Articles by "Islam Amerika"

Terry Jones, pendeta Florida yang kontroversial karena demonstrasi anti-Islamnya, dihubungi oleh Pentagon pada Rabu (12/9) yang lalu. Jones yang diperkirakan mendukung kampanye film Innocence of Muslims ini diminta untuk berhenti mendukung film tersebut, demikian yang dirilis christianpost, Kamis (13/9) kemarin.
Menurut Marinir Kolonel David Lapan, direktur dari kantor berita di Departemen Pertahanan US, Jones dihubungi oleh Jenderal Martin E. Dempsey melalui telepon. Dalam telepon itu, Dempsey mengungkapkan keprihatinannya mengenai film tersebut dan apa yang bisa diakibatkan. Dia meminta Jones untuk berpikir ulang kembali sebelum mendukung film tersebut.
Pada hari itu juga, entah sebelum ataupun sesudah peringatan Pentagon, Jones mengadakan press release di websitenya yang mengatakan bahwa dia diminta produser film Innocence of Muslims, Sam Bacile, untuk membantunya mendistribusikan film tersebut. “Film ini tidak dimaksudkan menghina umat Muslim, tapi untuk membuka kebenaran tentang Muhammad yang tidak diketahui secara luas…buahnya dapat terlihat sekarang. Sebagai contoh kekerasan dan kematian yang terjadi sekarang bukanlah karena filmnya, bukanlah karena aktivitas yang kami lakukan dan kami akan terus melakukannya,” kata Jones.
Sebenarnya, Jones ingin menunjukkan trailer film tersebut di laman websitenya bertepatan dengan 11 September. Namun, pendeta berusia 60 tahun itu memberitahu wartawan bahwa dia tak bisa melakukannya karena websitenya dihack. Menurut laman the Herald, bagaimanapun juga, Jones memberitahu wartawan bahwa dia akan mengabaikan permintaan Pentagon.

Oleh: Nuim Hidayat
TANGGAL 27 September2012 lalu, di stasiun bawah tanah di New York  terpampang iklan di sana: “In any war between the civilized man and the savage, support the civilized man. Support Israel, Defeat jihad.”  (Dalam berbagai peperangan antara manusia beradab dan manusia biadab, dukunglah manusia beradab. Dukung Israel, Kalahkan Jihad).Iklan  itu diproduksi oleh The American Freedom Defense Initiative (AFDI), sebuah kelompok konservatif anti Islam yang dipimpin oleh Pamela Geller.  Mereka sebenarnya mau memasang iklan itu di beberapa bodi bus, tapi Otoritas Transportasi Kota New York (MTA) melarangnya.  Dengan mengutip aturan yang melarang memasang "gambar atau informasi yang merendahkan ... karena ras, warna kulit, agama, asal kebangsaan, keturunan."
Geller segera menggugat MTA karena melanggar hak kelompoknya untuk bebas berbicara dan menyatakan bahwa dengan tidak memasang iklan, MTA memainkan politik.Pengadilan memihak Geller. Hakim Pengadilan Distrik New York Paul Engelmayer dalam banding memenangkannya 29 Agustus lalu.
MTA sejak itu merevisi aturan itu dan hanya melarang iklan yang "waktu dekat akan menghasut atau memprovokasi kekerasan." Tapi MTA melampirkan dalam iklan itu dengan pengumuman bahwa  "tampilan iklan ini tidak menyiratkan dukungan MTA pada setiap pandangan yang diungkapkan."
Iklan kemudian naik tanggal 24 September2012 lalu. Tapi kontroversi itu tidak berakhir di sini.
Pada tanggal 6 September, Geller menandatangani kontrak 5600 dolar US untuk pemasangan iklan yang sama dari 24 September-21 Oktober di empat area ‘Metro stop’  Washington DC.  Karena"situasi di seluruh dunia" dan "keamanan dan keselamatan" para penumpang, WMATA menginformasikan kepada pada 18 September bahwa WMATA tidak akan menampilkan iklan itu. Dan mengevaluasi kembali kontrak itu pada 1 November. Geller akhirnya WMATA, dengan menuduh pelanggaran Amandemen Pertama AS.
WMATA mengatakanbahwa hal  itu disarankan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk meninjau iklan itu karena risiko adanya kekerasan, karena gelombang protes di Timur Tengah akibat sebuah video anti-Islam yang diproduksi di California."Kami tidak mencoba untuk menutup forum untuk mengakhiri perdebatan tentang konflik Arab-Israel," kata pengacara WMATA Philip Straub dalam sidang pengadilan federal.
"Kami hanya mengatakan kata-kata yang digunakan dalam iklan ini ‘savage, war, defeat’, begitu erat dengan video yang mengakibatkan protes dan kematian di luar negeri. Dan seperti yang telah diberitahu oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri , karena ancaman terorisme di tanah-tanah AS, maka kata-kata itu tidak dapat ditampilkan dalam sistem kami sampai gelombang protes itu redam nanti.”Hakim Rosemary Collyer tidak menerima argumen ini dan memerintahkan WMATA untuk memasang iklan paling lambat tanggal 8 Oktober meskipun dia menyebut iklan itu sebagai "kata-kata kebencian (hate speech)." 
Perdebatan itu tumpah keluar dari sidang pengadilan. Sebuah komuter DC menutup iklan itu dan seorang anggota Kongres AS telah menyerukan untuk memboikot kereta Metro.
Organisasi Islam di AS, The Council on American-Islamic Relations (CAIR), telah merencanakan memasang iklan di empat stasiun Metro dimana Geller juga memasangnya. Yaitu di Glenmont, Georgia Avenue dan tempat pemberhentian U Street Metro. Iklan CAIR ini .menampilkan seorang gadis berjilbab dengan kutipan dari Al Qur’an:  “Jadilah pemaaf, bicaralah untuk keadilan dan hindari kebodohan " (Show forgiveness, speak for justice and avoid the ignorant, QS Al A’raf 199).
Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Islam Amerika (CAIR), menyatakan: “Mereka perlu diantisipasi melalui upaya kolektif warga Amerika untuk menolak fobia Islam dan sikap membenci.”
Kampanye iklan tandingan CAIR ini dipastikan setelah hakim federal memutuskan bahwa tidak ada yang bisa menghentikan iklan-iklan anti Islam tersebut disingkirkan di stasiun metro Washington, dengan alasan hak kebebasan berbicara.
CAIR mengatakan iklan anti-Islam tersebut sangat menyakitkan dan menciptakan iklim ketakutan selama beberapa waktu ketika masjid kemudian menjadi sasaran kemarahan dengan ditembak, dibakar dan dirusak.

Sebagai tanggapan, Geller mengajukan iklan baru untuk WMATA yang menampilkan gambar menara World Trade Center terbakar, di samping dua kutipan Al Quran: "Bunuhlah kafir di mana saja kamu menemukan mereka," dan "Mereka yang kafir pada yang Kami wahyukan, kami akan melempar mereka ke neraka. Tiap kali kulit mereka terbakar,  maka Kami akan menggantinya dengan kulit yang baru agar mereka dapat merasakan siksaan itu.".
Pamela Geller, perempuan keturunan Yahudi (54 tahun) memang dikenal sebagai aktivis politik dan penulis. Dengan penulis Robert Spencer, ia mendirikan organisasi Freedom Defense Initiative dan Stop Islamization of America. Spencer sendiri terkenal dengan buku-bukunya yang anti Islam. Beberapa bukunya yang berisi hujatan kepada Islam dan Rasulullah saw termasuk buku yang populer di Amerika. Lihatlah judul-judul bukunya: " The Truth About Muhammad: Founder of the World's Most Intolerant Religion" (Regnery Press, 2006),"The Myth of Islamic Tolerance: How Islamic Law Treats Non-Muslims" (Prometheus Books, 2005) dan "Religion of Peace? Why Christianity Is and Islam Isn't" (Regnery Publishing, 2007).  
Geller dan Spencer menulis buku bersama dengan judul: "The Post-American Presidency: The Obama Administration's War on America". Pada bulan Mei 2010, mereka melakukan aksi bersama menentang kuat rencana pendirian pusat komunitas Islam dan masjid di Ground Zero. Ia menyindir pendirian masjid itu dengan kata-kata : ‘Mega Mosque at Gorund Zero’. Ia juga dikenal sebagai pendukung Radovan Karadzic dan Slobodan Milosevic, pembunuh sadis Muslim Bosnia. Selain itu di mana-mana ia mendukung agresi Israel dan menginginkan Gaza dicaplok Israel. Ketika tahun 2006, kaum Muslim seluruh dunia protes dimuatnya kartun Nabi Muhammad di surat kabar Denmark, Geller justru malah memasukkan gambar-gambar itu dalam blognya. Dia menyatakan:  "I don't know where it is in America that you can't make jokes or make fun.” Ia juga menyatakan bahwa “Islam is the most antisemitic, genocidal ideology in the world." Tahun 2011 lalu, ia menulis buku: Stop the Islamization of America: A Practical Guide to the Resistance. Sebuah perang publikasi antara masyarakat Muslim dan kaum Islamofobia, inilah yang sedang terjadi di Amerika.*

Penulis adalah dosen STID M Natsir


Penahanan selama 76 hari di kamp Guantanamo, Kuba, membuat Kapten James Yee benar-benar 'terluka'. Dia meyakini Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah berbuat salah dalam penahanan tersebut. Karena itu, sampai sekarang dia terus menanti adanya permintaan maaf secara resmi dari Pemerintah AS. Yee adalah Muslim taat yang sempat berkarier di militer AS. Lulusan pendidikan militer bergengsi West Point tahun 1990 ini sejak September 2001 ditugaskan di Guantanamo.

Selama menjalani tugas, dia banyak difitnah, termasuk difitnah sebagai mata-mata, membantu musuh, serta pengkhianatan. Atas dasar itulah dia kemudian dipenjara dan akhirnya diberhentikan dengan hormat.
Menurut penuturan Yee dalam wawancaranya dengan ABC, semua tuduhan itu bisa membawanya pada tuntutan hukuman mati. Namun untunglah, tuntutan itu tidak pernah terjadi.
Perjalanan terjal yang dialaminya selama berkarier di militer dan bertugas di Guantanamo baru saja dituliskannya dalam sebuah buku berjudul For God and Country: Faith and Patriotism Under Fire, yang diluncurkan pada Idul Fitri, 4 November lalu. Namun, itu belum cukup mengobati 'lukanya'. ''Saya masih menunggu permintaan maaf dari pemerintah,'' ujarnya. Saat ditahan, Yee mendapat perlakuan layaknya tahanan lain di kamp yang terkenal dengan kekejaman para penjaganya itu. Dia dilempar ke bak truk untuk dibawa dari satu tempat ke tempat lain dengan tangan dan kaki terikat. Waktu itu, dia pun sangat merisaukan keselamatan dirinya. Maklumlah, dia telah banyak menyaksikan perlakuan kejam para penjaga terhadap tahanan di kamp tersebut. Yee juga menyadari bahwa saat itu keluarganya sama sekali tidak ada yang tahu di mana dia berada.
Kekejaman para penjaga itu kerap dicoba untuk diredam oleh Yee --saat ia masih bertugas-- supaya tidak menyengsarakan para tahanan. Dia juga terus berusaha mencegah terjadinya pelecehan terhadap Alquran dan simbol Islam yang lain. Namun diakuinya, praktik-praktik pelecehan itu tetap terjadi. Saat masih bertugas pula, Yee juga mengaku sering melihat adanya penggeledahan terhadap tahanan pria yang dilakukan oleh penjaga-penjaga perempuan. Hal ini sangat mengganggunya. Dalam buku tersebut dia menuturkan bahwa dirinya terus berusaha mengingatkan para penjaga perempuan untuk menghentikan aksinya. Penjara di AS, menurut dia, menerapkan aturan yang melarang penggeledahan beda kelamin. Aturan tersebut pun ditunjukkannya kepada para penjaga perempuan, sehingga penggeledahan beda kelamin tidak lagi terjadi.
Kesaksian lain soal situasi Guantanamo yang dituliskannya adalah soal kemarahan para tahanan. Menurut dia, para tahanan itu umumnya dibawa ke Guantanamo tanpa proses hukum yang benar. Karena begitu tertekan, sebagian mereka pun tidak mau bicara sama sekali. ''Mereka mempercayai bahwa mereka ditahan karena beragama Islam,'' ungkap ayah satu putri itu seperti tertulis di situs www.beliefnet.com.
Begitu mendekam di tahanan, Yee pun banyak menghabiskan waktunya untuk berdoa dan membaca Alquran. Dia senantiasa membandingkan ayat-ayat Alquran dan muatan Injil. Yee banyak membaca kisah tentang Nabi Yusuf. Nama Yusuf kemudian dia jadikan nama Islamnya. Saat dalam tahanan, dia juga banyak membaca kisah Nabi Nuh yang begitu gigih mempertahankan keimanannya kepada Allah SWT.
Pilihannya untuk memeluk Islam kemudian memang membuatnya dituntut siap menghadapi ujian hidup. Mulanya, dia adalah pemeluk Lutheran. Pilihannya untuk memeluk Islam ditentukan ketika berlibur ke Suriah setelah lulus dari West Point dan bertemu perempuan bernama Huda yang kemudian menjadi istrinya. Dari sinilah napas Islam berembus semakin kuat dalam dirinya. Dia habiskan waktu selama lima tahun untuk belajar bahasa Arab dan Islam di Suriah. Dia juga kemudian berkesempatan untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. ''Ketika pergi ke Makkah dan melihat keberagaman Islam, saya menyadari bahwa Islam mengizinkan manusia dari seluruh latar belakang budaya untuk memeluknya,'' ungkap Yee. Posisinya sebagai warga Amerika, kata Yee, tidak membuat dirinya berbeda dari pemeluk Islam yang datang dari bangsa yang lain. ''Kami memiliki keimanan yang sama dengan satu Tuhan,'' ungkapnya.
Hanya, diakuinya memang terkadang terjadi kesenjangan antara kondisi ideal dan kenyataan. Beberapa Muslim di AS mengatakan bahwa Muslim dari negara lain tidak selalu bisa menerima 'keamerikaan' mereka. ''Tapi, Islam yang 'cantik' adalah selalu menerima semua unsur kebudayaan,'' tutur dia. Semangatnya untuk menampilkan wajah Islam sebagai agama yang toleran memang tak pernah padam.
Generasi ketiga keturunan Cina yang migrasi ke AS itu berharap kisah perjalannya selama di Guantanamo itu bisa memberi inspirasi bagi banyak orang untuk memahami Islam secara lebih baik. Lewat buku tersebut dia juga berharap banyak orang bisa belajar tentang perjuangan menggapai keadilan, kesetaraan, dan kemerdekaan. Yee yang lebih tepat disebut sebagai ulama itu yakin, masalah yang dialaminya juga masalah yang dialami dunia (Islam) secara keseluruhan. ( Republika online/irf/irw-mcol )

Lebih dari 90 persen pemilih Muslim Amerika berencana untuk pergi ke tempat pemungutan suara pada tanggal 6 November mendatang, tapi satu dari empat muslim Amerika belum memutuskan siapa yang akan mereka dukung, sebuah survei yang dirilis Rabu kemarin (24/10) oleh sebuah kelompok advokasi muslim AS. Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengatakan 68 persen dari 500 pemilih Muslim yang terdaftar diwawancarai oleh lembaga survei dalam dua minggu pertama Oktober menyatakan mereka lebih mendukung Presiden Barack Obama, seorang Demokrat.
Lainnya sebanyak tujuh persen mengatakan mereka akan memberikan suara mereka untuk penantang dari Republik Mitt Romney – tetapi 25 persen sisanya belum memutuskan antara dua kandidat itu.
“Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih Muslim Amerika masih terbuka untuk banding dari calon presiden,” direktur eksekutif CAIR Nihad Awad mengatakan dalam sebuah pernyataan.
“Muslim Amerika berpotensi dalam posisi ini untuk memutuskan pemilu tahun ini,” tambahnya, mengacu pada dua negara bagian yang menjadi medan pertempuran seperti Michigan, rumah bagi masjid terbesar di Amerika Utara – Islamic Center of America – di kota Dearborn.
Lebih dari 1,35 juta orang dewasa Amerika mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim, menurut Biro Sensus Amerika Serikat. CAIR mengatakan jajak pendapat menunjukkan bahwa 91 persen pemilih Muslim yang terdaftar berniat untuk memilih.
Komunitas Muslim di Amerika Serikat sangat beragam, mulai dari pendatang baru di Asia Selatan hingga keturunan AS-yang lahir dari imigran yang berasal dari Timur Tengah serta Afro-Amerika.(fq/afp)


muslim-as 


WASHINGTON — Kelompok Muslim Amerika Dewan Muslim Amerika CAIR menyerukan seluruh umat Muslim di dunia untuk mengabaikan film yang menghina Nabi Muhammad SAW yang memicu berbagai serangan di kedubes Amerika hingga menewaskan Dubes AS untuk Libia J Christopher Stevens setelah kedubes diserang.
Film yang diproduksi dan disutradarai developer real-estat Amerika-Israel, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh, perayu dan pemalsu agama.
Film bertajuk “Innocence of Muslims” mengambil setting di era modern dengan menggambarkan seorang Kristen Koptik Mesir melarikan diri dari massa Muslim yang marah. Polisi hanya melihat saja sementara massa menghancurkan sebuah klinik dimana seorang dokter Kristen bekerja.
Lalu, dokter itu berbicara kepada putrinya tentang apa yang membuat seorang teroris Islam. Setelah itu, klip itu berganti ke berbagai peristiwa sejarah dari masa Nabi Muhammad SAW, kebanyakan mengambil setting dengan latar belakang padang pasir.
Pada peristiwa lain, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang pemimpin yang haus darah, dan mendorong para pengikutnya untuk menjarah tempat-tempat yang mereka serang. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar pengikutnya dapat memanfaatkan anak-anak sesuai keinginan mereka.
Film ini telah beredar di internet selama beberapa pekan sebelum aksi protes pecah. nabi Muhammad digambarkan sebagai perayu wanita, homoseksual dan penyiksa anak.
Media massa AS menyebutkan bahwa film itu diproduksi seorang pengembang properti Amerika keturunan Israel. Berbagai sumber di internet menyebutkan bahwa pembuatnya adalah Sam Bacile, sebuah nama dari keturunan Mesir.
Gereja Koptik Ortodoks Mesir mengutuk beberapa orang Koptik Kristen Mesir yang tinggal di luar negeri dan mendanai produksi film yang menghina itu.
Film ini telah diposting di situs YouTube pada Juni lalu, namun baru memikat perhatian dunia pekan lalu ketika seorang Koptik Amerika keturunan Mesir membuat sebuah karavan dalam posting blog berbahasa Arab dan laporan berkala imel yang mempublikasikan film itu.
Film ini dipromosikan oleh pastor AS Terry Jones, yang pernah memicu kemarahan umat Muslim pada 2010 lalu dengan rencana untuk membakar Alquran.
Jones menyebut film itu sebagai film satire tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan
mengatakan bahwa ia menunjukkan karavan video promosi itu setelah menggelar ‘persidangan’ simbolis terhadap nabi Muhammad SAW.


mesjid
JOPLIN — Serangan pembakaran masjid yang kedua kalinya di negara bagian Missouri, AS, pekan ini, telah memicu kemarahan para pemimpin agama. Mereka menyerukan perlindungan tempat ibadah.
Sebuah masjid di tenggara Missouri telah dibakar hingga rata dengan tanah pada Senin pagi dalam serangan pembakaran yang kedua kali atas tempat ibadah Muslim dalam sebulan ini.
Atap masjid itu sebelumnya hancur dalam serangan pembakaran serupa pada 4 Juli lalu. Tak seorang pun cedera dalam serangan Senin kemarin. Namun bangunan Islamic Society of Joplin rusak berat.
Menyusul insiden itu, FBI, Bureau of Alcohol Tobacco and Firearms dan departemen Jasper County Sheriff langsung mengadakan investigasi.
Kini bangunan itu tinggal puing-puing. FBI menawarkan imbalan sebesar 15.000 dolar AS untuk informasi yang mengarah pada pelaku pembakaran.
Imbalan lain sebesar 10.000 dolar AS untuk informasi atas insiden terakhir juga ditawarkan lembaga payung Dewan Hubungan Amerika-Islam CAIR. CAIR juga menyerukan peningkatan perlindungan polisi untuk semua rumah ibadah setelah kasus kebakaran dan penembakan mematikan pada Minggu lalu di sebuah kuil Sikh di Wisconsin yang menewaskan 8 orang.
Jubir CAIR, Ibrahim Hooper menegaskan bahwa banyak kelompok yang membenci Islam, termasuk Act for America, Stop Islamization of America dan Jihad Watch, telah memicu berbagai insiden seperti di Joplin.
Di seluruh Amerika, masjid kerap diserang. Sekurangnya 35 proyek masjid, mulai dari Mississippi hingga Wisconsin, terhambat dan tak bisa dibangun dengan berbagai alasan, termasuk alasan kemacetan lalulintas dan kekuatiran akan terorisme. Bahkan beberapa masjid telah dirusak termasuk pembakaran masid di Wichita pada 2011.
(onislam)
____________________________________________________________


alquaran dibakar1
WASHINGTON — Para penganut ateis mengancam akan membakar Alquran bila parlemen mengesahkan UU yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang keberagaman agama di negara bagian Pennsylvania, AS. Ancaman itu memicu kemarahan sejumlah warga.
Ernest Perce, direktur Ateis Amerika cabang Pennsylvania mengancam akan membakar Alquran di gedung parlemen pada September nanti bila UU “Tahun Diversifikasi Agama” disahkan parlemen.
Usulan UU itu menyebutkan bahwa Alquran, Injil dan kitab suci lainnya menanamkan kebajikan dan keindahan yang besar kepada para penganutnya dan diapresiasi dan juga dihargai oleh mereka yang tidak menganut keyakinan agama.
Perce menjadi pusat perhatian setelah ia berpakaian zombie versi Nabi Muhammad SAW. Penganut ateis ini mengeluh bahwa ia diserang oleh seorang pria Muslim karena berparade di jalan dengan memakai zombi Nabi Muhammad SAW.
Namun klaimnya itu ditolak seorang hakim Amerika. Ia bahkan dikecam karena telah melukai kepekaan umat Muslim dengan memakai pakaian zombie seperti nabi Muhammad. Aktivis ateis ini juga dituduh telah memasang baliho bergambar seorang budak Afrika di Harrisburg, Pennsylvania.
Umat Muslim sangat menjaga kesucian Alquran. Penajisan Alquran termasuk salah satu bentuk penghujatan paling buruk.
Pada 2010 lalu, Terry Jones, seorang pastor dari Florida telah memicu kemarahan dunia setelah mengumumkan rencana untuk membakar Alquran pada peringatan tragedi serangan berdarah 11 September.
Rencana itu memicu berbagai aksi protes penuh kekerasan di Afganistan dan negara Muslim lainnya dan menyebabkan beberapa orang tewas. Pastor radikal itu akhirnya membakar Alquran pada Maret 2011 menyusul serangan di sebuah gedung PBB di Afganistan yang menewaskan beberapa orang. Namun rencana pembakaran Alquran oleh para ateis memicu kemarahan di Pennsylvania.
Survei yang dilakukan American Religious Identification menunjukkan bahwa jumlah orang yang mengklaim tidak beragama meningkat dua kali lipat selama 18 tahun terakhir dan membentuk 15 persen populasi di Amerika. Di beberapa negara bagian seperti South Carolina, jumlah ateis bahkan lebih dari tiga kali lipat. Studi lain juga menunjukkan jumlah penganut ateis berkembang di Amerika.
Banyak orang percaya bahwa pertumbuhan berbagai organisasi ateis dalam beberapa tahun ini terjadi karena kemarahan mereka atas kebijakan mantan Presiden George W. Bush yang merangkul hak beragama dan kebijakan yang condong pada agama. //onislam/meidia


muslim-as
WASHINGTON — Kelompok Muslim Amerika Dewan Muslim Amerika CAIR menyerukan seluruh umat Muslim di dunia untuk mengabaikan film yang menghina Nabi Muhammad SAW yang memicu berbagai serangan di kedubes Amerika hingga menewaskan Dubes AS untuk Libia J Christopher Stevens setelah kedubes diserang.
Film yang diproduksi dan disutradarai developer real-estat Amerika-Israel, menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai orang bodoh, perayu dan pemalsu agama.
Film bertajuk “Innocence of Muslims” mengambil setting di era modern dengan menggambarkan seorang Kristen Koptik Mesir melarikan diri dari massa Muslim yang marah. Polisi hanya melihat saja sementara massa menghancurkan sebuah klinik dimana seorang dokter Kristen bekerja.
Lalu, dokter itu berbicara kepada putrinya tentang apa yang membuat seorang teroris Islam. Setelah itu, klip itu berganti ke berbagai peristiwa sejarah dari masa Nabi Muhammad SAW, kebanyakan mengambil setting dengan latar belakang padang pasir.
Pada peristiwa lain, Nabi Muhammad digambarkan sebagai seorang pemimpin yang haus darah, dan mendorong para pengikutnya untuk menjarah tempat-tempat yang mereka serang. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan agar pengikutnya dapat memanfaatkan anak-anak sesuai keinginan mereka.
Film ini telah beredar di internet selama beberapa pekan sebelum aksi protes pecah. nabi Muhammad digambarkan sebagai perayu wanita, homoseksual dan penyiksa anak.
Media massa AS menyebutkan bahwa film itu diproduksi seorang pengembang properti Amerika keturunan Israel. Berbagai sumber di internet menyebutkan bahwa pembuatnya adalah Sam Bacile, sebuah nama dari keturunan Mesir.
Gereja Koptik Ortodoks Mesir mengutuk beberapa orang Koptik Kristen Mesir yang tinggal di luar negeri dan mendanai produksi film yang menghina itu.
Film ini telah diposting di situs YouTube pada Juni lalu, namun baru memikat perhatian dunia pekan lalu ketika seorang Koptik Amerika keturunan Mesir membuat sebuah karavan dalam posting blog berbahasa Arab dan laporan berkala imel yang mempublikasikan film itu.
Film ini dipromosikan oleh pastor AS Terry Jones, yang pernah memicu kemarahan umat Muslim pada 2010 lalu dengan rencana untuk membakar Alquran.
Jones menyebut film itu sebagai film satire tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW dan
mengatakan bahwa ia menunjukkan karavan video promosi itu setelah menggelar ‘persidangan’ simbolis terhadap nabi Muhammad SAW.


Inilah Adab di Hari Raya Idul Fitri (1) 

WASHINGTON - Muslim muda AS mendekorasi kendaraan mereka dengan tulisan 'Ucapan Selamat Idul Fitri'. Dekorasi ini merupakan bagian dari inisiatif dari Muslim muda untuk mengkampanyekan Islam merupakan bagian integral dari AS.
"Setiap Idul Fitri, umat Islam berkumpul untuk menegaskan kembali keimanan mereka melalui shalat Id," papar Hasan Gilani, pendiri lamam Rad Talks seperti dikutip The Houston Chronicle, Jumat (17/8).
Gilani berharap melalui kampanye ini masyarakat AS akan mencari tahu apa itu Idul Fitri. Selanjutnya, mereka akan mengetahui bahwa Idul Fitri merupakan satu dari dua perayaan utama umat Islam.
"Selama Idul Fitri, kami bersama keluarga dan kerabat saling berkunjung. Ini serupa dengan tradisi perayaan hari besar keagamaan lain di AS," papar dia
Menurut Gilani, ketika masyarakat paham dengan perayaan Idul Fitri maka akan menjadi kekuatan pemersatu berbagai agama di bawah bendera persahabatan dan kerja sama. "Proyek seperti 'Idul Mobile' yang menggunakan humor dan media populer membantu menyampaikan kebenaran tentang Islam dengan positif," kata dia.

Hari Libur Nasional

Sejak tahun 1996, perayaan Idul Fitri sudah diakui pemerintah AS. Namun, pemerintah AS belum memutuskan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari libur nasional AS. Komunitas Muslim berharap, di masa depan, Hari Raya Idul Fitri bakal menjadi hari libur nasional AS.
Hasan Asma, Muslim asal Houston mengatakan Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha serupa dengan Thanksgiving dan Natal. Karena itu, wajar komunitas Muslim mengharapkan Idul Fitri menjadi hari libur nasional. "Ini menjadi pengakuan simbolik Islam di AS," kata dia.
Gilani mengatakan ada jutaan Muslim di AS. Eksistensi Muslim telah diakui. Hal itu tampak dari munculnya iklan Idul Fitri. "Ini menjadi perkembangan yang luar biasa sekaligus menunjukan kepada semua orang bahwa ada banyak umat Islam di sini dan sebagian dari kita tidak berbahaya," pungkasnya.

 Masjid Terbakar tak Halangi Muslim Joplin Laksanakan Shalat Id
Sisa kebakaran Masjid Joplin, Missouri Amerika Serikat
 
JOPLIN -- Komunitas Muslim Joplin akhirnya menemukan tempat untuk melaksanakan shalat Id setelah masjid mereka terbakar beberapa waktu lalu. Mereka akan mengelar shalat Id di Inn Convention Center, Joplin.

Juru bicara Dewan Masjid, Kimberly Kester, mengatakan bagi umat Islam Idul Fitri merupakan perayaan penting setelah berpuasa sebulan penuh. "Kami telah mempersiapkan segalanya," papar Kester seperti dikutip joplinglobe.com, Rabu (15/8).

Sementara itu, warga lokal dalam aksi damai telah mengumpulkan sejumlah uang guna membantu komunitas Muslim untuk membayar asuransi, sewa, retribusi kebersihan dan sistem suara masjid. "Saat ini sudah terkumpul 2.500 dollar AS," papar Ashlet Carter, Mahasiswa Christian College Ozark.

Aksi damai ini berlangsung hingga 25 Agustus mendatang. Dalam acara itu, hadir sejumlah musisi guna menggalang bantuan yang ditujukan kepada komunitas Muslim.

Halaman depan akun Facebook komunitas Muslim Joplin menjelaskan aksi damai ini adalah tidak hanya kembali membangun masjid melainkan menyatukan komunitas dari kebencian dan kekerasan

Masjid Joplin terbakar pada 6 Agustus lalu. Hingga saat ini, Biro Penyelidik Federal tengah menyelidik siapa pelaku dan penyebab kebakaran itu. Guna mempercepat proses penyelidikan, FBI menawarkan hadiah 15 ribu Dollar AS kepada masyarakat yang memberikan informasi terkait pelaku pembakaran.

Hal serupa juga dilakukan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) yang menawarkan hadiah sebesar 10 ribu Dollar AS bagi masyarakat yang mengetahui informasi tentang pelaku tersebut.

Mantan pekerja restoran di Disneyland menuntut Walt Disney Co dengan tuduhan bahwa ia dipecat karena memakai jilbab saat bekerja.

Mantan pekerja Disney Imane Boudlal (dua dari kanan) menuntut Disney karena diskriminasi dan pelecehan terhadap agamanya. (Foto: Reuters)

Seorang mantan pekerja restoran di Disneyland menuntut Walt Disney Co pada Senin (14/8) karena pelecehan dan diskriminasi agama, dengan mengatakan bahwa ia dipecat karena ingin memakai jilbab saat bekerja.

Imane Boudlal, 28 dan seorang Muslim, bekerja sebagai pelayan di Storytellers Cafe, restoran di Grand California Hotel & Spa di lingkungan Disneyland di Anaheim, California, menurut data di pengadilan federal.

Setelah bekerja selama dua tahun, Boudlal meminta ijin memakai jilbab saat bekerja. Ia mengatakan ia menawarkan memakai jilbab dengan warna senada dengan seragam bekerja atau yang memiliki logo Disney.

Di dalam berkas tuntutannya, para manajer Disney disebutkan menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan hal tersebut melanggar kebijakan perusahaan mengenai penampilan para pegawai saat bekerja. Termasuk dalam kebijakan perusahaan adalah larangan memperlihatkan tato dan kuku tangan yang melebihi seperempat inci, menurut pernyataan dalam berkas tuntutan.

Boudlal mengatakan bahwa ia diberi pilihan untuk bekerja di kantor belakang dan tidak berhubungan dengan pelanggan, atau memakai topi fedora di atas jilbabnya. Saat Boudlal menolak, ia dipecat.

Boudlal, seorang warga negara AS yang lahir di Maroko, mengatakan bahwa ia juga menjadi sasaran cemoohan anti-Arab dan anti-Muslim, termasuk mendapat panggilan “teroris” dan “unta” dari para kolega dan atasan. Menurutnya, ia telah melaporkan peristiwa-peristiwa tersebut pada para manajer, namun mereka tidak pernah mengambil tindakan.

“Disneyland menyebut dirinya tempat paling menyenangkan di Bumi, namun saya menghadapi pelecehan dari saat saya mulai bekerja,” ujar Boudlal dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Serikat Kemerdekaan Sipil Amerika di California Selatan. “Situasi bertambah buruk saat saya memutuskan memakai jilbab.”

Pihak Disney mengatakan bahwa mereka menawarkan beberapa opsi kostum yang dapat mengakomodasi agama Boudlal, termasuk empat jabatan berbeda dimana ia dapat memakai jilbab.

“Walt Disney Parks and Resorts memiliki sejarah mengakomodasi permintaan berdasarkan agama pekerja dari semua keyakinan,” ujar juru bicara Disneyland Resort Suzi Brown dalam pernyataan tertulis.

“Sayangnya, [Boudlal] menolak semua upaya kami dan sejak itu menolak kembali bekerja,” ujar Brown.

Tuntutan Boudlal meminta tindakan hukum atas kerugian yang ia derita dan perintah bahwa Disney tidak boleh melarang pekerjanya memakai jilbab. Ia juga meminta Disney diperintahkan untuk mengadakan pelatihan anti-pelecehan untuk para pegawai mengenai isu-isu terkait Muslim. (Reuters/Lisa Richwine)

Muslimah Writers Alliance, organisasi penulis perempuan mualaf Amerika, selama Ramadan berkampanye untuk mengimbau para muslim agar berhenti merokok.
Melalui program ini 'Ramadan Buddy' atau Teman Ramadan, organisasi penulis perempuan muallaf AS (MWA) mengimbau para muslim agar berhenti merokok (foto: Dok)..
Muslimah Writers Alliance (MWA), organisasi penulis perempuan mualaf yang berbasis internet, memiliki banyak program sepanjang bulan Ramadan. Salah satunya adalah kampanye Teman Ramadan atau Ramadan Buddy. Melalui program ini, MWA mengimbau Muslim agar berhenti merokok.

Aishah Schwartz, warga Amerika keturunan Mesir yang menjadi mualaf tahun 2002, Direktur MWA, mengatakan,Tujuan kampanye ini adalah untuk mengingatkan warga Muslim Amerika bahwa ada teman kita yang baru memeluk agama Islam. Agar mereka tahu, mereka tidak sendiri dalam bulan Ramadan ini."

Aishah Schwartz menambahkan, "Jadi itulah gagasan awalnya. Demikian adanya dalam dua tahun pertama kampanye ini. Lalu, pada tahun ketiga, saya punya gagasan untuk sekaligus mendorong orang agar berhenti merokok melalui kampanye ini. Insya Allah.”

Seorang Ramadan Buddy adalah saudari Muslim yang juga ingin berhenti merokok, sehingga dua orang yang baru berteman ini dapat saling mengingatkan untuk meninggalkan kebiasaan buruk itu, sementara saling mendukung dalam menghadapi tantangan berpuasa dan dalam menjalani hidup sebagai muslim.

Saya mengimbau warga muslim, terutama mereka yang dilahirkan sebagai Muslim, dibesarkan di lingkungan keluarga Muslim, atau tumbuh di negara mayoritas Islam, agar lebih sadar dengan adanya orang-orang yang baru memeluk Islam. Juga bagi mereka yang ingin mengajak orang untuk menjadi Islam, apa yang dapat kita lakukan setelah orang itu menjadi Islam? Mari kita dukung mereka, kita beri semangat, dan kita upayakan agar mereka merasa bagian dari keluarga. Karena banyak orang yang pindah agama, menjadi tidak dipedulikan oleh keluarga mereka sendiri. Jika sebuah kampanye seperti Ramadan Buddy dapat memberi sedikit saja dampak positif agar dapat membuat para mualaf tidak merasa seorang diri, maka menurut saya, itulah sukses, ” papar Schwartz lagi.

Seseorang yang berpartisipasi dalam program ini, hanya perlu bertemu Ramadan Buddy-nya dua sampai tiga kali seminggu. Yang perlu dilakukan hanyalah menghubungi Ramadan Buddy. Dengan demikian para mualaf tidak merasa sendiri dalam menjalani ibadah puasa dan lebih berkomitmen untuk berhenti merokok. 

Berkenaan dengan bulan Ramadan, Presiden Obama mengucapkan selamat kepada segenap kaum Muslim.
 
Atas nama bangsa Amerika, Michelle dan saya sendiri – saya menyampaikan ucapan selamat yang sehangat-hangatnya kepada segenap Muslim Amerika dan Muslim di seluruh dunia dalam menjalani bulan suci Ramadan. Bagi Muslim, Ramadan adalah saat untuk berpuasa, berdoa, dan merenung; saat untuk bergembira dan berpesta. Waktunya untuk menghargai keluarga, sahabat, dan tetangga serta menolong yang membutuhkan.

Tahun ini Ramadan membawa makna khusus bagi warga di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dengan gagah berani menegakkan demokrasi dan penentuan nasib sendiri, dan bagi mereka yang masih berjuang untuk mendapatkan hak-hak universal mereka. Amerika akan terus mendukung mereka yang berjuang untuk menentukan nasib sendiri, hidup bebas dari rasa takut serta kekerasan, dan melaksanakan ajaran agama mereka dengan bebas.

Di Amerika, Ramadan mengingatkan kita bahwa Islam adalah bagian dari bangsa kita, dan dari layanan publik ke bisnis, dari layanan kesehatan dan sains ke seni – Muslim Amerika turut memperkuat negara dan memperkaya kehidupan kita.

Di samping membawa makna yang dalam bagi 1,5 miliar Muslim di dunia, Ramadan juga mengingatkan orang dari semua agama tentang kebersamaan kita sebagai manusia, bersama-sama komitmen kita kepada keadilan, persamaan serta kasih yang terdapat dalam semua agama besar.

Dengan semangat itu, saya mengucapkan selamat menjalani bulan yang penuh barkah kepada Muslim Amerika dan Muslim di seluruh dunia seraya berharap dapat mengadakan buka puasa bersama lagi di Gedung Putih. Ramadan Karim. 

Berbuka puasa dengan makan buah kurma, biasa dilakukan Muslim saat bulan Ramadan. Kebiasaan ini juga dilakukan oleh kaum Muslim di Amerika.
Seperti juga saudara-saudara Muslim di belahan dunia lainnya, Muslim di Amerika tentu saja sering  berbuka dengan buah kurma, sama seperti yang  dilakukan oleh Nabi Muhammad hampir 1.400 tahun yang lalu.

Kurma banyak disebut dalam al-Quran dan juga kitab suci Kristen dan Yahudi.

Di Amerika, saat Ramadan beberapa tahun yang lalu, kurma segar bisa dipastikan tersedia di meja saat berbuka, namun tampaknya tidak tahun ini. Musim panen kurma di Amerika adalah sekitar pertengahan Agustus hingga pertengahan November. Dengan sudah dimulainya Ramadan pada bulan Juli tahun ini, kurma segar hasil panenan tahun ini dapat dipastikan absen dari meja keluarga Muslim di Amerika, saat berbuka.

Tentu saja kurma tetap bisa didapatkan  di toko-toko, namun kurma tersebut tidaklah kurma baru hasil panen tahun ini. Itulah sebabnya, sejak dua tahun lalu. Mohammed Abdul Aleem, pendiri portal online IslamiCity, menganjurkan  para konsumen untuk membuat persiapan. Ia mengatakan, jika Ramadan jatuhnya tidak pada saat musim kurma di Amerika, para konsumen diharuskan membeli kurma saat musim kurma di tahun sebelumnya, dan kemudian mendinginkannya dalam freezer di lemari es hingga waktu Ramadan tiba.

Para penjual kurma, seperti Aleem percaya bahwa menyimpan kurma di freezer  adalah cara  terbaik untuk memastikan kesegaran rasanya ketika disimpan dalam  jangka waktu yang lama. Ketika waktunya tiba untuk menikmati kurma tersebut, Aleem menyarankan untuk membungkus kurma tersebut dengan handuk basah dan memasukkannya dalam oven dengan suhu rendah.

Berbagai jenis kurma bisa ditemukan di Amerika seperti Zahidi, Deglet Noor dan Empress, namun yang paling popular di Amerika baik bagi warga Muslim dan non-Muslim adalah medjol, dengan buahnya yang besar.

Sembilan puluh persen kurma medjol di Amerika berasal dari lembah subur Coachella di California. Daerah California Selatan adalah salah satu dari sedikit wilayah di luar Timur Tengah dimana kurma dibudidayakan. Banyak  petani  kurma yang mengatakan  bahwa kurma dari Amerika mutunya sangat baik, tidak kalah, bahkan jauh lebih baik dari kurma-kurma dari tempat lainnya.

Bagaimana ceritanya kurma medjol ini sampai di tanah Amerika?  Tahun  1920-an, penyakit mengancam kurma medjol di daerah asalnya, Maroko. Penguasa Maroko mengirim 11 pohon kurma ke daerah California Selatan, dan pohon kurma tersebut menemukan rumah barunya dan berkembang di sana.

Pohon kurma yang menemukan rumah barunya di Amerika, seperti juga kaum Muslim yang berkembang di Amerika, yang bisa dikatakan menjadi salah satu komunitas dengan pendapatan perkapita tertinggi di Amerika. Muslim di Amerika secara relatif terintegrasi dengan baik dalam lingkungan sosial negara Adi Daya ini. Tanpa harus kehilangan akar budaya Islami di Amerika, negara yang merupakan “melting pot” atau tempat peleburan berbagai budaya yang ada, agama Islam berkembang dengan baik di Amerika.

Muslim yang lahir atau  besar di Amerika, yang mengalami baik kehidupan tradisional yang Islami dan juga pemikiran kreatif Amerika, mungkin akan merupakan kunci untuk menjawab permasalahan di dunia Muslim saat ini. Sesuatu yang bisa kita pikirkan bersama, seraya menikmati kurma.

* Laporan: Ika Inggas

Inilah salah satu fungsi media sosial yang kerap dimanfaatkan selama bulan Ramadan ini, yaitu untuk belajar mengaji. Pada bulan suci ini, umat Muslim memang dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an – atau bagi yang belum bisa, disarankan menjadikan bulan ini untuk mulai belajar membaca Al-Qur’an.

Jika dulu para orang tua mendatangkan guru mengaji khusus ke rumah atau memasukkan anak-anaknya ke pesantren, maka kini bisa belajar Al Qur’an melalui berbagai situs yang ada, antara lain www.belajar-membaca-alquran.com dan lain-lain. Bedanya, kita harus memicu semangat dan disiplin sendiri untuk belajar membaca Al Quran lewat situs-situs semacam ini.

Selain untuk membaca Al Quran, ada pula situs-situs yang digunakan sebagai pengingat atau timer – waktu untuk sahur, imsak, berbuka puasa dan adzan. Situs www.islamicfinder.org yang di luar bulan Ramadan digunakan untuk mengetahui jadwal sholat, maka selama bulan Ramadan juga digunakan untuk menjadi pengignat waktu sahur, imsak dan berbuka puasa.

Namun menurut Naila – seorang ibu warga negara Pakistan yang tinggal di Virginia dan dihubungi melalui telepon – media sosial yang paling sering dimanfaatkan saat bulan Ramadan adalah situs-situs yang menawarkan resep masakan khas hidangan bulan puasa dari negaranya.

“Meskipun saya tinggal di Amerika dan terbiasa mencicipi makanan Amerika, tetapi saya ingin sesekali anak-anak saya mencicipi makanan khas Pakistan. Ini saya temukan di situs myhalalkitchen,” ujar Naila.

Situs www.myhalalkitchen.com memang tidak saja menghadirkan resep hidangan halal dari negara-negara tertentu, tetapi juga menu selama satu bulan penuh, ratusan resep dari berbagai bahan pangan, daftar restoran-restoran halal yang ada pada suatu lokasi, acara khusus Ramadan seperti sahur atau berbuka puasa bersama yang dijadwalkan akan berlangsung, tips-tips tetap bugar kala berpuasa, bazaar dan pasar murah hingga kelas memasak khusus.

Naila menambahkan, “Saya suka membuka situs ini karena mengajarkan banyak hal pada saya. Tips-tipsnya juga sederhana untuk dipraktekkan. Kadangkala yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya. Seperti soal memaksimalkan freezer kulkas kala kita menstok makanan di bulan puasa. Atau tips berkebun sehingga bisa punya stok sayur mayur sendiri”.

Berbeda dengan warga Muslim di negara-negara mayoritas berpenduduk Islam seperti di Mesir di mana sekolah libur dan toko-toko tutup pada siang hari dan baru buka pada malam hari, atau seperti di Indonesia yang dimanjakan dengan menu berbuka puasa di hampir setiap sudut kota, maka warga Muslim di Amerika harus punya strategi untuk tetap menghidupkan suasana Ramadan dalam keseharian mereka. Media sosial memudahkan warga Muslim di Amerika yang berjumlah 1,8 juta mewujudkan hal itu.

Tak lahir dari komunitas Arab di negara muslim, wanita muslim Amerika punya cara sendiri memperlihatkan identitas keislaman mereka. Tren mode pakaian muslim di Amerika yang sedang tumbuh pesat tak sekadar gaya, tetapi diakui sebagai bagian pergeseran budaya Islam di Amerika.
Perancang busana asal Corona, Jamesa Nikiema, mencipta tren pakaian unik yang menjaga kesederhanaan sekaligus menjaga tradisi berpakaian muslimah.
Desain pakaian yang dia pasarkan lewat situs www.rebirthofchic.com, lebih dari sekadar gaya baru pakaian. “Untuk pertama kalinya saat generasi muslim keempat kita mencari identitas muslim Amerika,” kata Nikiema seperti dimuat Press Entreprise.
Bagi wanita muslim yang lahir di Amerika, pakaian tradisional Islam terasa sangat asing. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir, berbagai mode pakaian muncul memenuhi kebutuhan muslimah Amerika. Popularitas pakaian muslimah gaya baru mulai naik daun sekitar lima tahun lalu, terutama di kalangan generasi muda.
“Generasi muda mencoba menangkap kesederhanaan pakaian muslim tetapi dengan sentuhan barat.”
Bersamaan meluasnya kesadaran berpakaian trendi namun sesuai syariat islam memunculkan blog-blog mode muslimah yang kini kian populer di berbagai komunitas keislaman di negeri Paman Sam tersebut.
Nikiema menyatakan mulai merancang busama muslim sejak 2004. Seiring meningkatnya permintaan, ia lalu mendirikan toko pakaian serta penjualan dalam jaringan.
Pakaian rancangannya menutupi aurat sesuai islam, dengan sentuhan pemberontak dengan unsur punk rock. Tunik kotak-kotak dengan inset kotak-kotak sebetis dengan sapuan warna Jamaika membuat rancangan terkesan berani. Atau, kombinasi favorit lainnya sebuah rok A-line dengan blus balon seperti masa renaisans di Eropa.
“Saya senang tampil berbeda dan wanita muslim juga pantas tampil beda,” katanya menegaskan.
Sumber: VIVA, Go Two On

 

Dearborn, Imam Mohamad Mardini dari American Muslim Center mengabarkan bahwa kepolisian Dearborn, AS, pada Selasa (12/6) telah menangkap seorang bocah seusia SMA yang telibat dalam aksi vandalisme terhadap sebuah masjid di kota tersebut.

FBI kini sedang melakukan investigasi terhadap kasus yang melibatkan aksi pembakaran dan grafiti anti-Arab pada dua bangunan milik lembaga dakwah American Muslim Center of Dearborn.

Menurut laporan, sebuah grafiti dengan tulisan “Arabs” ditemukan di salah satu bagian dinding bangunan American Muslim Center di Kota Dearborn yang merupakan kawasan imigran asal Arab dan Timur Tengah.

Sesaat setelah ditemukan coretan di bangunan tersebut, satu bangunan lain milik lembaga Muslim Community Center ditemukan sengaja dibakar oleh orang tak dikenal.

Ketika mendatangi lokasi kedua ini, Imam Mardini menemukan semprotan pilok gambar (maaf) alat kelamin perempuan dan lagi-lagi tulisan “Arabs” pada salah satu dinding bangunan.

Kepolisian Dearborn sendiri tidak mau gegabah menentukan motif aksi vandalisme tersebut, apakah benar atau tidak terkait dengan kejahatan kebencian terhadap Islam.

Lembaga ke-Islaman Council of American Islamic Relations (CAIR) cabang Dearborn mendesak FBI untuk menuntaskan penyelidikan tentang motif terkati aksi vandalisme tersebut.

CAIR menyeru kepada FBI untuk mencari tahu kemungkinan adanya dua motif yang berbeda dalam dua aksi vandalisme terhadap Islam tersebut, yakni pembakaran dan grafiti tersebut.

“Jika benar ada dua motif berbeda dalam kejadian tersebut, FBI seharusnya menambahkan lebih banyak sumber dayanya untuk otoritas-otoritas penegak hukum di kawasan tersebut untuk membantu membawa para penyerang tersebut ke meja hukum,” ungkap Dawud Walid, eksekutif direktur CAIR cabang Michigan.

Imam Mardini mengatakan bahwa sering terdapat kesalahpahaman tentang Islam yang menyebar ke masyarakat awam AS yang berakibat pada aksi-aksi serupa.

Beliau juga mengunkapkan bahwa seringkali para calon legislatif yang akan bertarung dalam pemilihan umum menggunakan isu-isu negatif tentang Islam untuk menarik simpati para pemilik suara dari mayoritas umat non-Muslim. Wallahu’alam bish shawwab. (Arabamericannews/Mukminun)

WASHINGTON – Setiap ada rencana pembangunan masjid di Amerika Serikat, reaksi keras bakal datang menghadang. Alasannya pun mudah ditebak, mulai dari masalah parkir dan lalu lintas hingga keamanan lingkungan.
Data Uni Kebebasan Sipil Amerika (ACLU) menyebutkan, sejak lima tahun terakhir telah terjadi kampanye anti masjid di AS. Kampanye itu telah menyebabkan sejumlah masjid di rusak. Bahkan ada pihak yang mengiming-imingin hadiah lima ribu dolar AS (sekitar Rp 45 juta) dalam setiap pengerusakan.
Direktur Kebebasan ACLU untuk kebebasan beragama, Daniel Mach mengatakan, alasan-alasan palsu itu hanya untuk menutup sentimen anti Islam dan Muslim. “Saya berharap pada akhirnya akan ada penerimaan lebih besar bagi seluruh agama, termasuk Islam,” kata Mach seperti dikutip usatoday.com, Selasa (29/5).
Direktur Litigasi Dewan Hubungan Amerika-Islam Chicago (CAIR), Kevin Vodak mengatakan, pembangunan tempat ibadah sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Federal tahun 2000. UU ini dimaksudkan untuk mencegah adanya diskriminasi terhadap pembangunan tempat ibadah.
“UU ini sebenarnya ampuh. Dalam kasus perizinan Pusat Pembelajaran Irshad tahun 2010 misalnya, Pemerintah Federal telah meminta negara bagian Ilinois untuk mengabulkan permohonan itu guna mencegah terjadinya tindakan melawan hukum dan praktek diskriminatif,” kata dia.
Menurut Vodak, dalam kasus itu masyarakat Ilinois menggunakan alasan terorisme guna menghadang proses perizinan. “Harus diakui, selepas tragedi 9/11, banyak ketakutan dan histeria tentang Islam dan Muslim,” katanya.
Direktur Masyarakat Islam, Othman Atta mengatakan, penolakan terhadap rencana pmbangunan masjid lantaran dikhawatirkan tempat ibadah itu akan mengajarkan kekerasan dan memaksakan pelaksanaan hukum syariah di lingkungan sekitar masjid. “Ini yang disebut minimnya tingkat pengetahuan masyarakat AS tentang Islam. Mereka yang sebenarnya tidak mengerti tentang Islam dan muslim cenderung takut,” ujarnya.
Secara terpisah Ebrahim Moosa, pakar studi Islam Universitas Duke mengatakan, diskriminasi terhadap Muslim terus terjadi. “Menangani sikap anti masjid itu butuh dialog dan saling memahami antara Muslim dan warga lokal,” sebut dia.
Seperti diberitakan, jumlah masjid di Amerika Serikat bertambah sebanyak 74 persen sejak 2000 lalu. Pada 2000, tercatat 1.209 masjid di seluruh negeri Paman Sam. Jumlah masjid meningkat menjadi 2.106 masjid pada 2010.
Sebanyak 56 persen dari masjid tersebut mengkaji pendekatan harfiah untuk menafsirkan isi Alquran. Data tersebut berdasar survey terbaru dari koalisi kelompok sipil Islam, cendekiawan dan kelompok non-Muslim.
Seiring dengan bertambahnya masjid, diikuti pula dengan meningkatnya aksi penolakan warga AS terhadap keberadaan masjid. Aksi penolakan itu selanjutnya berkembang menjadi aksi negatif seperti pengerusakan dan vandalisme.

Seorang warga Texas yang beralih menjadi mualaf dijatuhi hukuman 20 tahun penjara federal karena dituduh berusaha membantu Alqaidah.
Petugas menangkap Barry Bujol bulan Mei tahun 2010 setelah ia menggunakan surat identifikasi palsu dalam usaha menaiki kapal di Houston untuk bepergian ke Timur Tengah.
Jaksa federal mengatakan Bujol membawa uang, dokumen militer rahasia, dan bahan lain yang ia hendak serahkan kepada Alqaidah.
Bujol membantah mempunyai hubungan dengan kelompok teror itu dan mengatakan aparat federal menjebaknya. Bujol menyatakan bahwa ia hanya ingin bepergian ke Timur Tengah untuk memperkuat agamanya.

MUSLIM AS
Kepala Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di New York mengatakan, serangan terhadap muslim terus meningkat di AS menjelang musim pemilu, Press TV melaporkan.
"Kami melihat serangan terhadap Muslim meningkat lagi karena ini merupakan musim pemilu," kata Zead Ramadhan kepada Press TV, Ahad (13/5/12).
"Setiap kali ada siklus pemilihan, beberapa orang seperti Newt Gingrich, Santorum, dan bahkan Mitt Romney telah membuat beragam komentar negatif tentang Muslim, dan membuat orang berpikir bahwa jika seseorang mencalonkan diri sebagai presiden, ia harus bisa memberi komentar negatif dan menyebarkan retorika negatif tentang Muslim ... Saya pikir ini sangat berbahaya, "tambahnya.
Ramadhan meminta pemerintah AS untuk mengatasi masalah ini. "Kami harus melindungi Muslim-Amerika seperti kita melindungi Yahudi Amerika, Afrika Amerika, Cina Amerika, atau etnis lain dari kelompok yang ditargetkan karena kefanatikan," katanya.
Baru-baru ini telah terungkap bahwa program militer AS menggambarkan Islam sebagai musuh Amerika Serikat.
Latihan militer ini menganjurkan "perang total" melawan semua Muslim di dunia, termasuk serangan nuklir keatas kota-kota suci Mekkah dan Madinah dan memusnahkan populasi muslim sipil. Pentagon telah mengkonfirmasi materi pelatihan yang ditemukan di situs Web mereka adalah otentik.(presstv)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget