Articles by "Islam Eropah"

Pembantaian Srebrenica (disebut juga Genosida Srebrenica) merujuk kepada pembunuhan sekitar 8000 lelaki dan remaja etnis Muslim Bosniak pada Juli 1995 di daerah Srebrenica, Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladić. Jenderal Mladic kini menjadi buronan internasional yang telah didapati bersalah karena genosida dan berbagai kejahatan perang lain di Yugoslavia. Pada 27 Februari 2007, Mahkamah Internasional menetapkan kejadian ini sebagai sebuah genosida. Selain pasukan Serbia Bosnia, pasukan paramiliter Serbia Scorpion (kalajengking) juga turut bersalah atas pembantaian ini.

Meskipun demikian, dalam keputusan Mahkamah Internasional tersebut disebutkan bahwa Serbia tidak bersalah atas tindakan genosida. Namun, MI tetap mengecam Serbia karena gagal mencegah ataupun mengadili pelaku pembantaian ini, sekalipun Serbia memiliki hubungan erat dengan militer Serbia Bosnia.

Menurut Komisi Federal untuk Orang Hilang, jumlah korban yang dikonfirmasi sampai saat ini mencapai 8.373 jiwa. Pembantaian Srebrenica dianggap secara meluas sebagai pembunuhan massal terbesar di Eropa Perang Dunia II. Ia juga merupakan kejadian pertama yang ditetapkan sebagai genosida secara hukum. Akibat bentuk kejadian ini, jumlah sebenarnya, butiran terperinci, dan sebab kejadian dipertikaikan sampai kini. Kejadian ini dianggap sebagai kejadian paling menakutkan dan kontroversial dalam sejarah Eropa modern pasca Perang Dunia II. semenjak 

Peristiwa
Pada tahun 1992, peperangan pecah antara Serbia dan Bosnia. Karena kekejaman dan pembersihan etnis yang dilakukan para tentara Serbia, umat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica adalah salah satu kamp terbesar dan dinyatakan oleh PBB sebagai zona aman. Kamp itu sendiri dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Negeri Belanda.

Gambar yang menunjukkan dua anak dan 4 remaja yang dibariskan di tanah sebelum dieksekusi
Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh.

Ratko Mladic (AP Photo
Pemerintah Serbia telah menangkap Ratko Mladic, seorang jenderal pasukan Serbia-Bosnia yang terkenal kejam dalam perang di Balkan dekade 1990an. Mladic bertanggungjawab atas pembantaian ribuan umat Muslim Bosnia. Dia sudah lama menjadi buronan Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda.

Menurut
VOA News, penangkapan Mladic diumumkan oleh Presiden Serbia, Boris Tadic, Kamis 26 Mei 2011. "Atas nama Republik Serbia, saya bisa umumkan penangkapan Ratko Mladic. Proses ekstradisi tengah berlangsung," kata Tadic dalam jumpa pers di Belgrade. Dia segera dibawa ke penjara di Den Haag untuk diadili.

Mladic selama ini diburu oleh penegak hukum Mahkamah Kriminal PBB atas kejahatan perang yang dia lakukan di bekas pecahan Yugoslavia. Mahkamah telah mendakwa Mladic pada 1995 atas kekejaman dilakukan pasukannya selama tiga tahun mengepung Kota Sarajevo di Bosnia.


Mladic, yang kini berusia 69 tahun, juga bertanggungjawab atas pembunuhan 8.000 umat Muslim Bosnia, baik laki-laki dewasa dan anak-anak, di dekat kota Srebrenica. "Penangkapan ini memupuskan beban berat dari Serbia dan menutup lembaran sejarah kelam kami," kata Tadic.


Pekan lalu, Kepala Tim Penuntut untuk Mahkamah Kriminal PBB, Serge Brammertz, mengritik Serbia karena tidak optimal memburu Mladic maupun buronan lain yang juga didakwa melakukan kejahatan perang, Goran Hadzic.


Kalangan pejabat Uni Eropa juga telah mengatakan bahwa penangkapan Mladic bisa jadi penentu bagi Serbia agar bisa masuk menjadi kandidat anggota baru Uni Eropa.

Sumber: wikipedia, VIVAnews

Seorang saksi mata yang juga membantu pembantaian Muslim Bosnia dihadirkan oleh jaksa penuntut dalam pengadilan pemimpin perang Serbia-Bosnia Radovan Karadzic, di depan Mahkamah Kejahatan Internasional untuk bekas negara Yugoslavia. Pada sidang Selasa lalu, saksi mata yang dihadirkan menjelaskan secara rinci bagaimana dirinya membantu pembantaian lebih dari 1.000 Muslim di kota timur Srebrenica pada Juli 1995.

Saksi itu Drazen Erdemovic, asal Kroasia yang ikut dalam perang Serbia Bosnia selama tahun 1992-1995 mengatakan, ia dan tujuh tentara Serbia membunuh antara 1.000 dan 1.200 Muslim di sebuah peternakan di desa Pilica pada pertengahan Juli 1995.

Erdemovic mengatakan, kelompoknya dipimpin ke lokasi eksekusi oleh seorang letnan kolonen dari Serbia yang "tinggi dan gemuk". Namun Erdemovic tidak ingat nama letkol itu dan mengatakan bahwa semua pria Muslim Srebrenica yang ditawan dibawa dengan bus ke desa Pilica untuk dibunuh.

Saksi dan pelaku ini mengatakan, para tawanan menggunakan pakaian sipil, beberapa dari mereka dengan mata tertutup kain dan tangan terikat. Mereka dibawa dalam kelompok-kelompok yang berisi sepuluh orang dan dieksekusi oleh Erdemovic dan anak buahnya.

Sekitar 15 hingga 20 bus berisi tawanan warga Bosnia Muslim tiba di desa Pilice dan dieksekui pada sekitar pukul 10 pagi hingga pukul 4 sore.

Dalam sidang kemarin, Erdemovic mengatakan ia dan algojo lainnya membuat identitas palsu untuk menyembunyikan identitas mereka. Tapi ia ditangkap di Serbia pada tahun 1996, setelah ia menceritakan pembantaian itu kepada seorang jurnalis Amerika yang dibawa ke pengadilan Den Haag.

Erdemovic mengaku bersalah dan dalam kesepakatan dengan jaksa, ia dijatuhi hukuman hanya lima tahun penjara. Namun ia hanya menjalani empat tahun saja di penjara Norwegia.

Sementara itu terdakwa utama Radovan Karadzic sendiri didakwa dengan sebelas tuduhan genosida (pembunuhan massal), yang dilakukan anak buahnya dibawah komandonya. Dakwaan itu fokus pada pembantaian lebih dari 7.000 Muslim Srebrenica dan pengepungan selama 44 bulan dan pengeboman ibukota Sarajevo.

Karadzic yang bersikukuh tidak bersalah ditangkap di Beograd pada tahun 2008 dan membantah seluruh tuduhan. Alasan Karadzic adalah sangat tidak mungkin dirinya membunuh begitu banyak orang dalam waktu singkat.

Birmingham, Seorang bocah sekolah di Birmingham, Inggris, ditangkap oleh kepolisian setempat menyusul ulahnya menyerang sebuah Masjid.

Seorang jamaah Masjid tersebut kemudian terluka parah menyusul insiden tersebut.

Bocah 15 tahun dari Small Heath, Birmingham, ini ditangkap oleh detektif pada Ahad (3/6) karena aksinya menyerang seorang pria 22 tahun pada Jumat (1/6) lalu.

Bocah ini kiranya akan segera disidangkan, tinggal menunggu waktu yang akan ditentukan oleh kepolisian setempat.

Penyerangan terjadi di luar Masjid, di persimpangan jalan antara jalan Somerville dan St. Oswald's.

Dua orang pria, masing-masing 42 dan 20 tahun, ditangkap pada Jumat lalu juga dari area yang sama bocah sekolah ini berasal, Small Heath.

Untuk sementara, kedua pria ini ditahan di penjara kepolisian setempat dan akan dibebaskan Juli mendatang.

Satu korban jamaah Masjid tersebut kini menderita cidera yang serius di bagian kepala dan sedang menerima perawatan di rumah sakit terdekat.

Kepolisian mengumumkan kepada publik untuk memberikan informasi terkait penyerangan tersebut.

Denmark, MelodramaticMind.com- Sebuah percobaan dari kelompok sayap kanan untuk meluncurkan ‘Aliansi Anti-Islam untuk Eropa’ mendekati kegagalan.

Hal ini dikarenakan dalam sebuah aksinya yang diselenggarakan di Denmark beberapa hari kemarin hanya mampu mengumpulkan masa sebanyak 200 orang, meleset dari perkiraan jumlah semula yakni 700 orang. Alhamdulila…

Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian rakyat Eropa tidak setuju dengan konsep Aliansi Anti-Islan untuk Eropa tersebut meski pihak panitia sendiri telah mempublikasikan acara tersebut dengan sangat rapi.

Dalam reli yang diselenggarakan oleh Liga Pertahanan Inggris (English Defence League-EDL) tersebut, secara implisit sang promotor menyatakan dukungan terhadap Anders Breivik yang telah mempelopori aksi ‘permulaan dari sebuah gerakan Eropa sejagat melawan Islamisasi Eropa.’

Perlu diketahui bahwa Anders Breivik sendiri adalah seorang penganut Kristen garis keras yang melakukan penembakan secara membabi buta terhadap 90-an lebih warga Norwegia, namun dalam persidangannya Breivik dikatakan tidak normal alias gila.

Namun Stephen Lennon, ketua EDL, menegaskan bahwa dirinya dan EDL tidak mendukung aksi yang dilakukan oleh Breivik, namun pada saat bersamaan ia tidak bisa membiarkan jutaan orang yang mempunyai perhatian melawan Islam sebagai orang gila layaknya Breivik.

Beruntung kontra dukungan terhadap EDL dan aksinya kini juga mendapat penolakan dari Unite Against Fascism (UAF) yang berpendapat bahwa aksi EDL tersebut justru akan menimbulkan sebuah bahaya baru bagi benua Eropa lantaran orang akan senantiasa ingat bahwa Liga Pertahanan Norwegia (Norwegian Defence League-NDL) lah yang mencetak kader seperti Breivik.

“Pertumbuhan Liga Eropa ketika krisis ekonomi justru akan memunculkan kelompok-kelompok fasis jalanan seperti mereka yang meluluhlantakkan demokrasi Eropa pada tahun 1930-an,” kata Bennet.

Dengan demikian, di pihak Eropa sendiri memang tidak ada kepaduan atau kekompakan lantaran ada satu kelompok yang mengusung slogan Anti-Islam namun di sisi lain ada pula kelompok yang anti dengan gerakan Anti-Islam.

"Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. yang demikian itu Karena Sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti," (Al-Hasyr: 14). (Care2/MelodramaticMind.com)

Menteri Dalam Negeri negara bagian North Rhine-Westphalia (NRW) Jerman,  telah memerintahkan larangan kepada kelompok sayap kanan karena menampilkan karikatur mengenai Nabi Muhammad SAW yang menyulut kerusuhan di Bonn hari Sabtu. Namun pengadilan tampaknya menentang larangan ini.

Menteri Dalam Negeri negara bagian NRW, Ralf Jäger, telah memerintahkan polisi untuk mencegah aksi dari sebuah sempalan kelompok sayap kanan "Pro NRW" dari menampilkan provokasi anti-Islam luar masjid beberapa minggu ini selama tahap akhir pemilihan kepala negara bagian.

Jäger mengatakan pada Minggu malam bahwa tindakan ekstremis anti-Islam di Bonn pada hari Sabtu telah menjadi "provokasi yang disengaja" yang  memicu pembalasan oleh Salafi Jerman.

Berkumpul di luar Saudi Fahd Academy di pinggiran kota Bonn yakni di daerah Mehlem,  pendukung "Pro-NRW" menunjukkan karikatur yang menggambarkan seorang pria yang disebut sebagai nabi.

Ratusan Muslim berkumpul sebagai respon untuk memprotes aksi provokatif kelompok Pro NRW, yang berkembang menjadi bentrokan yang mengakibatkan 29 polisi terluka. Lebih dari 100 pengunjuk rasa muslim ditangkap polisi.

"Ini adalah ledakan kekerasan yang kita belum pernah menyaksikan dalam waktu yang lama," kata Kepala polisi  Bonn, Ursula Brohl-Sowa.

Ketegangan dimulai beberapa hari sebelum aksi, ketika kelompok Pro-NRW mengumumkan rencana untuk menjalankan 'kontes kartun Muhammad'. Sebuah hadiah uang tunai juga dirancang untuk diberikan kepada kartun terbaik.

Aksi hari Sabtu oleh Pro-NRW, yang telah dikategorikan sebagai ekstremis kelompok sayap kanan oleh badan intelijen domestik, merupakan salah satu aksi saja yang direncanakan di 25 masjid di seluruh negara bagian  menjelang pemilihan pada 13 Mei. Aksi lainnya yang direncanakan yakni di Cologne, Düsseldorf, Aachen, Wuppertal dan Solingen.

Jerman diyakini menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220.000 di Berlin saja. Imigran Turki diperkiraan merupakan dua pertiga dari minoritas Muslim di Jerman.

North Rhine-Westphalia adalah negara bagian yang paling padat penduduknya dengan 18 juta penduduk dan industri besar. Menurut data intelejen Jerman, terdapat sekitar 2.500 muslim yang mengatasnamakan diri mereka sebagai gerakan salafi. Setengah dari mereka memiliki kewarganegaraan Jerman.

Kampanye oleh kelompok Muslim Jerman untuk mendistribusikan mushaf Alquran sebagai bagian dari upaya untuk mendidik masyarakat tentang Islam mengundang kemarahan  dari politisi Jerman, surat kabar lokal melaporkan pada hari Rabu, 11 April.

"Jika memungkinkan, tindakan agresif harus dihentikan," kata Günter Krings, wakil ketua  Partai Uni Demokratik Kristen (CDU), partai dimana Kanselir Angela Merkel bernaung kepada koran Die Welt, sebagaimana dilansir oleh situs onislam.net.

Kelompok Islam Salafi "The True Religion" telah meluncurkan kampanye untuk membagikan mushaf terjemahan Alquran untuk warga Jerman secara gratis.

"Kampanye Alquran ke dalam setiap rumah harus dihentikan," kata Krings.

"Langkah kelompok Islam  ini mengancam kebebasan beragama."

Penyelenggara mengatakan inisiatif ini bertujuan untuk mendidik Jerman tentang ajaran Islam.

Kampanye berjudul "Read" ini telah mendistribusikan lebih dari 300.000 mushaf dan terjemahan Alquran.

Ibrahim Abu Nagie, seorang pengkhotbah dari kelompok "The True Religion", telah mendesak semua Muslim Jerman untuk membagikan mushaf Alqur'an kepada tetangga mereka.

"Jika setiap muslim melakukan itu maka dalam waktu setahun kami akan telah memberikan setiap orang di Jerman dengan terjemahan Alqur'an dan mereka tidak akan melabeli kami sebagai teroris atau radikal atau apa pun, ketika mereka membaca kitab Allah," katanya dalam sebuah video tidak bertanggal di situs Web kelompoknya, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

Abu Nagie mengatakan tahap pertama kampanye Alquran gratis ini didanai oleh dua orang Turki, dan bahwa ia telah menolak bantuan dana dari organisasi di Bahrain karena mereka ingin "mencantumkan nama mereka" dalam mushaf Alquran tersebut.

Jerman memiliki antara 3,8 hingga 4,3 juta Muslim, atau sekitar 5 persen 82 juta penduduk di Jerman, menurut statistika pemerintah.

Para penentang kegiatan ini mengklaim bahwa kampanye pemberian Alquran ini bertujuan untuk menyebarkan paham radikalisasi di Jerman.

"Kelompok Salafi radikal mengganggu perdamaian agama di negara kita dengan pendekatan agresif mereka," kata Krings.

Benih-benih phobia dan permusuhan terhadap muslim cukup kuat di Jerman, dengan perdebatan sengit mengenai imigrasi Muslim ke negara itu.

Sebuah jajak pendapat terbaru oleh University Munster menemukan bahwa pandangan orang Jerman terhadap Muslim lebih negatif dari tetangga mereka di Eropa.

Harian terkenal Jerman Der Spiegel, telah memperingatkan Agustus lalu bahwa negara ini menjadi tidak toleran terhadap minoritas Muslim. Menurut jajak pendapat nasional 2010 oleh lembaga penelitian Infratest-Dimap, lebih dari sepertiga dari responden lebih memilih "Jerman tanpa Islam."

Polisi Jerman meluncurkan gerakan untuk membersihkan aktifis Muslim Salafi di beberapa negara bagian pada Kamis, 14 Juni, dengan tuduhan mempromosikan ekstrimisme di negara itu, surat kabar Der Spiegel melaporkan.

"Mereka (kelompok Millah Ibrahim) bergerak melawan konstitusi kami dan pemahaman diantara masyarakat," kata Menteri Dalam Negeri Jerman Hans-Peter Friedrich.

"Organisasi bertindak bertentangan dengan gagasan tatanan konstitusional dan pemahaman multikultural."

Polisi Jerman menyisir lebih dari 70 tempat di beberapa negara bagian, termasuk masjid, rumah susun, sekolah, dan asosiasi lokal.

Di antara yang ditargetkan adalah dai Salafi Ibrahim Abu Nagie, yang dikaitkan dengan kampanye mendistribusikan mushaf gratis Al-Qur'an di Jerman. Friedrich menuduh bahwa dakwah kelompok Milah Ibrahim di Jerman melanggar konstitusi yang ada. Diyakini terdapat sekitar 4.000 muslim yang aktif dalam kelompok Milah Ibrahim di Jerman, yang memiliki populasi Muslim sekitar empat juta. Dakwah memberikan mushaf Al Quran gratis ternyata dianggap gerakan terlarang oleh pemerintah Jerman.

"Operasi hari ini menunjukkan bahwa kita menaikkan tekanan pada Salafi," kata Ralf Jaeger,  menteri dalam negeri negara bagian Nordrhein-Westfalen, dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya memang sempat terjadi bentrok antara aktivis salafi dengan pendukung Partai sayap kanan di negara bagian North Rhine-Westphalia bulan lalu. Hal ini karena kelompok sayap kanan partai tersebut memancing kemarahan muslim di Jerman dengan menggelar lomba karikatur nabi Muhammad.
gambar: aksi aktivis muslim jerman saat membagikan Al Quran gratis



BOSNIA (voa-islam.com) - Empat mantan tentara Serbia Bosnia dijatuhi hukuman penjara hingga total 142 tahun pada hari Jumat untuk peran mereka dalam eksekusi massal ratusan Muslim Bosnia dari Srebrenica selama pembantaian terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II.

Pembunuhan sekitar 800 orang, termasuk anak-anak tersebut, yang terjadi di sebuah peternakan adalah bagian dari pembantaian sistematis terhadap 8.000 pria dan pemuda Muslim setelah pasukan Serbia Bosnia menduduki daerah kantong yang dilindungi PBB pada bulan Juli 1995.

Hukuman penjara yang diberikan kepada empat tentara atas kejahatan terhadap kemanusiaan tersebut adalah terpanjang yang pernah dijatuhkan oleh pengadilan kejahatan perang Bosnia.

"Pada tanggal 16 Juli 1995, mereka mengeksekusi sewenang sekitar 800 warga sipil laki-laki, di antaranya ada yang berusia di bawah 16 tahun dan beberapa lebih dari 80 tahun, dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore di peternakan Branjevo," kata hakim Mira Smajlovic, membaca putusan .

Stanko Kojic dipenjara selama 43 tahun, Kos Franc dan Zoran Goronja masing-masing selama 40 tahun dan Vlastimir Golijan selama 19 tahun karena dia berusia di bawah 21 tahun pada saat itu.
..Pada tanggal 16 Juli 1995, mereka mengeksekusi sewenang sekitar 800 warga sipil laki-laki, di antaranya ada yang berusia di bawah 16 tahun dan beberapa lebih dari 80 tahun, dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore di peternakan Branjevo..
Kempat orang tersebut semuanya menembaki para korban mereka tetapi hakim mengatakan Kojic telah melakukan pembantaian secara kejam dari yang lain dan kemudian berbohong tentang jumlah orang-orang yang telah dibunuhnya.

Orang-orang tersebut bertugas di unit komando 10 tentara Serbia Bosnia. Franc Kos memimpin Peleton pertama unit Bijeljina, dan tiga lainnya adalah tentara reguler.

Mereka dibebaskan dari tuduhan genosida "karena kurangnya bukti" tentang niat mereka untuk melakukan genosida.

Pembantaian itu terjadi selama Perang Bosnia 1992-1995. Pasukan Serbia Bosnia, diperintahkan oleh Jenderal Ratko Mladic, menyerang Srebrenica dan memisahkan pria dan anak laki-laki dari perempuan.

Banyak pria dan anak laki-laki mencoba melarikan diri melalui hutan, tetapi diburu, ditangkap dan dibantai di beberapa lokasi di dekat Srebrenica.

Mladic sedang diadili di pengadilan kejahatan perang PBB di Den Haag atas tuduhan genosida atas Srebrenica dan pengepungan Sarajevo.

Pengadilan Kejahatan Perang Bosnia sendiri telah memenjarakan puluhan mantan tentara Serbia Bosnia atas pembantaian Srebrenica. (by/wb)
Ket:Muslimah Bosnia menangis didepan peti mati keluarga mereka yang menjadi korban pembantaian Serbrenica. / foto.EPA


Kalo berbicara tentang Yunani,pasti yang ada dipikiran kita adalah negeri seribu dewa dan Hercules,ya karena 2 istilah itulah yang memang sudah melekat erat dengan negara Yunani sejak ribuan tahun silam,jika kita kaitkan dengan Islam,memang tidak bahkan hampir tidak pernah kita dengar tentang Islam di Yunani,karena Islam di Yunani sendiri identik dengan Turki, sedikit berbagi info tentang perkampungan Muslim di Yunani dan juga Etnis Pomak (Etnis Muslim di Yunani)
Pomak Village, Xanthi, Yunani
Kaum Minoritas Muslim Hidup di wilayah Thrace area of Greece,yang meliputi Komotini,Xanthi,Alexandroupolis dan Soufli, di Xanthi ada sebuah desa yang dihuni kaum Pomak yang juga disebut white village dengan mayoritas penduduknya muslim. Pomak sendiri adalah suku atau etnis asli slavic muslim yang ada di 4 negara,bulgaria,turki,albania dan yunani, bahasa asli mereka adalah bahasa Bulgaria,dan juga bahas aturki dan yunani sebagai bahasa kedua
Populasi suku pomak di Xanthi sendiri berkisar antara 30.000-35.000 penduduk,di wilayah Thrace area of Greece sendiri banyak dijumpai Masjid,coba saja anda ketik di google dengan keywoard “thrace greece” anda akan menemukan gambar2 ini
Kalau anda perhatikan gambar2 diatas, anda akan melihat bawah Masjid dan Minaret adalah salah satu landscape dari wilayah Thrace of Greece, gambar diatas adalah wilayah Rhodope dan Medousa yang memang terletak di wilayah Thrace of Greece
Muslim Yunani di wilayah Thrace termasuk di white village Xanthi adalah warga asli Yunani yang memang beragama Islam. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya pengaruh Ottoman Empire Turki yang memang pernah berjaya di Eropa pada abad ke 15. Bermula ketika pasukan Ottoman Empire menduduki wilayah pegunungan di Xanthi,awalnya hanya 6 penduduk asli Xanthi yang beragama islam, hingga sekitar abad ke 16 dan 17 banyak penduduk Pomak yang masuk islan dan bergabung dengan Ottoman, penduduk Pomak mendatangi Pemimpin Ottoman untuk memberitahu keputusannya masuk islam,tapi pemimpin Ottoman mengirim mereka ke Greek bishop of Philippoupolis Gabriel (1636–1672). Tetapi Greek Bishop tidak bisa mengubah keputusan dan pemikiran masyarakat Pomak yang akhirnya tetap memeluk agama islam dan bergabung dengan Ottoman empire untuk berperang melawan Bulgaria yang telah menyengsarakan mereka. Kemudian menurut tradisi lisan Yunani dari Philippoupolis, upacara khitananmassal pun diadakan di depan masjid tua di dekat gedung pemerintahan,dan akhirnya para penduduk desa tersebut pun menjadi muslim.
Pomaks
*dari berbagai sumber

Meski mendapat gambaran yang buruk oleh berbagai media, Muslim Salafi di Jerman terus berjuang membela Nabi Muhammad dari celaan dari kelompok sayap kanan.

"Kami tidak memlempar bom apapun," kata Malik, seorang Muslim muda Jerman, kepada media berpengaruh di Jerman Der Spiegel Online hari Selasa, 15 Mei.

Malik datang bersama dengan dua  Muslim temannya Koray dan Martin, dalam protes di Cologne terhadap pendukung partai sayap kanan Pro NRW, yang melakukan penghinaan terhadap Nabi dengan menggambar kartun Nabi.

Partai sayap kanan tersebut telah dikategorikan sebagai kelompok sayap kanan ekstremis oleh badan intelijen dalam negeri Jerman. Kelompok ini telah merencanakan untuk menjalankan kontes kartun Nabi Muhammad. Hadiah uang tunai juga dirancang akan diberikan kepada kartun terbaik anti-Islam menurut mereka. Kelompok anti-Islam tersebut menggunakan nama kartunis Denmark Kurt Westergaard, yang bertanggung jawab untuk kartun tahun 2005 yang menyulut kemarahan di dunia Muslim sebagai bentuk acara penganugerahan.

Marah oleh acara kartun tersebut, para muslimSalafi muda mengatakan bahwa mereka ikut dalam protes untuk membela Nabi terhadap penghinaan ini.

"Pada hari kiamat, mungkin Nabi akan bertanya:" Di manakah kami ketika nama Nabi dihina'", Malik berargumen.

"Saya tidak mau harus menjawab,' Oh utusan Allah, saya salah satu dari mereka yang memandang ke arah lain."

Protes itu terjadi beberapa hari setelah 29 polisi terluka dalam bentrokan antara Salafi dan pendukung Pro NRW di Bonn, yang memicu kemarahan dari para politisi Jerman.

"Salafi ingin mengganti tatanan hukum yang demokratis dengan teokrasi," kata Wolfgang Bosbach, seorang ahli keamanan dalam negeri dari partai Christian Democratic Union (CDU).

"Itu sebabnya Salafisme dan demokrasi benar-benar tidak cocok."

Termarjinalasasi

Namun aksi yang dibuat para pembenci Islam tersebut telah membangkitkan semangat keagamaan Malik dan 2 temannya tersebut.

"Martabat Nabi adalah lebih penting daripada martabat kami sendiri," katanya kepada Der Spiegel.

Tiga pemuda Muslim menolak pandangan yang dikeluarkan oleh media yang menyebut mereka sebagai biang kekerasan. Martin, pemuda asli Jerman 19-tahun yang khas dengan rambut pirang, memeluk Islam sekitar setahun yang lalu, sedang kuliah teknik lingkungan di Hamburg. Koray, 19 tahun, seperti Martin, lahir di Hamburg dari orang tua yang berasal dari Turki. Dia tengah belajar di sebuah SMK dan ingin melanjutkan pendidikan di universitas. Sementara Mali yang ayahnya berasal dari Aljazair dan ibunya orang Jerman, memiliki ijazah SMA dan ingin memperoleh kualifikasi pendidikan lebih tinggi.

Menjalani kehidupan yang islami, tiga orang itu sering mendapat tanggapan sinis dari banyak orang, guru, rekan sekolah, atasan dan juga rekan kerja.

Jerman diyakini menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220.000 di Berlin saja. Imigran Turki diperkiraan merupakan dua pertiga dari minoritas Muslim di Jerman.
Berita terkait: http://muslimdaily.net/berita/internasional/kelompok-anti-islam-memprovokasi-bentrok-di-jerman.html

Seiring peningkatan jumlah Muslim yang terus bertambah, pulau Sisilia, Italia Selatan, akan mendirikan masjid besar untuk membantu warga Muslim di sana menunaikan shalat berjama'ah.


"Sisilia sangat antusias tentang hosting Islam,"kata Walikota Vittorio Sgarbi, yang dikutip ANSA, Senin (30/ 1).

Menurut walikota, pembangunan masjid itu sangat penting bagi Sisilia sebagaimana pulau itu menyediakan gereja bagi komunitas Kristen yang mayoritas. Masjid besar itu, walikota menambahkan, akan dibangun di kota Salemi, daerah barat daya Sisilia.

"Ini adalah alasan yang sama seperti kota- kota kita yang memiliki tempat ibadah Kristen, saya pikir penting membangun sebuah masjid untuk warga muslim..." imbuh walikota.

Selama bertahun-tahun, banyak warga Muslim Sisilia yang menggunakan lapangan sepak bola dan tempat senam sebagai tempat shalat berjamaah. Masjid yang akan dibangun merupakan kabar gembira yang telah dinantikan Muslim Sisilia.

Tidak seperti gereja yang cenderung semakin sepi di Eropa, pendirian masjid-masjid baru terus dibutuhkan seiring bertambahnya jumlah Muslim. Pertambahan Muslim sendiri, selain dipengaruhi oleh faktor angka kelahiran keluarga Muslim yang relatif lebih tinggi serta adanya imigran dari negeri-negeri Muslim, warga Italia yang berpindah agama memeluk Islam juga menjadi salah satu faktornya.

Saat ini populasi Muslim di Italia sedikitnya mencapai 1,2 juta warga, termasuk 20 ribu mualaf baru. [AM/Rpb/bsb]


Muslim Inggris Sulap Pub Jadi Pusat Pendidikan Islam

Bekas pub bernama Melrose Arms yang terletak di Front Street, Shotton Colliery, Durham, Inggris
Durham ialah sebuah kota di timur laut Inggris, sekitar 25 km dari Kota Newcastle. Salah seorang pebisnis Kaiser Coundry, yang juga merupakan pemilik Albert Guest House, adalah pencetus ide tersebut. Awalnya, Coundry berencana membangun mushala di sebuah ruang kosong di tempat tersebut. Namun, ide tersebut langsung menimbulkan reaksi keras.

Akibat idenya, Durham County Council menerima petisi dari 100 orang dan 13 surat, yang menyatakan keberatan. Mereka keberatan akan pengalihfungsian tempat tersebut. Para warga beralasan, pusat pendidikan Islam akan menimbulkan kemacetan dan permasalahan parkir.

Pusat pendidikan rencananya akan dibuka selama tujuh hari dalam satu pekan. Tak hanya menyediakan fasilitas untuk komunitas Muslim lokal, fasilitas ini juga dapat digunakan masyarakat umum.
b bernama Melrose Arms yang terletak di Front Street, Shotton Colliery, Durham, Inggris, rencananya akan dialihfungsingkan, menjadi pusat pendidikan Islam. Meski telah disetujui pihak berwenang, namun sekitar 100 warga setempat menyatakan keberatan.

Sumber: Sunder Land Echo


2030, Pemeluk Islam Capai 2,2 Miliar Jiwa

Muslim Rusia shalat berjamaah di udara dingin
Berita Terkait
REPUBLIKA.CO.ID, SOUTHERN CALIFORNIA -- Populasi Muslim di seluruh dunia naik pesat. Pew Research Center’s Forum on Religion & Public Life memperkirakan populasi Muslim akan tumbuh mencapai 35 persen dari total populasi dunia pada 20 tahun mendatang.

Jika pada 2010 jumlah pemeluk Islam mencapai 1,6  miliar jiwa, maka pada 2030 akan mencapai 2,2 miliar jiwa. Menurut lembaga itu, pertumbuhan jumlah umat Islam dua kali lebih besar dibandingkan non-Muslim pada dua dekade mendatang. Jika pertumbuhan jumlah umat Islam rata-rata mencapai 1,5 persen, maka non-Muslim hanya 0,7 persen.

Menyikapi fenomena itu, Direktur Islamic Center Southern California, Imam Jihad Turk menilai ada dua faktor yang menyebabkan populasi muslim meningkat pesat, pertama adalah angka kelahiran tinggi di kalangan umat Islam. Dan kedua,  berbondong-bondongnya non-Muslim memeluk Islam.

"Tingkat kelahiran merupakan faktor utama yang memberikan sumbangsih. Sementara, faktor konversi lebih banyak karena pernikahan," kata dia seperti dikutip neontommy.com, Selasa (8/5).

Moises Gonzalez, yang baru saja memeluk Islam, merupakan contoh dari tren pernikahan yang dijelaskan Turk. "Saya jatuh cinta dengan seorang Muslimah. Sebagai bentuk keseriusan, saya memutuskan untuk berpindah agama," ungkap Gonzalez, yang saat ini tidak lagi mengkonsumsi babi dan alkohol semenjak memeluk Islam.

Hal serupa juga dialami Ti Miekel. Sebelumnya, ia tidak memeluk agama apapun. Namun, saat bertemu dengan suaminya, ia sadar harus membuat langkah perubahan. Salah satunya adalah memeluk agama."Suamiku tidak pernah memintaku untuk memeluk Islam Jadi, keputusanku memeluk Islam atas pilihan pribadi," kenang dia.

Sebelum Mikkel memeluk Islam, ia telah mencoba untuk mengenakan jilbab layaknya muslimah lain. Ia pun merasakan ketenangan. "Aku tidak memiliki masalah dengan tata cara berpakaian. Tapi aku melihat jilbab, sebuah pakaian yang memberikan kenyamanan," kata dia.

Sementara itu, Wakil Direktur Islamic Center Southern California, Soha Yassine, meningkatnya populasi muslim dibarengi dengan meningkatnya tentangan yang harus dihadapi muslim. Sebabnya, generasi baru muslim perlu untuk tumbuh dalam lingkungan dimana mereka dapat berbicara secara terbuka atas masalah yang mereka hadapi.

"Penting untuk diketahui generasi baru muslim untuk memahami bahwa menjadi muslim dan seorang warga AS tidaklah ekslusif," kara dia.

Turk menambahkan, kesalahpahaman tentang Islam merupakan pekerjaan rumah bagi setiap muslim. Adalah tugas seorang muslim untuk meluruskan hal itu. Harapannya esensi Islam sebagai agama cinta damai dapat dipahami. "Kebanyakan orang sekarang ini berpikir Islam adalah agama kekerasan. Padahal itu tidak benar," pungkasnya.
Redaktur: Heri Ruslan
Reporter: Agung Sasongko


BELANDA (voa-islam.com) – Banyaknya warga Belanda yang hijrah masuk Islam dan derasnya arus sekularisasi, menurunkan jumlah penganut Kristen Belanda secara drastis. Untuk meningkatkan jumlah jemaat gereja, para misionaris menggencarkan gerakan kristenisasi kepada imigran Muslim. Jurus kristenisasi berkedok Islam dan makan gratis pun jadi andalan misionaris.

Saat ini makin banyak saja kalangan misionaris yang aktif bekerja di kompleks pemukiman, mengajak warga pendatang untuk memeluk agama Kristen. Demikian laporan Dagblad de Pers, salah satu koran gratis yang beredar di Belanda.
Dagblad de Pers mengangkat kegiatan pendeta muda, Serge de Boer, usia 31 tahun, dari gereja Oase voor Nieuwe West, di wilayah Slotermeer, Amsterdam.
Setiap dua pekan, beberapa orang anggota pengurus gereja Oase voor Nieuw-West aktif beroperasi di lokasi pusat perbelanjaan di Slotermeer, antara pukul empat hingga enam sore, saat warga masyarakat setempat berbelanja untuk kebutuhan makan malam.
Selain orang Belanda, di wilayah ini banyak tinggal warga pendatang yang berasal dari Suriname, Antila Belanda, Maroko, Turki, Irak dan Afghanistan.
...Jumlah jemaat semakin berkurang. Jika gereja tetap ingin punya pengaruh di wilayah ini, para pendatang baru tersebut harus didekati, kata pendeta Serge de Boer...
Kristenisasi Berkedok Makan Gratis
“Kami mengundang mereka untuk hadir dalam acara makan bersama. Betul, kami mendekati semua orang dari berbagai latar belakang budaya. Kami mengabdi bagi semua warga masyarakat di sini. Termasuk warga Muslim,” kata pendeta Serge de Boer.
Pada acara makan bersama biasanya hadir sekitar 30 atau 40 orang. Pihak gereja menyediakan makanan vegetaris atau hidangan halal. Kegiatan ini didukung oleh induk gereja Protestan di Slotermeer, gereja De Bron.
Penganut Kristen Habis Digerus Sekularisasi
Semua gereja ini menghadapi masalah klasik: jumlah jemaat semakin berkurang. Penyebabnya juga sudah diketahui: penduduk asli setempat banyak yang pindah, usia yang tinggal semakin tua, dan proses sekularisasi.
Saat ini, 25 persen populasi penduduk Slotermeer terdiri dari pendatang asal Maroko, 17 persen asal Turki dan delapan persen asal Suriname. Dan separoh dari penduduk Slotermeer adalah Muslim. Menurut pendeta Serge de Boer, jika gereja tetap ingin punya pengaruh di wilayah ini, para pendatang baru tersebut harus didekati.
Kristenisasi Berkedok Islam
Di Belanda, sudah ada banyak gereja yang melakukan hal ini. Jumlahnya sudah puluhan. Di kalangan gereja Protestan saja (gereformeerd) tercatat 18 orang pekerja misionaris, yang aktif beroperasi di berbagai kompleks pemukiman.
Saat ini terdapat 25 “interculturele geloofgemeenschappen” atau masyarakat keagamaan antar budaya. Suatu bagian dari jaringan “International Church Plans.”
Juga ada yayasan “Evangelie & Moslims” untuk mengkristenkan umat Islam. Yayasan ini menyediakan berbagai paket perlengkapan dan pelatihan untuk melaksanakan kegiatan seperti itu. Misalnya, bagaimana cara memberi salam jika bertemu dengan kalangan Muslim.
...Para misionaris Belanda membuat yayasan 'Evangelie & Moslims' untuk mengkristenkan umat Islam...
Dalam berbagai kegiatan tersebut, gereja Oase voor Nieuw-West tidak pernah menggunakan istilah “kebaktian”. Cukup dengan nama pertemuan. Lagu-lagu gereja juga diusahakan dinyanyikan dengan menggunakan bahasa kalangan pendatang.
Tampaknya, upaya ini membuahkan hasil. Harian Dagblad de Pers berhasil menemui seorang pemuda, yang berasal dari kalangan Islam, dan kini murtad menjadi Kristen. “Ini urusan saya pribadi dengan Tuhan,” ujar pemuda yang minta dirahasiakan nama dan asal negaranya itu.
<blink>Warga Asli Belanda Masuk Islam Ribuan Imigran Iran Murtad Jadi Kristen</blink>
Dagblad de Pers memperkirakan, kelompok pendatang yang paling banyak pindah agama adalah imigran asal Iran. Dari sekitar 33.000 warga asal Iran yang tinggal di Belanda, beberapa ribu di antaranya beralih menjadi pemeluk agama Kristen.
...Bagaimana pun saat ini lebih banyak warga asli Belanda yang menyatakan diri menjadi Muslim ketimbang sebaliknya...
Menurut pendeta Serge de Boer, banyak imigran Iran masuk Kristen dengan motif tak tulus, di antaranya sebagai ungkapan protes terhadap kesewenang-wenangan penguasa di Iran sekarang ini.
Motif lainnya, imigran Iran masuk Kristen supaya lebih mudah mendapat izin tinggal.
Pendeta Serge de Boer mengakui bahwa hal ini memang masalah sangat peka. Harian Dagblad de Pers menutup laporan ini dengan kalimat: bagaimana pun saat ini lebih banyak warga asli Belanda yang menyatakan diri menjadi Muslim ketimbang sebaliknya. [taz/rnw]

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON–Sebuah keuskupan bersejarah di Inggris terancam ditutup. Pasalnya, jemaat yang menghadiri kebaktian setiap ahad terus berkurang. Kondisi itu jauh terbalik dengan masjid-masjid di Inggris. Setiap sholat Jumat, jamaah kini selalu memenuhi masjid.
Menurut sebuah sumber, Komisi Keuskupan kini sedang menyusun proposal untuk menggabung Keuskupan Bradford di Yorkshire yang kini banyak ditinggali jemaatnya ke dalam keuskupan di wilayah tetangganya, Ripon dan Leeds.
Beberapa kalangan bahkan mendesak agar kedua kesukupan itu dimasukkan saja ke dalam keuskupan York sehingga menciptakan sebuah keuskupan super di bawah Uskup Agung York, John Sentamu, pemimpin gereja paling berpengaruh nomor dua di Inggris. Langkah itu diambil karena gereja menghadapi beberapa masalah keuangan serius tatkala aset nasionalnya senilai satu miliar pound dihapus.
Sumber internal mengungkapkan, krisis akut itu terutama terjadi karena di sejumlah wilayah telah terjadi pergeseran populasi sehingga mempercepat penurunan jemaat yang pergi ke gereja. Akibatnya, dana yang bisa dihimpun gereja pun ikut merosot.
Seseorang bahkan mengatakan bahwa di sejumlah daerah dengan konsentrasi tinggi imigran Muslim telah ikut mempengaruhi kondisi itu. Gereja pun kini berjuang untuk mempertahankan tempat berpijaknya. Statistik memperkirakan bahwa akan ada lebih bayak Muslim sholat Jumat di masjid-masjid di Inggris daripada jemaat di gereja Anglikan pada hari Minggu dalam satu dekade ini.
Data terbaru mengungkapkan, masa-masa Keuskupan Bradford yang didirikan pada 1919 dan meliputi kota di utara Yorkshire dan timur Lancashire, serta tenggara Cumbria dan Leeds ini, telah berakhir. Data tersebut mengungkapkan, kehadiran jemaat di 147 paroki yang ada di bawah keuskupan itu, terus menurun dari 13.500 jamaah pada 2000 menjadi 8.700 jamaah pada 2008.
Sebaliknya, meskipun tak ada statistik resmi untuk jamaah Muslim, survei pemerintah memperlihatkan bahwa setidaknya seperempat dari penduduk Muslim sholat Jumat di masjid-masjid. Seorang ahli statistik agama, Peter Brierley, mengatakan populasi Muslim di Bradford sekitar 80 ribu orang dan sekitar 20 ribu di antaranya biasa melakukan sholat di masjid. Angka itu, lebih dari dua kali lipat, jemaat Anglikan yang pergi ke gereja.
Canon Rod Anderson dari Gereja St Barnabas di Heaton, Bradford, mengakui pihak gereja sengaja ingin menggabungkan kedua keuskupan itu untuk berhemat. Ia mengatakan, selama 16 tahun di gerejanya, jemaat telah berkurang dari lebih 100 orang setiap Minggu, menjadi antara 40-60 orang. ”Saya melihat pergeseran demografi dengan masuknya etnis besar Asia, terhadap jumlah jemaat dan pengaruhnya bagi keuangan gereja.”
Gereja St Margaret di dekat Thornbury memiliki jemaat mingguan 20-30 orang dengan dana yang dihimpun dari jemaat setiap tahunnya stabil sebesar 20 ribu pounds. Pendeta Nicholas Clews (52) mengatakan, ”Tak ada keraguan dalam situasi seperti ini, pengurangan keuskupan merupakan cara untuk menghemat biaya.”
Sementara, 80 masjid yang berada di Bradford mampu mengelola dana jamaah lebih dari 60 ribu pound setiap tahun. Juru bicara Dewan Masjid Bradford mengatakan, ”Pada hari Jumat, masjid penuh sesak oleh jamaah. Bahkan tak jarang terlihat sekitar 2.000 orang sholat dalam sehari.
Di Keuskupan Ripon dan Leeds yang berpenduduk sekitar 810 ribu jiwa, atau 100 ribu lebih banyak dari Bradforrd, kebaktian setiap minggu kini hanya dihadiri 12.300 jemaat, atau turun dari 12.800 jemaat di tahun 2004. Sedangkan statistik mencatat, di Leeds saja ada sekitar 8.000 jamaah sholat Jumat di masjid-masjid di sana. (25 Okotober 2010)

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget