Articles by "Amerika"

Jejak hubungan Yahudi dan Amerika dimulai bersamaan dengan perjalanan Christopher Columbus menemukan benua Amerika. Pada 2 Agustus 1492, diperkirakan lebih dari 300 ribu orang Yahudi diusir oleh orang-orang Spanyol. Suatu hari, di bulan yang sama, Columbus mengarungi lautan Barat. Secara kebetulan, beberapa orang Yahudi ikut bergabung dalam rombongan tersebut. Melihat kelompok pengungsi itu, membuat hati Columbus berubah menjadi simpati. Saat itulah pergaulannya dengan orang-orang Yahudi menjadi dekat. Orang Yahudi yang kemudian menjadi teman akrab dalam ekspedisi Columbus itu antara lain; Luis de Torres (juru bahasa); Marco, (ahli bedah); Bernal (ahli fisika); Alonzo de la Calle, dan Gabriel Sanchez. Luis de Torres adalah orang pertama yang ikut mendarat dalam ekpedisi yang kemudian menemukan manfaat tembakau. Dia kemudian mendiami Kuba dan menjadi `god father' Yahudi dalam menguasai bisnis raksasa tembakau hingga hari ini.

Kontak pertama antara AS dan Eropa dengan Zionis dimulai tahun 1921 ketika Chaim Weizmann mengunjungi AS. Terutama saat hubungan Inggris dan Zionis memburuk tahun 1939. Dampak paling penting dari hubungan keduanya adalah lahirnya `Biltmore Program' tahun 1942 yang membiarkan kaum Zionis merampas tanah sah negara Palestina tahun 1948.

Hubungan keduanya menjadi sangat `spesial' saat AS di bawah kendali pemerintahan Ronald Reagan di awal tahun 80-an. Dilanjutkan dengan kerjasama dalam perjanjian perdagangan bebas 1985 yang isinya, Israel ikut berpartisipasi dalam Prakarsa Keamanan Strategis (Star War Project). Boleh dikatakan, sejak itu pula, bantuan AS terus mengalir menuju Israel. Sekitar tahun 1949-1965 bantuan AS mencapai sekitar 63 juta USD. Tahun berikutnya meningkat menjadi 102 juta USD (periode 1966-1970). Tahun berikutnya (1971-1975) meningkat menjadi 1 milyar USD. Tahun 1976-1984 meningkat lagi menjadi 2,5 milyar USD. Menurut Sunshine Press Service, yang pernah melacak aliran dana ke sarang Capitol Hill, dana bantuan untuk Israel ternyata sudah berlangsung sejak tahun tahun 1949. Umumnya, bantuan AS kepada Yahudi berupa hibah tanpa ada ikatan apa-apa. Ini jauh berbeda dengan bantuan AS ke Philipina atau ke Indonesia, yang selalu pakai em
Yahudi di AS mempunyai organisasi yang sangat berpengaruh di Capitol Hill, Washington, namanya AIPAC (The American Israel Public Affairs Committee). Organisasi ini jaringannya luas, karenanya sangat berpengaruh dalam penetapan arah kebijakan AS, siapapun presiden dan pejabatnya. AIPAC atau sering dipanggil `The Lobby' mampu mengendalikan orang-orang kuat di pemerintahan AS. Misalnya; presiden dan semua staf, angkatan bersenjata, Pentagon, Gedung Putih, menteri luar negeri, dan departemen penting lainnya.

Tidak hanya presiden dan anggota parlemen terpilih, tokoh-tokoh yang diperkirakan akan menjadi calon presiden sudah dipengaruhi. Koran The New York Times (1987) pernah menyebut AIPAC sebagai basis kekuatan utama dalam menyusun kebijakan AS, terutama yang menyangkut masalah Timur Tengah.

Jadi, harap maklum bila hampir semua kebijakan Israel yang merugikan Timur Tengah dan Islam, pemerintah AS sering bungkam. Kelompok kecil ini bahkan dikenal seenaknya mendikte --kalau perlu-- menjatuhkan seorang presiden AS jika dianggap merugikan misi Zinonisme. Sampai hari ini, `The Loby' memiliki anggota sekitar 60 ribu yang bekerja untuk kepentingan Zionis. Tidak ada satupun kebijakan AS tanpa melalui AIPAC hingga hari ini.

Tidak heran di sebuah radio lokal Israel di Tel Avivi, 3 Oktober 1991, Ariel Sharon dengan lantang berteriak, "...I want to tell you something very clear: Don't worry about American pressure on Israel. We, the Jewish people, control America, and the Americans know it".

Bukti lebih nyata, lambang freemansonry dijadikan lambang mata uang dollar AS dengan mencantumkan gambar segitiga pyramid dan di tengahnya tercantum lukisan 'sebelah mata'. Logo mata uang AS ini serupa dengan lambang freemansonry yang simbolnya menggambarkan bintang David yang diapit dua pilar bertuliskan Iakin (kanan) dan Zahob (sebelah kiri). Di atas bintang David dan dua penyangga itulah segitiga bergambar 'sebelah mata' dikelilingi lingkaran. Simbol bergambar `sebelah mata' inilah yang bentuknya sama persis dengan logo mata uang AS. Kabarnya, gambar sebelah mata ini oleh ummat Islam diyakini sebagai simbol Dajjal.

Cengkraman Yahudi terhadap AS itu sudah dirancang dengan matang 80 tahun lalu, tepatnya sejak ditemukan buku kecil berjudul, The Protocols of the learned elders of zion. "The Protocols" itu sebuah masterplan Zionisme Yahudi dalam mengendalikan dunia dengan cara-cara licik. Diantaranya, mengendalikan tatanan dunia baru melalui jalan ekonomi, politik, dan media massa. Untuk yang satu ini, kaum Yahudi --kalau perlu-- harus menyelewengkan ilmu pengetahuan. Dalam buku Dajjal—The AntiChrist (diterjemahkan ke Indonesia dengan judul Sistem Dajjal), seorang Inggris, Ahmad Thomson, menulis bahwa mantan Presiden Amerika Henry Ford di tahun 1921 mengakui adanya rencana licik gerakan Yahudi, yang tertuang dalam The Protocols of the learned elders of zion.

Henry menyebut kemiripan dari rencana jahat The Protocols tersebut dengan apa yang terjadi dunia saat ini. Antara lain; adanya Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), sebagai usaha menciptakan tatanan dunia baru. Penciptaan ekonomi yang impoten dengan penerapan sistem bunga dan pajak yang melilit masyarakat, teori kekacauan dan propaganda cabul melalui media massa, menerapkan teori politik dan sosial yang menyesatkan di tengah masyarakat goyim (non-Yahudi) baik melalui perorangan, organisasi atau serikat olah raga. "Buku itu cocok dengan keadaan dunia saat ini," kata Henry seperti dikutip Thomson. Diantara kelicikan Zionis termasuk menyelewengkan ilmu pengetahuan sejarah dan peradaban. Salah satu teori utama dunia yang mengandung unsur penipuan dan penyesatan diantaranya lahirnya teori asal usul manusia yang dikenal dengan Teori Darwin. Teori ini menjelaskan bahwa asal usul manusia itu hewan kera, bukan Nabi Adam.

Menurut Ahmad T. Thomson, tata cara pengendalian dunia cara Yahudi itu merupakan Dajjal seperti yang banyak diungkap al-Qur'an tentang tanda dan kehadirannya. "Tata cara pelaksanaan, proses produsen-konsumen dan tata cara sistem-sistem pendukung yang digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi masyarakat yang diperbudak sistem produsen-konsumen adalah bukti nyata bahwa pengambilalihan oleh Dajjal sebagai kekuatan ghaib sudah dan sedang berlaku. Kini sistem kafir, yaitu sistem Dajjal telah menjajah hampir semua negara di dunia, maka kedatangan si Dajjal sendiri tinggal masalah waktu saja".

Sebuah penelitian yang dilakukan Pew Forum on Religion & Public Life menyebutkan tentang pertumbuhan agama di Amerika Serikat. Hasilnya, penganut Islam meningkat setiap tahunnya sebesar 2.6 juta. Umat Kristen Protestan malah sebaliknya, populasinya menjadi 48 persen saja.
Untuk pertama kalinya di Amerika jumlah penganut Kristen Protestan tidak lagi menjadi mayoritas. Selain meningkatnya pertumbuhan penganut Islam, hal ini juga terjadi lantaran meningkatnya penganut atheis. Penelitian itu menyebutkan jumlah penganut atheis meningkat lima persen dalam lima tahun terakhir. Survei ini dilakukan sepanjang Juni-Juli tahun ini dan melibatkan tiga ribu responden. Ada jgua warga yang masih melakukan ibadah ritual menyebut dirinya kaum spiritual daripada kaum beriman.
Diperkirakan, angka kaum atheis akan meningkat dalam jumlah pemilih pada pemilihan presiden Amerika mendatang. Para pendukung Partai Demokrat yang mengaku atheis bertambah menjadi 24 persen.
Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa Amerika bukan lagi negara yang berpenduduk mayoritas umat Kristen Protestan karena banyaknya orang yang menjadi atheis, kaum spiritual, dan juga beragama Islam.

Baru-baru ini diumumkan foto Obama tahun 1980-an sudah memakai cincin yang menjadi cincin pernikahan pada 1992. Pasalnya, menurut para ahli di bidang tulisan Arab, cincin yang dipakai Obama lebih dari 30 tahun itu memuat satu ayat yang sering dikumandangkan umat Islam, “Tidak ada tuhan selain Allah.” Kalimat ini merupakan kalimat syahadat dari lima pilar Islam, yang menjadi dasar percaya umat Islam dengan diikuti oleh kata-kata, “dan Muhammad adalah Nabi Allah”.
Dilansir oleh wnd.com, Mark A. Gabriel PhD adalah orang yang meneliti cincin tersebut. “Tidak ada keraguan bahwa seseorang yang memakai kata-kata ‘tidak ada tuhan selain Allah’ sangat dekat hubungannya dengan kepercayaan Islam, agama Islam, dan masyarakat Islam dimana pernyataan itu sangat erat kaitannya dengan mereka,” kata Gabriel.

Gabriel lahir dari orangtua Muslim di Mesir dan besar di lingkungan Islam. Dia mengingat Al-Quran pada usia 12 tahun dan lulus program Master-nya tahun 1990 di universitas terkemuka Al-Azhar University di Kairo. “Umat Kristen tidak pernah menggunakan pernyataan seperti itu. Dengan memakai kalimat syahadat sebagai perhiasan, orang itu mengartikan bahwa Allah memegang kendali dalam setiap keadaan. Allah mengontrol Anda; Allah adalah satu-satunya.” jelas Gabriel.
“Umat Muslim melakukan Syahadat ketika mereka bangun di pagi hari dan sebelum mereka tidur. Kalimat itu dikatakan lima kali sehari saat mereka berdoa sholat lima waktu. Syahadat juga digunakan saat seseorang mau memeluk agama Islam,” katanya lagi. Gabriel percaya bahwa Obama tidak mungkin tidak tahu apa yang ditulis di cincin tersebut.
Sebelumnya, Joel Gilbert, seorang pembicara Arab dan ahli di bidang Asia Tengah sudah menyatakan bahwa cincin Obama mengandung tulisan Islam. Sampai saat ini Obama belum mengkonfirmasi mengapa dia memakai cincin tersebut di jari tempat seharusnya cincin pernikahan berada, bahkan sebelum dia menikahi Michelle.
Di samping itu, sudah berkali-kali juga Obama mengungkapkan bahwa dirinya seorang Kristen dan setiap minggu menghadiri ibadah di gereja. Namun, semuanya ini jangan membuat kita cepat mengambil kesimpulan.

Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengungkap insiden penembakan pesawat tanpa awak mereka oleh dua jet tempur Sukhoi Su-25 Iran. Pejabat Pentagon yang dikutip laman CNN, Kamis 8 November 2012, mengatakan insiden penembakan terjadi pada 1 November 2012, di atas Teluk Persia.

Pentagon menyatakan, saat ditembaki, pesawat tanpa awak Predator milik Angkatan Udara AS tengah melakukan patroli rutin. dan baru saja mengudara. Pentagon mengklaim pesawat itu terbang di zona udara internasional. Tepatnya di timur Kuwait, 16 mil dari batas pantai Iran.

"Pesawat kami tidak pernah memasuki wilayah udara Iran. Pesawat selalu terbang di zona internasional. Batas yang diakui adalah 12 mil dari pantai, kami tidak pernah masuk ke batas 12 mil itu," kata Humas Pentagon, George Little seperti dikutip CNN.

Little mengatakan, penembakan pesawat tanpa awak oleh jet tempur Iran di udara internasional ini merupakan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, pada Desember 2011, pesawat tanpa awak AS jatuh di Iran. AS mengklaim pesawat itu mengalami kecelakaan, sementara Iran mengklaim berhasil menembak jatuh pesawat itu. Kemudian Iran pun meniru model pesawat itu.

Pentagon menyatakan setidaknya dua serbuan peluru dari Su-25 Iran mengarah ke pesawat tanpa awak AS. Menurut pejabat Pentagon, video yang dipasang pada pesawat tanpa awak itu menunjukkan dua Su-25Iran mendekati sang Predator dan menembakinya. Jet tempur Iran terus menembaki Predator. Namun, Pentagon mengklaim, pesawat tanpa awak miliknya tidak terkena berondongan tembakan itu.

Analis intelijen militer AS masih belum yakin faktor yang membuat pesawat tanpa awak mereka bisa selamat. Apakah karena kurangnya keahlian para pilot Iran atau memang hanya mengusir dan tidak menjatuhkannya dan hanya mengusirnya saja. Yang jelas, pejabat Pentagon mengatakan, "Tidak masalah mereka menembaku kami."

Saat Topan Sandy menerjang wilayah Pantai Timur AS, termasuk New York yang padat, orang-orang menggunakan media sosial dan internet untuk menerima dan mengirim informasi tentang peristiwa badai yang disebut paling dahsyat dalam 100 tahun terakhir.

Seperti halnya yang terjadi saat bencana melanda, khususnya di era dijital ini, foto-foto yang menggambarkan kedahsyatan Sandy menyebar di dunia maya. Namun sayang, tak semua informasi juga foto nyata adanya, beberapa di antaranya palsu atau direkayasa.

Berikut 5 foto palsu paling tenar yang beredar di internet selama Sandy menerjang dan memporakporandakan apapun yang ia lewati.

1. Awan mengerikan di atas Patung Liberty
Foto palsu awan mengerikan di atas Patung Liberty menyebar di situs jejaring sosial, Twitter. Meski masih kalah mengerikan dengan adegan di Film Independence Day. Foto tersebut direkayasa menggunakan Photoshop, dengan cara menggabungkan foto Pelabuhan New York dengan foto awan badai yang melanda Nebraska tahun 2004 lalu, yang diambil oleh Mike Hollingshead.

2. Makam tentara tak dikenal
Foto palsu topan Sandy
NPR men-tweet dan memposting foto tiga tentara yang menjaga Makam Prajurit Tak Dikenal di tengah badai, di Arlington National Cemetery. Dan menyebutnya sebagai, "salah satu foto paling menakjubkan yang bisa dijumpai saat ini".

Namun foto itu nyatanya diambil September lalu. NPR lalu mengklarifikasi lewat blognya, bahwa foto tersebut "tidak diambil selama Sandy menerjang". Washington Post, Daily Beast, Talking Points Memo dan sejumlah media lain juga memuat foto yang sama lalu mengklarifikasinya.

3. Awan menakutkan mengancam Empire State Building
Foto palsu topan Sandy
Foto ini beredar di Twitter dan Facebook, serta media sosial lain. Meski foto ini nyata, namun tidak diambil saat Sandy melanda. Melainkan foto yang pernah dimuat dalam Wall Street Journal pada 2011.

4. Gelombang menerjang Patung Liberty

Foto palsu topan Sandy
Ini tidaklah nyata. Melainkan wallpaper dari film The Day After Tomorrow.

5. Awan hitam menutupi Jembatan George Washington
Foto palsu topan Sandy
Awan gelap dan menakutkan menutupi landmark Kota New York. Gambar ini seolah nyata diambil saat Sandy "mengamuk", padahal faktanya foto itu diambil pada tahun 2009. (Sumber: Discovery | umi)


Dan inilah bonus photo palsu tersebut::



Lalu bagaimana dengan photo yang di bawah ini::

Apakah ini photo palsu atau imitasi :D :D


Seorang informan untuk unit intelijen Departemen Kepolisian New York (NYPD) telah diperintahkan untuk mengumpan Muslim.  Ia menjalani kehidupan ganda, memotret Masjid dan mengumpulkan nama-nama orang yang tidak bersalah yang menghadiri kelompok belajar Islam, menurut pengakuannya kepada AP.
Shamiur Rahman (19), seorang Amerika-Bangladesh yang kini mengecam sendiri tindakannya sebagai seorang informan, mengatakan, polisi menyuruhnya untuk menjalankan strategi yang disebut "membentuk dan menangkap".  Dia mengatakan melibatkan percakapan mengenai Jihad, kemudian menangkap respon yang akan dikirim ke NYPD.  Untuk pekerjaannya, ia mendapatkan 1.000 USD setiap bulannya dan surat berkelakuan baik dari polisi setelah serangkaian penangkapan ganja kecil.
"Kami membutuhkan Anda untuk berpura-pura menjadi salah satu dari mereka," ujar Rahman yang menambahkan bahwa polisi mengatakan "ini teater jalanan".
Rahman mengatakan ia yakin kini pekerjaannya sebagai informan melawan Muslim di New York telah merugikan konstitusi.  Setelah ia menungkapkan kepada teman-temannya mengenai pekerjaannyauntuk polisi-dan setelah ia mengatakan kepada polisi bahwa ia telah dikontak oleh AP-ia tidak lagi menerima pesan teks dari atasan NYPD nya, "steve" dan nomer teleponnya telah tidak aktif.
Rahman menunjukkan bagaimana NYPD melepaskan informan di lingkungan Muslim, sering tanpa target tertentu atau yang dicurigai melakukan kriminal.  Apa yang dikatakan Rahman merupakan taktik NYPD yang sering dibantah oleh NYPD sendiri.
AP menguatkan pengakuan Rahman melalui catatan penangkapan dan pesan teks berminggu-minggu antara Rahman dengan handler polisinya.  AP juga meninjau foto-foto Rahman yang dikirim ke polisi.  Teman-temannya mengonfirmasi Rahman berada di acara-acara tertentu ketika mereka juga berada di sana, dan mantan pejabat NYPD mengatakan walaupun tidak mengenal Rahman secara pribadi, taktik yang ia gambarkan digunakan oleh informan.
Informan seperti Rahman merupakan komponen utama dari program NYPD untuk memonitor lingkungan Muslim sejak tahun 2001.  Pejabat polisi telah memata-matai pebisnis Muslim, meletakkan kamera video di Masjid-masjid dan mengumpulkan plat nomer Jamaah Masjid.  
Informan yang disebar di Masjid yang secara formal disebut "crawler Masjid", memberitahu polisi apa yang dikatakan oleh imam Masjid dalam setiap khubah mereka dan memberikan polisi daftar peserta yang hadir, bahkan ketika tidak ada bukti bahwa mereka telah melakukan kejahatan.  Program ini dibangun dengan bantuan dari CIA.
Polisi merekrut Rahman pada akhir Januari setelah penangkapan ketiga atas tuduhan pelanggaran narkoba, di mana diyakini Rahman memiliki konsekuensi hukum serius.  Seorang petugas berpakaian preman mendekatinya di penjara Queens dan bertanya apakah dia ingin mengubah hidupnya.
Bulan berikutnya, Rahman mengatakan, ia berada dalam daftar gaji NYPD.
Juru bicara NYPD, Paul Browne tidak mau berkomentar mengenai hal ini.  Dia membantah NYPD menyebar mata-mata.
Dalam sebuah wawancara pada 15 Oktober lalu dengan AP, Rahman mengatakan ia menerima sedikit pelatihan dan memata-matai apapun dan siapapun.  Ia mengambil gambar di dalam Masjid yang ia kunjungi dan menguping apa yang dikatakan imam.
Rahman mengatakan, dia berpikir dirinya melakukan pekerjaan penting untuk melindungi New York dan menganggap dirinya pahlawan.
Salah satu tugas pertamanya adalah memata-matai kuliah di Asosiasi Mahasiswa Muslim di John Jay College di Manhattan.  Pembicara adalah Ali Abdul Karim, pemimpin keamanan di Masjid At-Taqwa di Brooklyn.  NYPD telah memperhatikan Karim selama bertahun-tahun dan siap menyusup ke dalam Masid.
Rahman juga diperintahkan untuk memantau kelompok mahasiswa itu sendiri, meskipun ia tidak diberitahu untuk menargetkan seseorang secara khusus.  Steve mengatakan kepadanya untuk mengambil gambar orang-orang yang menghadiri acara itu, menentukan siapa pemilik asosiasi dan mengidentifikasi kepemimpinannya.
Pada 23 Februari, Rahman menghadiri acara dimana Karim yang mengisinya dan mendengarkan dengan baik, dia siap untuk menangkap apa yang disebut "kejanggalan dalam pembicaraan".  NYPD mengatakan setiap kata seperti "Jihad" atau "revolusi" perlu dilaporkan.
Talha Shahbaz, wakil presiden kelompok mahasiswa, bertemu dengan Rahman dalam acara tersebut.  Saat Karim menyelesaikan pembicaraannya mengenai warisan Malcolm X, Rahman mengatakan kepada Shahbaz bahwa ia ingin tahu lebih banyak mengenai kelompok mahasiswa.  Mereka ternyata menghadiri sekolah tinggi yang sama di Qeens.
Rahman mengatakan dia ingin mengubah hidupnya dan berhenti menggunakan narkoba, dan mengatakan ia percaya Islam bisa memberikan tujuan dalam hidup.
Pada hari-hari berikutnya, Rahman berteman dengannya di Facebook dan saling bertukar nomer telepon.  Shahbaz, seorang warga Pakistan yang datang ke Amerika tiga tahun lalu, memperkenalkan Rahman dengan Muslim lainnya.
"Dia mengatakan kepada kami bagaimana ia mencintai Islam dan mengubah hidupnya," ujar Asad Dandia yang juga menjadi teman Rahman.
Diam-diam, Rahman mengumpulkan informasi mengenai rincian kehidupan mereka, mengambil gambar mereka ketika makan di restoran, mencatat plat nomer mereka atas perintah dari NYPD.
Sesuai instruksi NYPD, ia pergi ke acara-acara lain di John Jay, termasuk ketika siraj Wahhaj berbicara pada bulan Mei.  Wahhaj (62), adalah tokoh menonjol, seorang imam New York yang telah menarik perhatian otoritas selama bertahun-tahun.  Jaksa menyertakan namanya dalam tiga setengah halaman daftar nama yang dikatakan "diduga sebagai co-konspirator" dalam pemboman WTC di tahun 1993, meskipun ia tidak pernah dituntut.  Pada tahun 2004, NYPD menempatkan Wahhaj dalam daftar pengawasan "terorisme" internal dan mencatat bahwa ideologinya cukup radikal dan anti-Amerika.
Malam itu di John Jay, seorang teman mengambil foto Wahhaj dengan Rahman yang tersenyum.Rahman mengatakan ia terus mengawasi kelompok mahasiswa dan menggunakan Shahbaz dan teman-temannya untuk memudahkan perjalanan ke cara yang diselenggarakan oleh Islamic Circle of North Amerika dan Muslim American Society.  Konvensi tahunan masyarakat di Hartford, Conn, menarik sejumlah besar Muslim dan banyak menarik perhatian NYPD.  Menurut dokumen yang diperoleh AP, NYPD mengirim tiga informan pada tahun 2008 dalam acara ini.Rahman diberitahu untuk memata-matai dan mengumpulkan setiap informasi.  Shahbaz membiayai biaya perjalanan Rahman.
Rahman yang lahin di Queens, mengatakan ia tidak pernah menyaksikan kegiatan kriminal atau melihat orang melakukan sesuatu yang salah.
Dia kadang sengaja salah menafsirkan apa yang dikatakan orang.  Misalnya, Rahman mengatakan ia meminta pendapat orang, apa yang mereka pikir mengenai serangan terhadap Konsulat AS di Libya.  Itu mudah untuk mengambil pernyataan diluar konteks, ujarnya.  Ia mengatakan hanya ingin menyenangkan hati handlernya di NYPD.
"Aku sedang berusaha untuk mendapatkan uang," ujar Rahman.  "Aku sedang bermain sebuah permainan."
Rahman mengatakan polisi tidak pernah membahas kegiatan orang-orang yang ditugaskan untuk dimata-matai.  Dia mengatakan, polisi pernah berkata kepadanya sekali, "kami tidak berpikir mereka sedang melakukan sesuatu yang saah, kami hanya perlu memastikan."
Suatu hari, pada 16 September, ia bangun pagi-pagi untuk menghadiri acara di Masjid Al Farooq di Brooklyn, mengambil gambar imam dan daftar orang yang hadir.  Dia juga memberikan nomer ponsel mereka kepada NYPD.  Malam harinya ia memata-matai orang di Masjid Al Ansar, juga di Brooklyn.
Rahman akhirnya memata-matai teman-temannya, mencatat bahwa mereka kadang mengirimkan makanan kepada keluarga Muslim yang membutuhkan.  Dia mengatakan ia pernah diidentifikasioleh informan NYPD lainnya.
Ia mengambil 200 USD dari NYPD lainnya dan mengatakan kepada mereka bahwa ia selesai sebagai informan.  Ia mengatakan NYPD menawarkan uang lebih banyak, namun ia menolaknya.  
Ia mengatakan kepada teman-temannya di Facebook pada awal Oktober bahwa ia merupakan mata-mata polisi namun ia telah berhenti.
Ia juga memperdagangkap pesannya dengan Shahbaz di Facebook, mengakui bahwa ia memata-matai mahasiswa di John Jay.
"Saya adalah seorang informan untuk NYPD, untuk sementara waktu, menyelidiki terorisme," tulisnya pada 2 Oktober.  Dia mengatakan bahwa dia tidak lagi berpikir apa yang dijalankannya adalah sesuatu yang benar.  Mungkin ia telah memburu "teroris", "tapi aku ragu".
Shahbaz mengatakan telah memaafkan Rahman.
"Aku benci, telah menggunakan orang lain untuk menghasilkan uang," ujar Rahman.  "Aku membuat kesalahan".

Seorang penduduk pribumi Amerika, Russell Means, telah meninggal dunia pada hari Senin. Pada tahun 2008 ia bertemu dengan Russian Today (RT) untuk berbicara tentang nasib penduduk pribumi Amerika, orang Indian, dan perjuangan mereka untuk mendapatkan pengakuan dan betapa tidak bahagianya dia berkewarganegaraan AS. Pada akhir tahun 2007, sekelompok besar penduduk pribumi Amerika dari South Dakota menyatakan kemerdekaan Republik Lakotah dari Amerika Serikat, dan menanggalkan kewarganegaraan AS.
Russel yang pernah diwawancarai oleh Kevorkova Nadezhda dari Russia Today, bercerita tentang perjuangannya untuk memperoleh kemerdekaan. Berikut adalah ringkasan wawancaranya.
Dalam wawancara itu Russel menyatakan bahwa dia tidak lagi berkewarganegaraan Amerika dan telah menjadi warga negara Lakotah.
Menurutnya  Amerika Serikat adalah sebuah negara palsu yang tidak memiliki budaya. Sangat mudah untuk memanipulasi negara semacam itu dan mengarahkan rakyatnya. Menurutnya gambaran yang orang lihat adalah bukan realitas Amerika Serikat pada hari ini. Bahkan Presiden yang berkantor pada hari ini tidak benar-benar terpilih. Orang-orang muda di seluruh dunia berusaha sampai ke Amerika untuk mencapai impian mereka: menjadi kaya dan sukses. Itu juga merupakan alasan orang-orang Eropa datang ke sini. Ini adalah prinsip dari kehidupan Amerika.

Ketika ditanyakan bagaimana tanggapan orang orang setelah dideklarasikannya Republik independen Lakotah dari Amerika Serikat, dia menjawab telah mendapatkan respon yang besar yang telah berkembang dari hari ke hari. “Sejumlah besar orang mendukung, dan menyambut kami. Orang-orang jelas tertarik pada kemerdekaan kami, namun tidak bagi pemerintah AS”, katanya.
Menurutnya, para pendukungnya yang adalah para profesional seperti dokter, pengacara, dosen, guru, ilmuwan, insinyur dari berbagai profil, spesialis komputer, hingga petani yang jumlahnya ribuan.
Dikatakan juga, penduduk asli Indian Amerika tidak terwakili di Senat AS, Kongres, atau Mahkamah Agung, kendati mereka telah tinggal di Amerika selama berabad-abad. Bahkan Amerika melakukan genosida terhadap mereka.
Diapun mengatakan bahwa pemerintah AS harus memberi kedaulatan bagi orang India. Jika menolak, mereka akan membawa kasusnya ke Mahkamah Agung, yang senantiasa berbicara tentang supremasi hukum.
Russel menambahkan selama berabad-abad, pemerintah Amerika  telah membantai penduduk asli, mengorbankan, mencuri dan memagari tanah mereka.
Menurut data,  ketika Eropa datang ke Amerika, ada sekitar 12 juta orang Indian di 48 negara. Pada awal abad 20, hanya ada 250.000 penduduk peribumi Amerika yang selamat. Sekitar 70% dari orang Indian menjadi pengungsi di negaranya sendiri. “AS telah melakukan sebuah genosida yang tak tertandingi dengan membunuh 99,6% orang Indian”, katanya.

Russel menganggap ada dua negara di dunia yang tetap melanggar hukum internasional: AS dan Israel. Sementara AS telah mengabaikan konstitusinya sendiri, yang mengatakan bahwa kita semua adalah orang yang bebas dan dapat mendeklarasikan kemerdekaan setiap saat. (RZ)
Sumber: Khilafah.com (24/10/2012)

Lebih dari 90 persen pemilih Muslim Amerika berencana untuk pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 6 November mendatang, tapi satu dari empat muslim Amerika belum memutuskan siapa yang akan mereka dukung, sebuah survei yang dirilis Rabu kemarin (24/10) oleh sebuah kelompok advokasi muslim AS. Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengatakan 68 persen dari 500 pemilih Muslim yang terdaftar diwawancarai oleh lembaga survei dalam dua minggu pertama Oktober menyatakan mereka lebih mendukung Presiden Barack Obama, seorang Demokrat.
Lainnya sebanyak tujuh persen mengatakan mereka akan memberikan suara mereka untuk penantang dari Republik Mitt Romney – tetapi 25 persen sisanya belum memutuskan antara dua kandidat itu.
“Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih Muslim Amerika masih terbuka untuk banding dari calon presiden,” direktur eksekutif CAIR Nihad Awad mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Muslim Amerika berpotensi dalam posisi ini untuk memutuskan pemilu tahun ini,” tambahnya, mengacu pada dua negara bagian yang menjadi medan pertempuran seperti Michigan, rumah bagi masjid terbesar di Amerika Utara – Islamic Center of America – di kota Dearborn.
Lebih dari 1,35 juta orang dewasa Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim, menurut Biro Sensus Amerika Serikat. CAIR mengatakan jajak pendapat menunjukkan bahwa 91 persen pemilih Muslim yang terdaftar berniat untuk memilih.
Komunitas Muslim di Amerika Serikat sangat beragam, mulai dari pendatang baru di Asia Selatan hingga keturunan AS-yang lahir dari imigran yang berasal dari Timur Tengah serta Afro-Amerika.(fq/afp)

Pendiri WikiLeaks Julian Assange, yang membocorkan ratusan ribu kawat-kawat rahasia pemerintah AS, berbicara di muka umum dari balkon kedutaan Ekuador di London hari Minggu (19/8).
 Pendiri WikiLeaks Julian Assange, muncul di muka umum pertama kalinya dalam waktu dua bulan, dan berbicara dari balkon kedutaan Ekuador di London (19/8). 
 
Pendiri situs WikiLeaks Julian Assange menuduh Amerika melancarkan upaya mencari kambing hitam, ketika ia muncul di muka umum pertama kalinya dalam waktu dua bulan sejak ia berlindung di kedutaan Ekuador di London.

Aktivis WikiLeaks yang telah membocorkan ratusan ribu kawat-kawat rahasia pemerintah Amerika itu, berbicara dari balkon kedutaan Ekuador di London.


Pengacara Baltasar Garzon mengatakan Assange, warga Australia itu bertekad untuk memperjuangkan supaya hak-haknya dan hak WikiLeaks untuk beroperasi dihormati.


Hari Kamis Presiden Ekuador Rafael Correa memberikan suaka politik kepada Assange, untuk mencegah Amerika mengusut Assange atas tuduhan pembocoran dokumen rahasia Amerika. Pemerintah Amerika marah karena WikiLeaks memasang ratusan ribu dokumen rahasia Amerika dalam situs WikiLeaks tahun 2010.


Assange menuduh Amerika telah menciptakan dunia yang berbahaya dan menekan kebebasan pers. Kalau WikiLeaks terus mendapat ancaman, katanya, itu berarti kebebasan menyatakan pendapat dan hak semua masyarakat dunia juga terancam.


Assange minta perlindungan di kedutaan Ekuador untuk menghindari ekstradisi ke Swedia, karena para pejabat di sana ingin menanyai nya tentang tuduhan melakukan pelanggaran seks.


Kalau Assange keluar dari kedutaan Ekuador, ia kemungkinan akan segera ditangkap oleh polisi Inggris yang telah mengepung kedutaan itu. 



WASHINGTON, (voa-islam.com) - Serangan yang menewaskan duta besar AS dan tiga diplomat Amerika lainnya di Benghazi, Libya, kemungkinan telah direncanakan dan diorganisir terlebih dahulu, para pejabat pemerintah AS mengatakan Rabu (12/9/2012).
Duta Besar AS Christopher Stevens, Petugas Layanan Luar Negeri Sean Smith dan dua orang Amerika lainnya yang belum teridentifikasi tewas ketika kawanan bersenjata menyerbu konsulat dan rumah perlindungan untuk warga AS lainnya di Benghazi pada hari Selasa yang dikatakan sebagai protes atas kemunculan sebuah film buatan seorang sutradara keturunan Israel-Amerika Sam Bacile yang  merendahkan Islam dan Nabi Muhammad.

Para pejabat mengatakan bahwa ada indikasi bahwa anggota faksi pejuang Islam yang menyebut dirinya Ansar al Syariah mungkin telah terlibat dalam mengorganisir serangan di Konsulat AS di kota terbesar kedua Libya tersebut.

Mereka juga mengatakan beberapa laporan dari daerah menunjukkan bahwa para anggota afiliasi Al-Qaidah yang berbasis di Afrika utara, yang dikenal sebagai Al-Qaidah di Maghreb Islam, mungkin telah terlibat.

"Serangan ini mirip ciri dari sebuah serangan terorganisasi" dan tampaknya sudah direncanakan sebelumnya, seorang pejabat AS mengatakan.

Para pejabat meminta anonimitas ketika membahas informasi sensitif tersebut. Rincian lebih spesifik tentang kemungkinan peran kelompok atau sel pejuang Islam dalam serangan itu tidak segera tersedia.

Seorang pejabat AS mencatat bahwa, di tengah runtuhnya pemerintahan pemimpin terakhir Libya Muammar Khadafi akhir tahun lalu, persenjataan pemerintah Libya telah dijarah, menjadikan senjata ringan dan senjata yang lebih canggih tersedia baik untuk pejuang Islam dan pedagang gelap.

Beberapa pejabat AS memperingatkan terhadap asumsi bahwa serangan Benghazi, atau protes kekerasan yang sama-waktunya di Kedutaan Besar AS di Kairo, sengaja diselenggarakan bertepatan dengan peringatan 11 September 2001, serangan yang dilakukan oleh Al-Qaidah di Washington dan New York.

Para pejabat AS dan Eropa mengatakan bahwa dibandingkan dengan serangan Benghazi, yang beberapa para peneliti mengatakan mungkin telah dipehitungkan dan terorganisir, serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Kairo muncul lebih cenderung menjadi sebuah ledakan spontan oleh massa (by/Reuters)



California (voa-islam.com) Sutradara Israel Sam Bacile, yang terkutuk dan terlaknat, melalui filmnya menyerang Islam dan  Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wa Sallam, yang sangat menghina dengan kata-kata kotor, dan sangat menjijikkan. Sam Bacile menulis cerita itu, atas permintaan pendeta Terry Jones. Film yang memicu  kemarahan umat Islam di berbagai belahan bumi, dan amarah rakyat Mesir dan Libya, itu kemudian mengakibatkan tewasnya Duta Besar Amarika Serikat  J.Christoper Stevens di Benghazi.
Berbicara melalui telepon dari sutradara Israel itu, di lokasi yang dirahasiakan  sutradara Sam Bacile tetap menantang, mengatakan Islam adalah kanker dan bahwa ia bermaksud filmnya menjadi pernyataan politik sebagai skap yang mengutuk terhadap agama Islam.
Para pengunjuk rasa marah atas Film Bacile yang menembaki dengan roket dan membakar Konsulat Amerika Serikat, di Benghazi, dan menewaskan Duta Besar Amerika Serikat, dan tiga agen CIA.
Bacile, yang tinggal di  California berusia lima puluhan yang menyebut dirinya sebagai seorang Yahudi Israel, dan mengatakan  film itu akan membantu tanah kelahirannya (Israel) dengan mengekspos kelemahan Islam kepada dunia", ujarnya. "Islam adalah kanker," ia berulang kali berkata dengan nada, yang sangat jelas dengan bahasa Ibrani.
Film itu berdurasi setengah jam film, berjudul "Innocence Muslim," biaya pembuatannya menghabiskan dana $ 5 juta dollar, dan  dibiayai  oleh bantuan lebih dari 100 donatur Yahudi, kata Bacile.

Film ini menyebutkan Muhammad adalah penipu, dan suka meniduri perempuan. Film yang dirilis dengan bahasa Inggris 13 menit, dan trailernya di YouTube menunjukkan pemain amatir melakukan dialog dan melakukan penghinaan, serta menyamar sebagai Muhammad, dan digambarkan sebagai tokoh  yang tidak bermoral.
Film ini menggambarkan Nabi Muhammad sebagai hidung belang yang suka melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak. Inilah bentuk penghinaan terang-terangan yang dilakukan Bacile terhadap Nabi Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam.

Bacile bukan hanya menghina Islam dan Nabi Muhamamad Shallahu Alaihi Wasslam, tetapi ini sudah bentuk perang terbuka dengan Muslim di seluruh dunia, di mana orang yang paling dicintai, didoakan, dan selalu diingat oleh ratusan juta Muslim di setiap saat dihinakan dengan sangat nista oleh seorang sutradara Israel, Bacil.
Yahudi di Eropa, sebelumnya di Denmark, melalui sebuah Tabloit, telah pula menghina  Muhammad Shallahu Alaihi Wassalam, di mana sebuah surat kabar Denmark membuat 12 karikatur yang sangat menghina dan menistakan Nabi Shallahu Alaihi Wassalam.
Bacile hanya minta maaf kepada pemerintah Amerika Serikat, di mana Duta Besarnya telah tewas sebagai akibat dari kemarahan atas filmnya, tetapi tidak meminta maaf kepada Muslim di seluruh dunia.

"Saya merasa sistem keamanan (di kedutaan) tidak baik," kata Bacile."Amerika harus melakukan sesuatu untuk mengubahnya."
Film ini dialih bahasakan ke dalam bahasa Arab oleh seseorang, tapi dia berbicara bahasa Arab cukup baik, dan menegaskan bahwa terjemahan tersebut akurat. Film itu dibuat dalam tiga bulan, saat musim panas 2011, dengan 59 aktor dan sekitar 45 orang yang ikut terlibat dalam pembuatannya.

Benar-benar terkutuk dan terlaknat Bacil yang telah terang-terangan menghina Baginda Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam. af/ha

film Innocence of Moslem1
LOS ANGELES – Asal mula pembuatan film anti-Islam yang memicu aksi protes penuh kekerasan di Timur Tengah dan Afrika Utara mulai terungkap. Seorang aktris Amerika mengaku dirinya telah ditipu dan tidak tahu bahwa film itu berkisah tentang Nabi Muhammad SAW.
Cindy Lee Garcia dari Bakersfield, California, yang muncul pada beberapa klip film yang diposkan di internet itu, mengaku bahwa ia menerima panggilan telepon tahun lalu dan mendapat tawaran untuk ikut syuting dalam film bertajuk “Desert Warrior”.
Klip-klip film, yang diposkan di YouTube dengan beberapa judul, termasuk “Innocence of Muslims” menggambarkan Nabi Muhammad SAW berperilaku kasar dan menyakitkan hati. Banyak orang Muslim menganggap penggambaran Nabi Muhammad SAW sebagai tindakan penghujatan.
Menurut Garcia, film itu dibuat musim panas 2011 di dalam gereja dekat Los Angeles, dengan para aktor berdiri di depan “layar hijau”, yang dipakai untuk menayangkan berbagai latar belakang. Film ini melibatkan sekitar 50 aktor.
Situs Backstage.com menyebut film itu bernama “Desert Warrior” dan hanya menggunakan anggaran kecil tentang film petualangan di gurun pasir Arab yang terkenal. Tak satu pun karakter dalam film itu disebut dengan nama Muhammad.
Beberapa media massa AS menyebut film itu digarap seoran pria bernama Sam Bacile, seorang pengembang properti Amerika keturunan Israel. Ia mengaku telah menghabiskan biaya 5 juta dolar AS untuk pembuatan film, beberapa di antaranya didanai oleh sekitar 100 pendonor Yahudi. Sutradaranya adalah Alan Robert.
Menurut Garcia, ia berperan memainkan seorang wanita yang terpaksa menyerahkan anaknya kepada seorang tokoh bernama “Master George”. Naskah film menyebut tokoh bernama George sebagai ‘pemimpin yang kuat dan tirani.
Tapi dalam film berdurasi 13 menit, suara Garcia telah disulihsuara dan suara itu menyebut nama Mohammad, dan bukannya George. Garcia juga mengaku produsernya bernama Sam Bassil, seorang pria tua berambut putih.
YouTube milik Google Inc, telah membatasi akses klip film di Mesir dan Libya.



Walau sudah wafat Ahad pekan lalu, Neil Armstrong satu dari tiga manusia pertama - Buzz Aldrin dan Michael Collins - mendarat di Bulan, masih menyisakan misteri. Apakah benar lelaki yang mengembuskan napas terakhir di usia 82 tahun ini sudah memeluk Islam?
Apalagi sepanjang hidupnya, selepas misi pendaratan di Bulan 43 tahun lalu, dia tidak pernah mau terbuka terhadap media. Armstrong semakin dikenal sebagai muslim lantaran berbagai forum memuat mengenai perjalanan dia ke Mesir.
Berbagai sumber mengungkapkan dalam liburannya ke Negeri Piramida itu pada 1970, Armstrong mendengar suara azan. Ketika itu, dia sedang makan di restoran di Ibu Kota Kairo. Kepada pelayan, dia mengaku mendengar panggilan salat wajib itu waktu di Bulan. Setelah itu, dia masuk Islam.
Namun ayah tiga anak ini tidak pernah mengumumkan secara terbuka soal keislamannya itu. Dia pun tidak pernah membenarkan atau menyanggah kalau ada yang menanyakan soal keyakinan barunya itu.
Sejumlah media, seperti Jurnal Arabia, answering-islam.org, dan wiki-islam menulis berita kontroversi Armstrong masuk Islam adalah cerita bohong. Mereka menuding kabar itu merupakan cara Barat buat membodohi umat muslim.
Hingga tujuh tahun lalu Armstrong membuka mulut soal kontroversi itu saat berbincang dengan astronot Malaysia, Zaid Zahari. Seperti dikutip thestar.com, dia membantah mendengar suara azan di Bulan. Dia juga menolak telah disebut menjadi mualaf. "Satu-satunya hal yang sulit dalam misi Apollo adalah berupaya membantah kebenarannya," kata Armstrong kepada Zahari.
Sayangnya, banyak kaum muslim terlanjur percaya dengan cerita Armstrong mendengar suara azan di Bulan dan dia sudah berpindah agama.
Alhasil, keyakinan Armstrong akan Tuhan tetap misterius. Misteri itu sepertinya bakal terkubur seiring pemakamannya secara tertutup Jumat pekan ini. Wallahu'alam.

WASHINGTON  - Pemerintah teroris Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang mempersiapkan serangan udara terkoordinasi ke Libya menyusul serangan roket terhadap gedung konsulatnya di Benghazi pada Selasa (11/9/2012).
Barack Obama yang marah besar akibat serangan tersebut dilaporkan sedang mengirim drone untuk terbang ke Benghazi dan lokasi lainnya di timur Libya sebagai aksi pembalasan terhadap para penyerang yang telah menewaskan empat pejabatnya, yang salah satunya adalah duta besar untuk Libya, seperti yang dilansir Anti War.
Pada Selasa malam, rakyat Muslim Libya menggelar aksi demonstrasi di depan gedung Konsulat Jenderal AS di Benghazi untuk memprotes film produksi AS yang melecehkan Islam dan menghina Nabi Muhammad (shalallahu 'alaihi wa sallam). Di antara para demonstran ada yang menembakkan roket ke arah gedung tersebut, Christopher Stevens yang sedang dalam mobil bersama staf lainnya yang hendak dievakuasi ke tempat yang lebih "aman" terkena serangan hingga tewas.
Baku tembak pun terjadi dengan pasukan keamanan, menurut TV Al Arabiya Brigade Ansar Asy-Syariah terlibat dalam baku tembak.
Menurut AS, serangan yang bertepatan pada peringatan 9/11 itu adalah serangan yang mungkin sudah direncanakan. AS menuding Mujahidin Al-Qaeda dan kelompok Jihad yang berafiliasi kepada Al-Qaeda dibalik serangan itu untuk memperingati serangan 9/11 dan balasan bagi gugurnya Syaikh Abu Yahya al-Libi (rahimahullah).
Pemerintahan Obama dilaporkan meyakini bahwa insiden di Benghazi tersebut bukanlah protes yang spontan, tetapi serangan yang terencana, yang mungkin dilakukan oleh Al-Qaeda.
Dengan dalih tersebut, AS memutuskan untuk menerbangkan drone ke Benghazi untuk "mencari Mujahidin Al-Qaeda". Seorang pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa drone hanya akan digunakan untuk "operasi mata-mata", untuk membantu mencari informasi bagi otoritas Libya untuk melakukan serangan udara terhadap target.
Selain itu, AS juga dilaporkan akan mengirim Marinir tambahan ke Libya, sebagai bagian dari "tim keamanan anti-teroris" yang bertujuan untuk "meningkatkan keamanan" di Libya. Tetapi nampaknya langkah tersebut ditujukan untuk melakukan operasi pembalasan atas insiden di gedung konsulatnya.
"Jangan salah, 'keadilan' akan ditegakkan," kata Obama dalam sebuah pernyataan pada Rabu (12/9).
Sementara itu, tudingan AS terhadap Al-Qaeda terkait serangan tersebut belum dapat diverifikasi.


(Arrahmah.com) – Mengenang serangan 11 September yang penuh berkah, situs Anshar Al-Mujahidin menurunkan sebuah artikel berjudul Ghazwatu Sabtimbar Malhamah Al-'Ashr. Artikel itu sejumlah pesan sukses disampaikan oleh mujahidin Al-Qaeda kepada masyarakat dunia. Artikel itu juga mengupas hasil "sementara" yang diraih oleh blok aliansi salibis internasional dan blok mujahidin Islam dari peperangan besar yang dinamakan "perang global melawan terorisme" ini. Berikut ini terjemahannya dengan tambahan beberapa catatan kaki.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Serangan 11 September, awal perang besar abad ini

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga, sahabat dan setiap orang yang setia mengikutinya. Amma ba'du…
Kekuatan kafir internasional dan antek-anteknya telah bekerja keras untuk memalingkan dunia internasional dari hakekat serangan 11 September dan pesan yang hendak dikirimkan oleh kelompok mujahidin Al-Qaeda lewat serangan terhadap simbol-simbol kekuatan AS tersebut. Meski demikian, kekuatan kafir internasional tetap saja tidak mampu menyembunyikan sebuah hakekat bahwa serangan 11 September merupakan sebuah deklarasi tentang dimulainya satu fase baru dalam pertarungan dengan kekuatan kafir internasional yang dipimpin oleh AS.
Selama ini AS menjadi super power dunia yang menguasai sepenuhnya dunia dari segala aspeknya, sampai akhirnya terjadi serangan 11 September yang penuh berkah untuk merubah bentuk pertarungan dan memulai sebuah fase baru di mana mujahidin menjadi sebuah kekuatan yang sangat sulit ditaklukkan.
Jika kita menengok kembali serangan 11 September yang penuh berkah itu, sesungguhnya kelompok mujahidin Al-Qaeda melakukan serangan itu untuk menyampaikan sejumlah pesan. Bukan pesan kepada AS semata, namun juga kepada seluruh dunia, termasuk di dalamnya dunia Islam meskipun target utamanya tetaplah AS. Sejumlah pesan tersebut adalah:
Pesan pertama:
Menghancurkan berhala yang berwujud patung Hubal modern, yaitu AS, di mana banyak umat manusia mengangkat AS sebagai berhala yang mereka sembah selain Allah.
Ternyata benar, keinginan Al-Qaeda itu terealisasi. "Patung" AS itu telah hancur, berhala Hubal itu telah runtuh, sehingga seluruh dunia terkejut dan bertanya-tanya: "Siapa orang yang berani melawan AS, sang super power yang sekedar namanya disebut saja membuat negara-negara lain gemetar ketakutan, negara yang sangat diperhitungkan dalam skala internasional dan regional?"
Foto kronologis serangan dan runtuhnya gedung WTC
Pada tahun 2001, AS menjadi satu-satunya penguasa dunia setelah terpecahnya Uni Soviet. Sementara serangan 11 September yang penuh berkah itu menargetkan lambang-lambang dominasi AS atas dunia, yaitu Pentagon sebagai lambang kekuatan militer dan WTC sebagai lambang kekuatan ekonomi. Serangan itu merupakan peristiwa yang sangat besar, sementara target yang diserang adalah kekuatan super power di dunia. Tiada pilihan lain bagi AS selain menempuh taktik gertakan dan ancaman, demi menjaga mukanya dan mempertahankan wibawanya yang telah hilang oleh serangan 11 September.             
Untuk itu AS mengerahkan aliansi terbesar dalam sejarah manusia dengan mengusung slogan perang melawan apa yang mereka sebut terorisme. Abu Jahal-nya AS, si bodoh Bush meniti jejak langkah Abu Jahl-nya kaum kafir Quraisy pada perang Badar. George W. Bush ngotot untuk melancarkan peperangan, karena ia mengira perang tersebut sekedar sebuah piknik belaka, terlebih ia telah menyatukan aliansi seluruh dunia untuk memerangi satu kelompok belaka. Ya, sebuah kelompok belaka yang sama sekali tidak memiliki sebuah negara dengan tentara nasional, pesawat-pesawat tempur dan tank-tanknya.
Abu Jahal-nya AS, George W. Bush
Al-Qaeda sukses memancing AS untuk keluar dari negaranya, sehingga tentara AS mulai terbunuh, terluka dan cacat seumur hidup. Hal iu belum pernah dialami lagi oleh AS pasca perang Vietnam. Apalagi setelah langkah bodoh yang diambil oleh George W. Bush dengan menyerang Irak. Akibatnya invasi militer terhadap Afghan dan Irak menyempurnakan serangan 11 September dalam menghancurkan AS dan luka-luka AS terus mengucurkan darahnya dari seluruh persendiannya.
Kini semua pihak telah mengetahui bahwa AS pasca serangan 11 September bukan lagi AS sebelum terjadinya serangan 11 September. AS tidak lagi mampu menerjuni peperangan baru setelah mengalami kekalahan pahit di tangan mujahidin di Afghanistan dan Irak. Serangan 11 September, disusul oleh invasi militer ke Afghanistan dan Irak telah menjadi sebab terbesar bagi badai krisis ekonomi yang melanda AS, sehingga berdampak terhadap realita sosial dan realita ekonomi rakyat AS. Sampai-sampai hal itu menimbulkan dimulainya revolusi dalam sejarah AS, dengan adanya gerakan massa sipil yang menguasai Wall Street.[1]
Intinya, serangan 11 September yang penuh berkah menjadi sebab bagi kemunduran besar bagi peranan dan dominasi AS di dunia internasional. Banyak negara di dunia mulai membebaskan dirinya dari penghambaan kepada AS. Bahkan ada beberapa negara yang dalam kancah dunia internasional tidak memiliki pengaruh apapun, kini mulai berani secara terang-terangan menentang kebijakan AS, seperti Venezuela, Bolivia dan lain-lain. Dunia internasional mulai menyadari bahwa selama ini mereka memberikan kepada AS melebihi apa yang seharusnya diterima oleh AS.
Inilah pesan penting yang hendak disampaikan oleh kelompok Al-Qaeda melalui serangan 11 September. Melalui serangan 11 September, Al-Qaeda telah menyampaikan pesan yang sangat penting kepada dunia Islam, bahwa AS berada di bawah kekuasaan Allah dan tentara-tentara Allah mampu menimpakan kerugian besar terhadap AS. Tidak seperti rezim-rezim kriminal (rezim-rezim antek AS di dunia Islam, pent) yang selalu menggambarkan kepada bangsa-bangsa Islam bahwa AS adalah kekuatan yang tidak bisa dikalahkan, tidak bisa diserang, bahkan sekedar berfikir untuk menyerangnya akan mengakibatkan bencana, kehancuran dan kematian.
Muhammad Atta, salah satu mujahid penyerang WTC
Dengan serangan 11 September yang penuh berkah, Al-Qaeda telah menyingkirkan sekat rasa takut yang selama ini membelenggu umat Islam. Bangsa-bangsa muslim pun segera memulai usahanya untuk membebaskan diri dari kekalahan mental yang dideritanya. Apalagi para mujahid yang menghinakan AS di jantung negaranya sendiri bukanlah pasukan raksasa yang memiliki pesawat-pesawat tempur, rudal-rudal balistik antar benua, bom atom dan bom nuklir. Mereka "hanyalah" 19 orang singa Islam, yang melalui tangan mereka Allah mencatatkan kemenangan bagi Islam dan kaum muslimin serta kehinaan bagi kekafiran dan kemunafikan.
Sebagaimana ditegaskan oleh singa Islam, Usamah bin Ladin, setelah serangan 11 September dunia terbagi menjadi dua pihak; blok keimanan yang tidak dicampuri oleh kemunafikan, dan blok kekafiran yang tidak memiliki keimanan. Goerge W. Bush sendiri menegaskan hal itu ketika ia menyatakan kepada dunia internasional: "Tidak ada jalan tengah. Jika tidak bersama kami, maka berarti musuh kami."
Sejak hari itu dalam hati dan perasaan umat Islam mulai terbentuk sebuah pemahaman tentang bentuk lain dari perlawanan terhadap kezaliman dan kediktatoran. Khususnya setelah mereka melihat dalam perang Afghanistan dan Irak, mujahidin memiliki kemampuan untuk menyerang kendaraan-kendaran tempur AS sehingga berhamburan pecah di udara bersamaan dengan pecahan-pecahan jasad tentara-tentara AS, akibat dihantam oleh ranjau-ranjau darat dan mobil-mobil penuh bom yang dikendarai oleh mujahidin.
Allah Ta'ala kemudian menakdirkan pemahaman tersebut terealisasikan dalam realita, dengan terjadinya revolusi-revolusi bangsa Arab terhadap rezim-rezim diktator yang didukung oleh AS. Jika Al-Qaeda telah menghantam berhala AS yang telah dijadikan Tuhan oleh para rezim diktator, maka tidak diragukan lagi bahwa revolusi melawan kezaliman para antek AS akan lebih mudah lagi.
As Syahid -kamaa nahsabuh- Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah
Dan itulah yang benar-benar dan bisa kita saksikan dengan kedua mata kita. Syainul Fasiqin (kotoran orang-orang fasiq, nama plesetan bagi Zainal Abidin, pent) bin Ali kabur dari Tunisia. Qaddafi sang kriminal tewas setelah bersembunyi di selokan yang kotor. Husni Barak duduk dengan hina di atas kursinya di belakang jeruji besi penjara. Dengan izin dan pertolongan Allah, kita juga akan melihat keruntuhan thaghut Syam, Bashar Asad dan rezim kriminalnya. Serangan 11 September dan peristiwa-peristiwa yang terjadi sesudahnya berupa kekalahan telak AS dan sekutunya di Afghanistan dan Irak merupakan sebab yang sebenarnya dari terjadinya revolusi-revolusi rakyat Arab. Hal itu akan diakui oleh orang yang mau mengakuinya dan tentu saja akan diingkari oleh orang yang mengingkarinya.
Pesan kedua:
Barangsiapa menyerang kami, maka kami akan menyerangnya. Barangsiapa membantai anak-anak kami, maka kami akan membantai anak-anaknya.    
AS telah menyerang umat kita. AS telah memberikan dukungan sangat besar kepada kaum Yahudi untuk menjajah Palestina, membantai dan menawan kaum muslimin Palestina. Maka Al-Qaeda ingin menyampaikan sebuah pesan yang kuat kepada AS: "Hentikanlah dukungan kalian kepada kaum Yahudi! Keluarkanlah seluruh tentara kalian dari Jazirah nabi Muhammad shallallahu 'Alaihi wa salam! Cabutlah tangan kalian dari membackingi rezim-rezim diktator yang membantai rakyatnya sendiri! Jika kalian tidak mengindahkan peringatan ini, tiada pilihan selain perang dan pembunuhan!"
Serangan 11 September adalah balasan alami atas orang-orang yang menyerang umat kita. AS telah bekerja keras untuk memalsukan kenyataan ini lewat kampanye massif media massa global untuk memburukkan citra Al-Qaeda dan menggambarkan Al-Qaeda melakukan serangan tersebut sekedar untuk membunuh warga sipil belaka.
Maka keluarlah pesan-pesan para pemimpin Al-Qaeda, melalui lisan syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah, yang secara tegas dan terang menjelaskan bahwa Al-Qaeda menargetkan AS karena ada alasan-alasan dan landasan-landasan obyektif yang melatar belakanginya, di mana alasan-alasan obyektif tersebut tidak bisa diabaikan atau diingkari.
Pembunuhan kaum muslimin di Gaza, Palestina
Karena para politikus AS berupaya keras menyembunyikan alasan-alasan sebenarnya yang melatar belakangi Al-Qaeda menyerang AS, maka syaikh Usamah ---dengan kebijaksanaannya yang sudah sangat terkenal--- mulai menyampaikan sejumlah pesan kepada bangsa AS secara langsung untuk menempatkan mereka kepada tanggung jawab mereka atas kejahatan yang dilakukan oleh para politikus mereka terhadap kaum muslimin tanpa ada alasan yang membenarkannya. Itulah yang membuat Al-Qaeda menyerang AS.
Kita bisa melihat rakyat AS sedikit demi sedikit mulai merubah pandangannya terhadap pertarungan ini, sampai pada taraf mereka keluar ke jalanan dalam aksi-aksi demonstrasi menuntut penghentian perang di Afghanistan dan Irak, setelah mereka yakin bahwa para pemimpin AS telah membohongi mereka dan peperangan itu yang dipimpin oleh AS itu sebenarnya untuk kepentingan Yahudi, meski mengatas namakan keselamatan nasional bangsa AS.
Pesan ketiga:
Menarik perhatian dunia internasional terhadap persoalan-persoalan kaum muslimin yang tidak dipedulikan oleh siapa pun sebelum peristiwa serangan 11 September.
Jimmy Carter, Presiden Amerika Serikat ke-39
Jimmy Carter sendiri telah menegaskan hal itu, bahkan dalam setiap kali pertemuannya dengan para pemimpin negara-negara Arab selama masa kepresidennya. Carter menyatakan bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengutarakan persoalan kaum muslimin di Palestina kepadanya.
Maka terjadilah serangan 11 September yang penuh berkah untuk mengingatkan seluruh dunia bahwa kaum muslimin memiliki sejumlah persoalan yang menuntut keadilan, sementara tangan-tangan para durjana dan konspirasi-konspirasi jahat terhadap kaum muslimin harus dihentikan. Untuk menegaskan hal ini, syaikh Usamah muncul dalam video pertamanya pasca serangan 11 September dengan sumpahnya yang sangat terkenal bahwa AS tidak akan merasakan ketenangan dan rakyat AS tidak akan merasakan keamanan sampai kaum muslimin benar-benar merasakan keamanan di Palestina, dan sampai seluruh tentara kafir keluar dari Jazirah nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa salam.
Syaikh Usamah meringkas sebab-sebab dilancarkannya serangan 11 September dengan sumpahnya ini, untuk dimulainya fase baru pertarungan yang tak diragukan lagi merupakan pertarungan yang lebih besar. Sebab syaikh Usamah telah mengancam akan mengusik keamanan kaum Yahudi, sedangkan keamanan kaum Yahudi merupakan lampu merah bagi AS, AS tidak akan membiarkan siapa pun melanggarnya. Maka AS pun melancarkan serangan massif terhadap Al-Qaeda dan Taliban di Afghanistan. Tujuan yang diumumkan secara terang-terangan kepada dunia internasional adalah mencabut "teroris" Al-Qaeda dan Taliban sampai ke akar-akarnya setelah mullah Umar menolak untuk menyerahkan syaikh Usamah kepada AS.
Begitu tertipunya Abu Jahal-Nya AS, George W. Bush, dengan kekuatannya sampai-sampai ia tidak menerima tertangkap atau terusirnya syaikh Usamah dari Afghanistan sebagai target peperangan. Bush hanya mau menerima terbunuhnya syaikh Usamah dan tercabutnya Al-Qaeda dan Taliban sampai ke akar-akarnya sebagai target perang yang ia lancarkan.
Hal itu ternyata menjadi bencana yang menghantam Bush sendiri, AS dan sekutu-sekutunya, dengan karunia Allah semata. Perang di Afghanistan pun menjadi sebab utama kekalahan Bush dalam pemilihan presiden AS, setelah ia gagal dalam perang atas apa yang ia namakan sebagai terorisme.
Pada saat yang sama, Al-Qaeda justru sukses menarik perhatian dunia internasional terhadap persoalan-persoalan kaum muslimin. Khususnya setelah invasi militer AS dan sekutunya ke Irak dan kemajuan proyek umat Islam yang dipimpin oleh Al-Qaeda dengan menyebar luaskan mujahidin di banyak tempat di luar Afghanistan. Jika sebelumnya mujahidin hanya berada di Afghanistan saja, akhirnya dunia internasional mulai melihat eksistensi Al-Qaeda di Yaman, Jazirah Arab, Maghrib Islami, Irak, Somalia, Mali dan lain-lain.
Mujahidin Taliban
Dunia internasional mulai memperhitungkan 1000 kali kekuatan Al-Qaeda. Sampai-sampai AS sendiri yang dahulu menganggap pembicaraan tentang perundingan dengan Al-Qaeda sebagai sebuah kejahatan, kini mulai mencari-cari sarana untuk berunding dengan Al-Qaeda dan Taliban. Hal itu setelah AS yakin telah mengalami kekalahan dalam perang melawan "terorisme". AS mulai mencari-cari sarana-sarana lain agar bisa keluar dengan minimal menjaga mukanya, terkhusus lagi setelah ikatan aliansinya di Afghanistan dan Irak mulai lepas.
Pesan keempat:
Menegaskan konsep umat Islam adalah umat yang satu
Al-Qaeda yang memiliki para pemimpin dan anggota dari seluruh negara di dunia ingin menyampaikan sebuah pesan kepada dunia Islam bahwa membela persoalan-persoalan kaum muslimin merupakan kewajiban seluruh umat Islam. Tidak ada tempat untuk paham kedaerahan yang dibenci oleh Islam. Seorang muslim di Yaman akan membela saudaranya sesama muslim di Palestina, seorang muslim di AS akan membela saudaranya sesama muslim di Somalia. Umat Islam adalah satu, cita-citanya satu, kemuliaan sebagian umat Islam adalah kemuliaan bagi seluruh umat Islam lainnya, dan kehinaan yang dialami sebagian umat Islam adalah kehinaan bagi seluruh umat Islam lainnya.
Sudah kita ketahui bersama bahwa pesan yang mulia ini telah datang pada waktunya yang tepat saat kekuatan kafir menindas kaum muslimin di Palestina dan Irak, ketika kekuatan kafir dan rezim thaghut bekerja sama untuk menanamkan paham kebangsaan dan kedaerahan yang dibenci oleh Islam. Serangan 11 September yang penuh berkah telah mengembalikan konsep persatuan umat Islam. Buktinya, pasca invasi militer terhadap Afghanistan dan Irak, kita mulai melihat perubahan yang jelas dalam cara kaum muslimin memandang pertarungan. Kita melihat putra-putra Islam berdatangan dari segala penjuru dunia ke medan-medan pertempuran untuk menolong agama dan umat mereka. Irak telah menyaksikan keberangkatan mujahidin kaum muslimin yang datang dari belahan bumi timur dan barat. Sampai-sampai kita menyaksikan seorang muslim AS berangkat ke Irak dan Afghanistan untuk memerangi tentara salibis. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya kecuali di Afghanistan semasa perang melawan Uni Soviet.
Kekuatan kafir internasional pada saat itu bekerja keras untuk mensosialisasikan globalisasi kriminal (perang gobal melawan "terorisme", pent) yang tidak mempedulikan kehormatan manusia dan bertujuan untuk menguasai dunia, khususnya dunia Islam. Pada saat yang sama, Al-Qaeda juga bekerja keras untuk mensosialisasikan globalisasi yang bertolak belakang. Namanya adalah globalisasi jihad, menjadikan jihad berskala global yang diikuti oleh seluruh kaum muslimin sehingga membela agama menjadi tanggung jawab seluruh umat Islam.
Hal itulah yang sukses dilakukan oleh Al-Qaeda, tanpa diragukan lagi, lewat serangan 11 September dan peperangan-peperangan setelahnya. Kita mulai melihat front-front jihad melawan kekuatan kafir internasional dibuka di setiap tempat. Kita melihat Al-Qaeda sukses memperkokoh ikatan persaudaraan iman (ukhuwah imaniyah) antara putra-putra kaum muslimin. Kita melihat seorang mujahid Aljazair, mujahid Palestina, Mujahid Maroko, mujahid Suriah, mujahid Mesir dan mujahid negeri dua tanah suci (Biladul Haramain) di manapun mereka berada menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah satu tubuh, mereka berperang bersama di Irak, Afghanistan dan Jazirah Arab. Maka Al-Qaeda menggagalkan kampanye-kampanye busuk yang mengajak kepada nasionalisme dan kedaerahan yang dibenci oleh Islam, yang telah memecah-belah umat Islam. Dengan kesuksesan itu, maka mereka menyadari bahwa derita sebagian unsur umat Islam merupakan derita seluruh umat Islam lainnya.
***
Ada banyak pesan yang hendak disampaikan oleh Al-Qaeda melalui serangan 11 September yang penuh berkah. Hari ini bisa dikatakan bahwa serangan 11 September yang penuh berkah itu telah membentuk permulaan peperangan besar yang sesungguhnya, yang akan berakhir dengan kemuliaan Islam dan kaum muslimin, dengan izin Allah.
Apa yang hari ini terjadi memiliki kaitan yang sangat erat dengan serangan 11 September yang penuh berkah. Kita tidak bisa melihat peristiwa hari ini dan apa yang akan ditimbulkan oleh revolusi Syam tanpa kita melihat awal perubahan yang sesungguhnya, yang dimulai dari serangan 11 September 2001, disusul oleh invasi militer salibis internasional terhadap  Afghanistan dan Irak. Peristiwa-peristiwa itu saling berkaitan erat satu sama lainnya, dan merupakan wujud dari kehendak Allah untuk merubah realita dunia.
Serangan 11 September telah "meringkas" zaman, mendekatkan peperangan dan dalam skala yang lebih besar telah mendefinisikan bentuk dan hakekat peperangan serta menegaskan kebenaran manhaj mujahidin yang dipimpin oleh kelompok Al-Qaeda, yang memilih target paling besar dan mematahkan punggungnya, dengan izin Allah semata. Akibat selanjutnya adalah dipatahkannya punggung para thaghut lokal. Peristiwa itu menjadi pertanda-pertanda yang sebenarnya dari semakin dekatnya al-malhamah al-kubra (peperangan terbesar) melawan kaum Yahudi dan antek-anteknya kaum Syiah Rafidhah pendengki.[2]
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada singa umat dan guru umat, syaikh Usamah bin Ladin, dan menerimanya di surga Firdaus yang tertinggi. Sungguh beliau adalah seorang tokoh yang nilainya setara dengan sebuah umat. Ia dan saudara-saudaranya kelompok mujahidin memimpin perahu keselamatan bagi umat Islam, maka mereka menjadi jaminan keselamatan bagi umat Islam pada saat kewajiban perjuangan ditinggalkan oleh banyak manusia dan kelompok-kelompok Islam.
Kita bersaksi kepada Allah bahwa kita bersama Al-Qaeda dan para mujahidin Al-Qaeda, karena kita mendapatkan pada diri mereka kejujuran manhaj dan keteguhan prinsip. Cukuplah sebagai bukti bahwa para pemimpin Al-Qaeda berada pada barisan terdepan dalam mengorbankan tumpahan darah dan ceceran tubuh mereka demi agama mereka. Demikian kami menyangka tentang mereka dan kami tidak menganggap seseorang suci di hadapan Allah, Allah semata yang mengetahui hakekat mereka.
Enyahlah AS dan antek-antek AS! Kita semua adalah Usamah, dan setiap umat Islam akan menjadi Al-Qaeda bagi Islam sebagaimana yang diinginkan oleh Usamah. Orang yang rela akan rela atas hal itu dan orang yang benci akan benci atas hal itu.
Berikut ini beberapa angka dan kalkulasi biaya yang dikeluarkan oleh AS akibat serangan 11 September dan disusul oleh invasi militer ke Afghan dan Irak. Biaya tersebut menunjukkan bahwa melalui serangan 11 September Al-Qaeda telah menempatkan AS dalam kesulitan yang serius:
(1). Miliaran dolar telah dikeluarkan oleh Washington untuk menjaga keamanan AS dan melindungi wilayah AS.
Hal itu mengakibatkan AS yang semula mengalami surplus 2 % dari Produk Domestik Bruto-nya pada masa terpilihnya George W. Bush sebagai presiden AS pada 2000 M, kini telah mengalami defisit keuangan yang sangat berat dan beban hutang yang sangat besar sehingga berperan besar dalam melemahkan ekonomi AS secara total.
Parahnya kemunduran ekonomi dan besarnya beban hutang AS disebutkan secara detail oleh Joseph E. Stiglitz dan Linda J. Bilmes dalam bukunya yang berjudul PERANG 3 TRILIUN DOLAR.[3]
Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Joseph E. Stiglitz tentang beban ekonomi yang harus diitanggung AS akibat serangan 11 September, Stiglitz menyebutkan bahwa setiap keluarga AS harus menanggung biaya sebesar 17.000 dolar dari biaya keamanan AS. Biaya tersebut senantiasa meningkat sebesar 50 % sebagai akibat dari melonjaknya biaya perang Washington di Afghan dan Irak serta operasi-operasi militer AS di luar negeri yang belum dihitung sampai saat ini.
Secara global, kerugian yang dialami oleh kota New York akibat serangan 11 September adalah US $ 95 milyar. Jumlah ini termasuk pekerjaan yang hilang, kerugian pajak, biaya renovasi bangunan yang rusak dan operasi pembersihan gedung yang hancur.
Sumber: Institut Studi dan Kajian Keamanan Internasional, 2004.
(2). Kerugian yang dialami oleh perusahaan penerbangan AS akibat penutupan jalur penerbangan dan pembatasan-pembatasan lainnya yang diterapkan pasca serangan 11 September mencapai US $ 10 billion.
Sumber: Institut Studi dan Kajian Keamanan Internasional, 2004.[4]
(3). Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para pakar ekonomi dan militer tentang besarnya biaya yang dikeluarkan oleh AS dalam perang di Afghanistan dan Irak. Sejak tiga tahun yang lalu, Joseph E. Stiglitz dan Linda J. Bilmes menghitung biaya yang harus dikeluarkan oleh AS dalam perang di Irak berkisar antara 3 sampai 5 triliun dolar. Dan angka itu terus meningkat. Sementara itu majalah News Week menyebutkan bahwa operasi militer AS di Pakistan, Afghanistan dan Irak menelan biaya sebesar 2,6 triliun dolar. Dengan demikian, menurut majalah News Week total biaya penjagaan keamanan nasional AS memakan biaya sebesar 3,228 triliun dolar.
Sumber: Koran Al-Ahram, Mesir.
(4). Sebuah laporan ekonomi AS menyebutkan bahwa defisit perdagangan AS selama sepuluh tahun terakhir meningkat sebesar 25 %.
Biaya perang di Irak sampai tahun 2008 mencapai 3 triliun dolar, dan dunia internasional mengalami kerugian ekonomi dalam jumlah yang sama besar dengan kerugian AS tersebut. Sejak 2006, AS sendiri telah menyiapkan anggaran khusus dalam upaya melawan ranjau-ranjau darat yang dipasang oleh mujahidin di Irak dan didistribusikan sebagai berikut:
  • Sebesar 3,3 miliar dolar untuk tahun 2006
  • Sebesar 4,3 miliar dolar untuk tahun 2008
  • Sebesar 3,1 miliar dolar untuk tahun 2009
  • Sebesar 1,8 miliar dolar untuk tahun 2010
  • Sebesar 3,3 miliar dolar untuk tahun 2011 bersamaan dengan besarnya kerugian perang di Afghanistan.
Sumber: Koran Al-Ahram, Mesir.
(5). Departemen Urusan Veteran AS menyebutkan bahwa jumlah tentara AS yang terbunuh sejak perang Teluk (perang Irak) sampai tahun 2007 saja mencapai 73.000 orang tentara. Adapun jumlah tentara yang terluka selama operasi perang mencaai 1,6 juta orang tentara. Departemen Urusan Veteran kemudian menghilangkan laporan tersebut untuk menyembunyikan besarnya kerugian jiwa AS dalam perang di Irak.
Sebelum menutup artikel ini, saya hadiahkan kepada kalian sebuah video indah di mana sang singa syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah berbicara tentang serangan 11 September dan mengenalkan kepada dunia internasional sosok 19 pahlawan pelaku serangan 11 September yang penuh berkah. Video ini hanya berdurasi enam menit:
http://www.youtube.com/watch?v=PU-Wa5yvYxc
Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada syaikh Usamah bin Ladin dan sembilan belas singa tersebut. Semoga Allah menjaga Al-Qaeda, para pemimpinnya, pasukannya dan simpatisannya.
Ditulis oleh Nashir Al-Qaidah

Catatan kaki
  1. Aksi demonstrasi anti Wall Street menggeliat sejak awal Oktober di New York dan kemudian mulai meluas ke Eropa. Di Amerika, awalnya hanya dihadiri ratusan demonstran yang umumnya mahasiswa. Dipicu oleh krisis ekonomi, dan keresahan atas ketamakan korporasi serta korupsi para elit bisnis, aksi itu kian membesar dari hari ke hari.
    Di New York, aksi pada Sabtu 15 Oktober 2011 diikuti puluhan ribu demonstran. Para pengunjuk rasa memenuhi Times Square, pusat bisnis dan perbelanjaan di New York. Mereka adalah bagian dari "Hari Protes Global" untuk Gerakan Kuasai Wall Street. Pada hari sama, puluhan ribu orang lainnya juga berkumpul di berbagai kota lain di penjuru dunia. Mereka juga menentang praktik serakah korporasi, dan peran Wall Street dalam krisis keuangan. Selain New York, sejumlah kota lain adalah Madrid, London, Roma, Frankfurt, Sidney dan Hongkong.
  2. Kemenangan mujahidin di Irak dan Suriah dengan izin  akan menjadi awal bagi pembebasan bumi Islam Palestina dari penjajahan zionis Yahudi. Kemenangan telak kaum muslimin atas kaum Yahudi dalam peperangan di Palestina telah ditegaskan dalam hadits-hadits shahih. Di antaranya hadits dari Abu Hurairah Rhadiyallau 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallu 'alaihi wa salam bersabda:
    لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ، فَيَقْتُلُهُمُ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ، فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوِ الشَّجَرُ: يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي، فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ، إِلَّا الْغَرْقَدَ، فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ
    "Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi dan kaum muslimin (meraih kemenangan sehingga) membunuhi mereka. Sampai-sampai orang Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu, namun pohon atau batu akan mengatakan, 'Wahai muslim, wahai hamba , inilah orang Yahudi berada di belakangku, Kemarilah dan bunuhlah dia!' Hanya pohon Gharqad yang tidak mengatakan seperti itu, karena ia termasuk tanaman kaum Yahudi.  (HR. Bukhari no. 2926 dan Muslim no. 2922 dengan lafal Muslim)
  3. Buku best-seller internasional berjudul The Three Trillion Dollar War: The True Cost of the Iraq Conflict ditulis oleh Joseph Eugene Stiglitz dan Linda J. Bilmes pada 2008. Joseph Eugene Stiglitz adalah ekonom Amerika dan profesor pada Columbia University. Ia meraih penghargaan Nobel Ekonomi 2001 dan John Bates Clark Medal 1979. Adapun Linda J. Bilmes adalah professor pada Harvard University. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Perang Tiga Triliun Dolar: Bencana Ekonomi di Balik Invasi Amerika ke Irak, diterbitkan oleh penerbit Mizan Bandung pada 2009.
    Buku Joseph E Stiglitz dan Linda J. Belmes ini secara khusus menyelidiki biaya yang dikeluarkan AS untuk perang Irak selama 5 tahun, dari 2003 saat invasi militer sampai 2008 saat buku itu ditulis. Biaya yang ditanggung Depkeu AS berkisar antara 1,7 trilun hingga 2,7 triliun dolar. Ditambah biaya ''sosial'' substansial, yakni biaya-biaya yang tak tertangkap dalam anggaran pemerintah federal, tapi sebenarnya mencerminkan beban sesungguhnya yang dipikul warga AS berkisar antara 300 miliar hingga 400 miliar dolar AS. Total biaya berkisar antara 2 triliun hingga 3,1 triliun dolar, dengan rata-rata per tahunnya 400 miliar dolar sampai 600 miliar dolar.
    Biaya 3 triliun dolar itu setara dengan Rp 28.000 triliun, sama dengan 12 tahun biaya perang di Vietnam dan dua kali lipat dibandingkan dengan biaya perang di Korea! Dan biaya tersebut ditanggung oleh rakyat pembayar pajak di AS.
    Padahal dengan 1 triliun dolar saja, AS itu bisa membangun 8 juta unit rumah, menggaji 15 juta guru selama setahun, membayar asuransi kesehatan 530 juta anak selama setahun, memberikan beasiswa empat tahun pada 43 juta mahasiswa di universitas negeri. Terlebih dengan dana 3 triliun dolar.
    Stiglitz dan Bilmes membagi biaya perang itu menjadi dua: biaya perang saat ini dan biaya perang masa datang. Biaya perang masa datang dihitung sebab para pembayar pajak AS berutang miliaran dolar kepada para veteran yang memenuhi syarat mendapat kompensasi cacat, perawatan dan tunjangan medis. Rata-rata pembayaran pada veteran Perang Irak dan Perang Afganistan 542 dolar per bulan per orang. Belum lagi tunjangan veteran berupa penyesuaian biaya hidup yang setara jaminan sosial.
    Pada 2003 Departemen Urusan Veteran menanggung biaya perawatan 13.800 orang veteran Irak dan Afganistan. Pada 2008, sudah ada 263.000 veteran Irak dan Afganistan yang harus ditanggungnya. Untuk para veteran dua perang ini, pemerintah AS harus mengeluarkan 398 miliar dolar. Rinciannya, 121 miliar dolar untuk perawatan kesehatan dan 277 miliar dolar untuk tunjangan cacat.
    Perang akan terus memakan dolar jika tak selekas mungkin dihentikan. Bukan itu saja, sederet persoalan kejiwaan menghantui para veteran Irak dan Afganistan. Survei terhadap 2.000 veteran dua perang ini menemukan hampir sepertiganya menderita gangguan stres pascatrauma (PTSD), depresi mayor, cedera otak traumatik atau kombinasinya. Riset the RAND Corporation bahkan menaksir sekitar 300 ribu tentara menderita PTSD atau depresi mayor dan 320 ribu mengalami cedera otak traumatik.
    Tak heran jika banyak pakar ekonomi menyatakan saat ini AS tengah mengalami krisis ekonomi yang sepadan dengan masa Great Depression pada 1930an, atau bahkan lebih buruk lagi. AS telah mengalami kemunduran ekonomi, militer, politik dan ideologi yang dahsyat pasca serangan 11 September yang penuh berkah, yang disusul oleh jihad di Afghanistan dan Irak.
  4. Wartawan Stasiun TV Al-Jazera, Taisir Alllouni, pada 21 Oktober 2001 melakukan wawancara eksklusif dengan syaikh Usamah bin Ladin. Dalam wawancara tersebut, syaikh Usamah antara lain membicarakan kerugian AS akibat serangan 11 September. Berikut petikannya.
    Taiser Allouni: Kembali lagi kepada permasalahan serangan yang terjadi di New York dan Washington, apa penilaian Anda dengan apa yang telah terjadi? Apa pengaruhnya terhadap Amerika dan dunia Islam? Pertanyaan ini dari dua sisi jika anda berkenan!
    Syaikh Usamah bin Ladin: Saya katakan, peristiwa yang terjadi pada hari Selasa, 11 September di New York dan Washington, ini adalah peristiwa yang sangat besar sekali dipandang dari sisi manapun. Dampak-dampak yang ditimbulkannya belum berhenti sampai sekarang ini dan akan terus berlanjut. Karena runtuhnya gedung terutama gedung kembar, adalah suatu peristiwa yang sangat besar sekali, namun sesungguhnya dampak-dampak yang ditimbulkannya lebih besar lagi. Kami akan membicarakan mengenai dampak-dampak perekonomian yang terus berlanjut.
    Menurut pengakuan mereka sendiri, kerugian yang mereka derita di WTC mencapai 16 %. Dan mereka mengatakan, angka ini belum pernah terjadi sebelumnya sama sekali, semenjak pasar tersebut dibuka, lebih dari 230 tahun yang lalu, belum pernah terjadi kerugian sebesar ini. Jumlah keseluruhan modal pokok di pasar tersebut mencapai US $ 4 trilyun. Lalu kalau kita lihat 16% dari US $ 4 trilyun, untuk mengetahui berapa jumlah kerugian pada saham mereka, adalah mencapai US $ 640 milyar kerugian mereka. Itu semua terjadi atas karunia Alloh. Dan sebagai contoh, jumlah ini senilai anggaran belanja negara Sudan selama 640 tahun. Kerugian ini mereka terjadi akibat serangan selama satu jam, atas karunia dan bimbingan Alloh.
    Perputaran keuntungan uang harian rakyat Amerika adalah US $ 20 milyar dollar. Padahal pada satu minggu pertama mereka tidak bekerja sama sekali lantaran shock mental. Sampai hari ini mereka di sana tidak pergi ke tempat kerja mereka lantaran shock dengan serangan tersebut. Kalau kita kalikan US $ 20 milyar kali 7 hari dalam seminggu, maka akan mencapai US $ 140 milyar. Dan sebenarnya lebih daripada jumlah tersebut. Kalau jumlah itu kita tambahkan dengan US $ 640 milyar tadi maka akan kita dapatkan hasil berapa? Kira-kira kita dapatkan US $ 780 milyar. Ditambah lagi dengan kerugian bangunan-bangunan dan gedung-gedung yang runtuh, kami telah katakan lebih dari US $ 30 milyar.
    Kemudian sampai hari ini, atau dua hari yang lalu, mereka mereka memecat lebih dari 170 ribu pekerja mereka dari perusahaan-perusahaan penerbangan, baik perusahaan pesawat pengangkut atau perusahaan pesawat penumpang. Sebuah penyelidikan di Amerika menyebutkan bahwa 70% rakyat Amerika hingga kini menderita trauma dan gangguan jiwa setelah terjadi serangan dua gedung WTC dan Departemen Pertahanan (Pentagon), atas karunia Alloh SWT. Salah satu perusahaan perhotelan yang terkenal di Amerika, yakni Intercontinental Company telah memecat 20 ribu pekerjanya, atas karunia Alloh SWT. Dan kerugian-kerugian yang terus berlanjut itu tidak tidak ada seorang pun yang dapat memastikan nominalnya lantaran besarnya. Dan kerugian itu terus bertambah, atas karunia Alloh SWT. Jadi, minimal jumlah total kerugian mecapai lebih dari US $ 1 trilyun, atas karunia Alloh SWT, akibat serangan yang penuh berkah tersebut. Semoga Alloh SWT menerima ikhwan-ikhwan yang melakukan serangan tersebut diterima Alloh SWT sebagai syuhada' dan dimasukkan ke dalam syurga Firdaus yang paling tinggi.
    Akan tetapi saya katakan, di sana terjadi kerugian lain yang sangat berbahaya, lebih besar dan lebih berbahaya daripada runtuhnya gedung, yaitu runtuhnya peradaban Barat yang dipimpin oleh Amerika. Hancurlah keperkasaannya, dan hancurlah gedung peradabannya yang  menjulang, yang berbicara tentang kebebasan, hak asasi manusia dan kemanusiaan, semuanya berubah menjadi debu yang berhamburan.
    Dan nampaklah secara jelas, tatkala pemerintah Amerika campur tangan dan melarang kantor-kantor berita untuk mempublikasikan beberapa kata dari kami yang tidak lebih dari beberapa detik saja. Karena mereka mulai menyadari, bahwasanya kebenaran telah mulai dipahami oleh rakyat Amerika, dan bahwa sebenarnya kami bukanlah kelompok teroris sebagaimana yang mereka maksudkan. Akan tetapi sesungguhnya kami telah dianiaya di Palestina, Irak, Lebanon, Sudan, Somalia, Kasymir, Filipina dan di setiap tempat. Dan sesungguhnya serangan tersebut merupakan reaksi balasan yang dilakukan oleh para pemuda dari umat Islam terhadap penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Inggris (munggin beliau salah bicara, mungkin yang beliau maksud adalah pemerintah Amerika -ed). Oleh karena itu mereka mengeluarkan pernyataan semacam ini, dan mengeluarkan perintah semacam ini, dan lupa terhadap segala apa yang mereka katakan mengenai kebebasan berbicara dan lainnya.
    Maka saya katakan, sesungguhnya kebebasan dan berbagai kebebasan di Amerika serta hak asasi manusia, telah membuahkan pisau guillotin tanpa dapat menarik kembali kecuali jika Amerika merubah sikap dengan cepat. Pemerintah Amerikan akan memasukkan rakyatnya, dan bangsa Barat secara umum juga akan masuk ke dalam kehidupan yang suram dalam neraka Jahim, yang tidak akan mungkin dapat ditanggung, lantaran para penguasa di sana mempunyai hubungan yang kuat, dan berada di bawah kekuasaan dan loby Zionis yang menyokong kepentingan Israel, yang membunuh anak-anak kami tanpa alasan yang benar, supaya mereka tetap memegang kekuasaan.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget