ada pelarangan dari kepolisian kepada media ini,” ujarnya penuh kecewa.

Ulama yang juga terus mengamati persidangan Iwan Walet itu mensinyalir adanya upaya dari fihak tertentu untuk mengarahkan pemberitaan sidang Iwan Walet itu menjadi satu arah saja. Bahkan, pelarangan tersebut mengindikasikan adanya sinyalemen untuk membungkam media, khususnya media Islam yang kritis dalam setiap pemberitaannya.

“Dengan hal itu, menurut saya ada indikasi fihak tertentu untuk mengarahkan pemberitaan menjadi satu arah saja dan adanya upaya untuk membungkam media islam dengan cara mempersempit ruang geraknya”, tegasnya. [Bekti/VOA]


pembantaian-muslim-rohingya
RIYADH — Organisasi Kerjasama Islam OKI kemarin mengusulkan pengiriman tim pencari fakta untuk mengusut ‘pembantaian’ Muslim Rohingya di Myanmar yang penduduknya mayoritas beragama Budha.
OKI akan mencoba membujuk pemerintah Yangon untuk menerima misi tim pencari fakta OKI, jelas Ekmeleddin Ihsanoglu dalam pertemuan komite eksekutif kemarin.
Ihsanoglu merasa kecewa aTas kegagalan dunia untuk mengambil tindakan dalam mencegah pembantaian, kekerasan, penindasan dan pembersihan etnis oleh pemerintah Myanmar terhadap Muslim Rohingya. Kekerasan pecah pada Juni lalu di negara bagian Rakhine antara kelompok Buddha dan Rohingya yang menewaskan 80 orang dari kedua pihak.
Kelompok pembela HAM, Human Rights Watch menegaskan jumlah korban tewas masih terlalu rendah. Mereka menuding aparat terang-terangan menembaki umat Muslim dan melakukan perkosaan. Ratusan pria dan anak laki-laki Rohingya telah ditangkap dan hilang di bagian barat negara yang dulunya bernama Burma.
Sebelumnya seorang utusan PBB menyerukan pembentukan “komisi kebenaran” atas pelanggaran HAM yang terjadi di Myanmar selama puluhan tahun untuk membuktikan bahwa negara itu mulai mengalami transisi menuju demokrasi.
Utusan PBB Tomas Ejea Quintana mengatakan investigasi oleh sebuah komisi parlemen Myanmar atas berbagai penyiksaan terhadap berbagai kelompok etnis diharapkan dapat mengatasi masalah itu.
Dalam kunjungannya, Quintana juga bertemu dengan beberapa staf PBB yang sempat ditahan sejak pecah bentrokan antara kelompok Muslim Rohingya dan etnis Budha di negara bagian Rakhine. Ia merasa prihatin atas penahanan para staf PBB tanpa alasan yang masuk akal.


Rahib
YANGOON — Ribuan pendeta atau rahib Budha menggelar aksi protes di Myanmar dan menuntut pengusiran etnis Muslim Bengali yang disebut dengan Rohingya dari negara itu.
Menurut Wirathu, pemimpin rahib, aksi protes digelar agar dunia tahu bahwa Rohingya bukan bagian dari kelompok etnis Myanmar.
Aksi protes digelar Minggu lalu di Mandalay, kota terbesar kedua, dimana ribuan rahib menuntut pengusiran Muslim Rohingya.
Pada Juli lalu, Presiden Myanmar memberikan komentar pada situs website Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) Antonio Gueterres bahwa ‘tidak mungkin menerima orang-orang Rohingga yang masuk ke sana secara ilegal dan bukan masuk dalam etnis mereka. Ia bahkan menganjurkan pengiriman Rohingya Muslim ke negara ketiga atau ke kamp penampungan yang dikelola PBB.
Sebagai salah satu etnis minoritas paling tertindas di dunia menurut PBB, orang Muslim Rohingya menghadapi berbagai perlakuan diskriminatif di Myanmar. Mereka tidak mendapatkan hak kewarganegaraan sejak berlaku amandemen UU kewarganegaraan pada 1982 dan dianggap sebagai imigran ilegal di negeri sendiri.
Pemerintah Myanmar dan juga mayoritas Budha menolak mengakui istilah “Rohingya” dan lebih suka menyebut mereka dengan sebutan orang “Bengali”.
Ribuan Muslim Rohingya dipaksa mengungsi dari kampung halaman setelah pecah kekerasan etnis di barat negara bagian Rakhine pada Juli lalu setelah insiden pembunuhan 10 orang muslim dalam sebuah serangan yang dilakukan massa Budha di dalam bus yang mereka naiki.
Serangan itu terjadi menyusul kasus perkosaan dan pembunuhan seorang wanita Budha dan tiga orang Rohingya telah dijatuhi hukuman mati.
Ratusan pria dan anak laki-laki Rohingya ditangkap dan nasibnya hingga kini belum diketahui sejak insiden itu. Berbagai kelompok HAM menuding polisi dan tentara telah menggunakan kekerasan yang berlebihan dan menangkap orang-orang Rohingya.
Namun aksi protes para rahib Budha dikecam para kelompok HAM karena memicu kebencian terhadap orang Muslim Rohingya. Pada 2007 lalu, para rahib memimpin protes untuk memaksa junta militer memperkenalkan reformasi di negara itu. (onislam/meidia)


(Arrahmah.com) – Demonstrasi umat Islam di depan gedung Kedutaan Besar AS di Kairo dan depan gedung Konsulat Jendral AS di Benghazi pada Selasa (11/9/2012) dipicu oleh film rilisan pastor Terry Jones yang sangat menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Dalam rangka memperingati serangan 11 September yang menjadi hari naas bangsa AS, pastor Terry Jones membuat sebuah situs dengan nama http://www.standupamericanow.org. Situs provokatif dan anti-Islam itu memamerkan pengadilan dan pelaksanaan hukuman gantung terhadap "Nabi Muhammad SAW". Nabi Muhammad SAW digambarkan seperti sosok Usamah bin Ladin lengkap dengan jubah tuanya, dengan wajah seekor anjing.
Sikap anti-Islam pastor Terry Jones itu jelas menunjukkan kebencian dan dendam kesumat para pemimpin Kristen. Tak heran apabila kaum muslimin di seluruh dunia marah atas ulah penghinaan yang kelewat batas terhadap agama Islam itu.
Belum cukup sampai di situ, pastor Terry Jones juga merilis sebuah video yang diup load di situs Youtube. Pastor Jones menyebut serangan 11 September sebagai "International Judge Mohammed Day", hari pengadilan internasional terhadap nabi Muhammad. Lewat video tersebut, pastor yang terkenal karena ulahnya membakar mushaf Al-Qur'an ini kembali melakukan pelecehan terhadap Islam dan nabi Muhammad SAW.
Nampaknya stress dan depresi tidak hanya melanda para jendral dan tentara AS yang pulang dari perang di Irak dan Afghanistan. Kini stress dan depresi telah melanda para tokoh pemimpin agama Kristen dan pemerintahan AS. Tak mampu meraih kemenangan di medan perang Irak dan Afghan, mereka melampiaskan stresnya dengan merilis film-film penghinaan terhadap Islam.
Video lengkap Pastor gila melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wassalam..


MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget