Articles by "Video"


Video tentang pembantaian Suriah memang sangat banyak beredar di dunia maya, yang direkam oleh para aktivis Suriah. Dari video penembakan atau pembantaian oleh pasukan pro-Assad terhadap warga sipil Suriah, penyerangan oleh pasukan Alawiyah atau milisi Syi'ah Shabihah, korban-korban pembantaian, dan yang berkaitan dengan itu.
Tidak dipungkiri, memang dunia terkhusus kaum Muslimin sangat butuh informasi tentang saudara Muslim di Suriah yang tengah menderita akibat kekejaman rezim Bashar Assad dan pasukan loyalisnya. Video-video yang diunggah oleh para akitfis Suriah sangat membantu jurnalis seluruh dunia, terutama jurnalis Muslim untuk mengabarkan keadaan di Suriah yang sebenarnya. Tujuannya, adalah supaya kaum Muslimin di belahan dunia mengetahui kondisi saudara-saudara mereka, sehingga bangkitlah semangat mereka untuk melakukan perlawanan atau melakukan sesuatu untuk membantu kaum Muslimin di Suriah dengan segala cara yang mungkin dan dapat dilakukan.
Tetapi, ada saja pihak-pihak yang menyebarkan berita-berita palsu. Jika berita palsu tentang ketidakbenaran soal kondisi Muslim karena media kafir Barat dan yang pro-Barat menyimpangkan situasi sebenarnya, yang tidak berpihak kepada Muslim, itu biasa. Namun, video palsu yang beredar kali ini adalah video yang menayangkan tragedi yang sangat mengerikan, yang diklaim bahwa video ini adalah video kekejaman pasukan rezim Bashar Assad terhadap warga sipil Suriah, dimana orang-orang berpakaian militer memenggal kepada dua pria dengan menggunakan gergaji mesin.
Video ini telah beredar luas seperti di Youtube, jejaring sosial dan Blackberry BBM,  yang tentu respon mereka sangat mengutuk tindakan para pemenggalnya, terlebih dikira bahwa yang dipenggal adalah Muslim Suriah oleh pasukan Bashar Assad. Video ini semakin meyakinkan para penonton bahwa ini terjadi di Suriah karena sound-nya berbahasa arab menyebut-nyebut nama Bashar Assad. Hal ini tentu membuat kebencian terhadap Bashar Assad semakin meledak-ledak.
Tetapi benarkah video ini adalah benar-benar terjadi di Suriah yang dilakukan oleh pasukan rezim Assad?
Ternyata setelah di jelajah, video ini bukanlah video yang terjadi di Suriah, bukan dilakukan oleh pasukan Bashar Assad. Melainkan ini adalah video pembantaian terhadap dua pria pengedar narkoba di Meksiko, yang disinyalir mereka dibantai oleh polisi anti-narkoba Meksiko karena tertangkap sebagai pengedar narkoba kelas kakap. Sebelumnya, video ini juga pernah diisukan sebagai kekejaman yang dilakukan di Afghanistan, kini heboh lagi dengan versi isu kekejaman di Suriah.
Jika dilihat dalam video versi aslinya, video ini jelas berbahasa Spanyol. Pada awal dalam video ini menunjukkan dua orang pria yang memperkenalkan diri mereka sebagai Felix gamez Garcia dan pamannya Barnabas gamez Castro. Felix gamez Garcia mengaku menyelundupkan narkoba ke Amerika Serikat, yang bekerja sebagai bagian dari Joaquin El Chapo Guzman Sinaloa Cartel.
Penyebaran video palsu tentang pembantaian Suriah yang telah dimanipulasi oleh suara pasukan pro-Assad ini telah meluas. Apalagi yang paling banyak menyebarkan tentu kaum Muslimin, karena rasa cinta mereka terhadap saudara mereka di Suriah, dan kebencian mereka terhadap Bashar Assad dan pendukung-pendukungnya sangat besar. Sebesar apapun kebencian kita terhadap Bashar Assad dan pasukan loyalisnya, tetap tidak dibenarkan untuk menyebarkan berita palsu yang memfitnah mereka. Bukan kita membela kekejaman rezim Bashar Assad, tetapi karena menyebarkan kebohongan yang disengaja adalah termasuk dosa besar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memerintahkan untuk berbuat adil dalam segala sesuatu, sekalipun terhadap orang-orang kafir, Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.” (QS. Al Maa’idah: 8)
Jika penyebaran video palsu ini bertujuan untuk membangkitkan kemarahan dan semangat juang kaum Muslimin untuk melawan, sesungguhnya, tanpa video ini pun kaum Muslimin di seluruh dunia telah merasa marah dengan kemarahan yang besar atas pembantaian yang telah dilakukan oleh pasukan loyalis Assad terhadap kaum Muslimin di Suriah. Satu jiwa seorang Muslim saja dibantai, telah membangkitkan kemarahan Muslim dan semangat Jihad mereka untuk melawan dan membela saudara mereka karena antar sesama Muslim adalah seperti satu tubuh.
Wallahu a'lam bishshawab
Video yang dipalsukan


Video versi asli

 Video versi lengkap

Hal ini penting untuk diketahui, terutama oleh pemuda-pemuda kita yang sering pergi ke negara-negara Eropa dan Amerika, yang menjadikan daging babi sebagai makanan pokok dalam hidangan mereka.

Dalam kesempatan ini, saya sitir kembali kejadian yang berlangsung ketika Imam Muhammad Abduh mengunjungi Perancis. Mereka bertanya kepadanya mengenai rahasia diharamkannya babi dalam Islam. Mereka bertanya kepada Imam, "Kalian (umat Islam) mengatakan bahwa babi haram, karena ia memakan sampah yang mengandung cacing pita, mikroba-mikroba dan bakteri-bakteri lainnya. Hal itu sekarang ini sudah tidak ada. Karena babi diternak dalam peternakan modern, dengan kebersihan terjamin, dan proses sterilisasi yang mencukupi. Bagaimana mungkin babi-babi itu terjangkit cacing pita atau bakteri dan mikroba lainnya.?"

Imam Muhammad Abduh tidak langsung menjawab pertanyaan itu, dan dengan kecerdikannya beliau meminta mereka untuk menghadirkan dua ekor ayam jantan beserta satu ayam betina, dan dua ekor babi jantan beserta satu babi betina.

Mengetahui hal itu, mereka bertanya, "Untuk apa semua ini?" Beliau menjawab, "Penuhi apa yang saya pinta, maka akan saya perlihatkan suatu rahasia."

Mereka memenuhi apa yang beliau pinta. Kemudian beliau memerintahkan agar melepas dua ekor ayam jantan bersama satu ekor ayam betina dalam satu kandang. Kedua ayam jantan itu berkelahi dan saling membunuh, untuk mendapatkan ayam betina bagi dirinya sendiri, hingga salah satu dari keduanya hampir tewas. Beliau lalu memerintahkan agar mengurung kedua ayam tersebut.

Kemudian beliau memerintahkan mereka untuk melepas dua ekor babi jantan bersama dengan satu babi betina. Kali ini mereka menyaksikan keanehan. Babi jantan yang satu membantu temannya sesama jantan untuk melaksanakan hajat seksualnya, tanpa rasa cemburu, tanpa harga diri atau keinginan untuk menjaga babi betina dari temannya.

Selanjutnya beliau berkata, "Saudara-saudara, daging babi membunuh 'ghirah' orang yang memakannya. Itulah yang terjadi pada kalian. Seorang lelaki dari kalian melihat isterinya bersama lelaki lain, dan membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan seorang bapak di antara kalian melihat anak perempuannya bersama lelaki asing, dan kalian membiarkannya tanpa rasa cemburu, dan was-was, karena daging babi itu menularkan sifat-sifatnya pada orang yang memakannya."

Kemudian beliau memberikan contoh yang baik sekali dalam syariat Islam. Yaitu Islam mengharamkan beberapa jenis ternak dan unggas yang berkeliaran di sekitar kita, yang memakan kotorannya sendiri. Syariah memerintahkan bagi orang yang ingin menyembelih ayam, bebek atau angsa yang memakan kotorannya sendiri agar mengurungnya selama tiga hari, memberinya makan dan memperhatikan apa yang dikonsumsi oleh hewan itu. Hingga perutnya bersih dari kotoran-kotoran yang mengandung bakteri dan mikroba. Karena penyakit ini akan berpindah kepada manusia, tanpa diketahui dan dirasakan oleh orang yang memakannya. Itulah hukum Allah, seperti itulah hikmah Allah.

Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapkan banyak penyakit yang disebabkan mengkonsumsi daging babi. Sebagian darinya disebutkan oleh Dr. Murad Hoffman, seorang Muslim Jerman, dalam bukunya "Pergolakan Pemikiran: Catatan Harian Muslim Jerman", halaman 130-131: "Memakan daging babi yang terjangkiti cacing babi tidak hanya berbahaya, tetapi juga dapat menyebabkan meningkatnya kandungan kolestrol dan memperlambat proses penguraian protein dalam tubuh, yang mengakibatkan kemungkinan terserang kanker usus, iritasi kulit, eksim, dan rematik. Bukankah sudah kita ketahui, virus-virus influenza yang berbahaya hidup dan berkembang pada musim panas karena medium babi?"

Dr. Muhammad Abdul Khair, dalam bukunya Ijtihâdât fi at Tafsîr al Qur'an al Karîm, halaman 112, menyebutkan beberapa penyakit yang disebabkan oleh daging babi: "Daging babi mengandung benih-benih cacing pita dan cacing trachenea lolipia. Cacing-cacing ini akan berpindah kepada manusia yang mengkonsumsi daging babi tersebut. Patut dicatat, hingga saat ini, generasi babi belum terbebaskan dari cacing-cacing ini. Penyakit lain yang ditularkan oleh daging babi banyak sekali, di antaranya:

Kolera babi. Yaitu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh virus
Keguguran nanah, yang disebabkan oleh bakteri prosillia babi.
Kulit kemerahan, yang ganas dan menahun. Yang pertama bisa menyebabkan kematian dalam beberapa kasus, dan yang kedua menyebabkan gangguan persendian.
Penyakit pengelupasan kulit.
Benalu eskares, yang berbahaya bagi manusia.

Fakta-fakta berikut cukup membuat seseorang untuk segera menjauhi babi:

Babi adalah hewan yang kerakusannya dalam makan tidak tertandingi hewan lain. Ia makan semua makanan di depannya. Jika perutnya telah penuh atau makanannya telah habis, ia akan memuntahkan isi perutnya dan memakannya lagi, untuk memuaskan kerakusannya. Ia tidak akan berhenti makan, bahkan memakan muntahannya.
Ia memakan semua yang bisa dimakan di hadapannya. Memakan kotoran apa pun di depannya, entah kotoran manusia, hewan atau tumbuhan, bahkan memakan kotorannya sendiri, hingga tidak ada lagi yang bisa dimakan di hadapannya.
Ia mengencingi kotoranya dan memakannya jika berada di hadapannya, kemudian memakannya kembali.
Ia memakan sampah, busuk-busukan, dan kotoran hewan.
Ia adalah hewan mamalia satu-satunya yang memakan tanah, memakannya dalam jumlah besar dan dalam waktu lama, jika dibiarkan.
Kulit orang yang memakan babi akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Penelitian ilmiah modern di dua negara Timur dan Barat, yaitu Cina dan Swedia --Cina mayoritas penduduknya penyembah berhala, sedangkan Swedia mayoritas penduduknya sekular-- menyatakan: daging babi merupakan merupakan penyebab utama kanker anus dan kolon. Persentase penderita penyakit ini di negara-negara yang penduduknya memakan babi, meningkat secara drastis. Terutama di negara-negara Eropa, dan Amerika, serta di negara-negara Asia (seperti Cina dan India). Sementara di negara-negara Islam, persentasenya amat rendah, sekitar 1/1000. Hasil penelitian ini dipublikasikan pada 1986, dalam Konferensi Tahunan Sedunia tentang Penyakit Alat Pencernaan, yang diadakan di Sao Paulo.

Kini kita tahu betapa besar hikmah Allah mengharamkan daging dan lemak babi. Untuk diketahui bersama, pengharaman tersebut tidak hanya daging babi saja, namun juga semua makanan yang diproses dengan lemak babi, seperti beberapa jenis permen dan coklat, juga beberapa jenis roti yang bagian atasnya disiram dengan lemak babi. Kesimpulannya, semua hal yang menggunakan lemak hewan hendaknya diperhatikan sebelum disantap. Kita tidak memakannya kecuali setelah yakin bahwa makanan itu tidak mengandung lemak atau minyak babi, sehingga kita tidak terjatuh ke dalam kemaksiatan terhadap Allah SWT, dan tidak terkena bahaya-bahaya yang melatarbelakangi Allah SWT mengharamkan daging dan lemak babi.


Disaat para kaum Muslimin menjadi korban kekerasan semua media masa diam seakan-akan tidak mendengar akan berita ini..

Tetapi disaat para kaum Muslim melakukan kekerasan semua media masa rameh-rameh berlomba-lomba mencri beritanya..

Kekerasan di desa-desa Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine (Arakan) di Burma (Myanmar), meliputi pembunuhan, penjarahan, pembakaran, penangkapan masih berlangsung. Badan-badan internasional, seperti PBB, masih tak berdaya menghadapi sekelompok etnis Buddha yang didukung pasukan gabungan ‘keamanan’ Rakhine. Ribuan Muslim Rohingya telah gugur akibat dibantai oleh etnis Rakhine secara brutal. Puluhan ribu lainnya menjadi tunawisma dan sedang menderita kelaparan dan pengobatan di Arakan.
Media-media Burma yang pro-Rakhine telah menyebarkan propaganda terkait Muslim Rohingya. Mereka menggambarkan bahwa Muslim Rohingya adalah teroris dan yang membunuh serta membakar rumah-rumah etnis Buddha Arakan. Salah satu bukti bahwa orang-orang etnis Rakhine-lah yang melakukan kekerasan adalah bisa dilihat dari pakaian mereka yang memakai pakaian khas Buddhis atau celana pendek. Perlu diketahui bahwa kebanyakan Muslim Rohingnya, mereka biasa memakai sarung selutut, mungkin sangat jarang yang terlihat memakai celana pendek. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa etnis Buddha menyamar berpakaian seperti Muslim Rohingya, buktinya saja, polisi Burma yang menangkapi para pemuda Rohingya yang kemudian disiksa, mereka diperlengkapi senjata untuk diambil gambar mereka dan disebarkan.

Ribuan lainnya terpaksa melarikan diri ke negeri tetangga, Bangladesh, untuk menyelamatkan diri mereka. Sejumlah Muslim berhasil sampai ke Bangladesh dan berdiam diri di kamp pengungsian Lada, di selatan Bangladesh, yang dioperasikan oleh LSM Muslim Inggris yang menyediakan pengobatan dan bantuan makanan. Namun karena keterbatasan, kamp pengungsian dibangun dengan seadanya bahkan tidak layak. Tak semua Muslim Rohingya dapat tinggal di kamp pengungsian, disebabkan ribuan dari mereka telah diusir oleh otoritas Bangladesh karena dianggap ilegal. Sementara sejumlah Muslim juga ditahan oleh polisi-polisi perbatasan dan bahkan dihukum dijemur di atas pasir pantai yang panas.

Muslim Rohingya baik yang masih tinggal di Arakan dan sedang mengungsi ke negara tetangga, sedang dalam kondisi kritis, butuh pertolongan segera dari dunia internasional. Hingga kini Muslim Rohingya masih hidup dalam ketakutan.

Jumlah kematian Muslim di Arakan capai 6000 jiwa
Kabar pembunuhan, pembakaran, penjarahan, pemerkosaan serta penangkapan Muslim Rohingya di negara bagian Arakan (Rakhine), Burma (Myanmar) masih terdengar. Kekerasan kejam tersebut dilakukan oleh orang-orang kafir Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.

Berdasarkan laporan dari forum Ansar Al-Mujahidin, para saksi mata dari keluarga korban yang terus berkomunikasi melalui telepon, memperkirakan bahwa jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa hingga saat ini (innalillahi wa innailaihi roji’uun). Sementara belum ada media yang dapat merinci jumlah spesifik korban, mengingat media-media saat ini hanya menerima laporan dari warga Rohingya di Arakan yang selamat dan masih bisa berkomunikasi. Menurut saksi, jumlah-jumlah yang selama ini dinyatakan hanya mewakili bahwa benar-benar terjadi pembantaian brutal terhadap Muslim di Arakan.

Selain itu dikatakan bahwa para etnis kafir Buddha telah membunuh ratusan orang Rohingya kemudian melemparkan jasad mereka ke teluk Bengal. Untuk menyembunyikan fakta dan menyebarkan propaganda busuk, para penganut Buddha etnis Rakhine itu menempatkan pakaian-pakaian yang biasa dikenakan warga Buddha kepada Muslim yang meninggal dan mengklaim bahwa mereka adalah jasad orang Buddha yang menjadi korban.

Pasukan gabungan Nasaka dan orang-orang Buddha Rakhine juga menangkapi warga-warga Rohingya dari desa-desa mereka yang dapat memimpin penduduk Muslim, kebanyakan pria dewasa atau para pemuda, dibawa ke tempat yang tidak diketahui dan dikabarkan telah tewas tak terlihat oleh penduduk setempat.

Lebih jauh lagi, karena kebanyakan yang dibunuh adalah Muslim laki-laki, sehingga banyak Muslim tinggal di rumah mereka tanpa perlindungan dari laki-laki, dan banyak Muslimah serta anak-anak yang melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh, namun ironisnya pasukan ‘keamanan’ perbatasan Bangladesh mengirim kembali perahu-perahu mereka ke Myanmar, sehingga orang-orang kafir Buddha menenggelamkan perahu-perahu kaum Muslimin dan membunuh para penumpangnya.

Sementara puluhan ribu Muslim Rohingya di kota-kota di Arakan sedang menderita kelaparan karena tidak ada pasokan pangan yang cukup, juga karena toko-toko mereka telah dibakar habis, dan mereka juga menderita karena harus menjadi tunawisma karena rumah-rumah mereka ludes terbakar, hanya tinggal di tempat-tempat pengungsian yang sangat buruk kondisinya. Source: Arrahmah.COM

Ini adalah beberapa foto bukti dari kebiadaban yang dilakukan etnis Rakhine terhadap Muslim Rohingya






















Foto-foto di atas diambil dari berbagai sumber di media Arakan dan sebagian dari video yang dipublikasikan di Youtube.

Tragis nasib pastor satu ini, meyakini ajaran "kitab suci" justru berujung kematian terhadap dirinya. Adalah seorang pastor Pantekosta Mack Wolford berusia 44 tahun asal West Virginia AS, akhirnya harus tewas oleh gigitan fatal dari ular berbisa yang ia miliki dan dipeliharanya selama bertahun-tahun.

Kejadian bermula pada acara layanan gereja yang berlangsung minggu sore pada saat pastor Wolford memperlihatkan seekor ular berbisa jenis rattlesnake ke seorang anggota gereja dan ibunya. Namun ketika ular dibaringkan di tanah, tiba-tiba ular tersebut menyerang Wolford dan menggigit pahanya.

Keluarganya mengharapkan dia bisa segera pulih karena digigit ular yang sepertinya bukan kejadian pertama yang dialami Wolford. Namun kali ini situasinya sangat berbeda, Wolford akhirnya meninggal dunia pada malamnya setelah digigit ular berbisa tersebut.

Surat kabar Washington Post memiliki informasi lebih tentang Wolford dan alasan mengapa dia terus memamerkan ular berbisa dalam pelayanan gerejanya.

Mark Randall "Mack" Wolford dikenal di seluruh Appalachia sebagai pria yang sangat relijius. Dia percaya bahwa isi Injil yang memandatkan orang Kristen untuk menangani ular dalam upaya untuk menguji iman mereka kepada Tuhan - dan jika mereka digigit, mereka harus percaya hanya Tuhan saja yang akan menyembuhkan mereka.

Ternyata Wolford meyakini ayat-ayat di injil Markus 16: 17 -18 yang berbunyi:

Akan ada Tanda-tanda bagi pengikut yang setia/taat diantaranya adalah orang-orang itu akan mengusir roh jahat atas nama-Ku; mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak mereka kenal. Kalau mereka memegang ular atau minum racun, mereka tidak akan mendapat celaka. Kalau mereka meletakkan tangan ke atas orang-orang yang sakit, orang-orang itu akan sembuh."
 
Insiden pastor Wolford ini mengingatkan kejadian puluhan tahun yang lalu, ketika Syaikh Ahmad Deedat menantang seorang pendeta Kristen, jika ia meyakini kebeneran firman Tuhan di injil apakah dia berani meminum racun seperti yang ada di Injil Markus, namun sang pendeta ternyata tidak berani menerima tantangan Syaikh Ahmad Deedat


Sumber Asli Washington Post

Mack Wolford, a flamboyant Pentecostal pastor from West Virginia whose serpent-handling talents were profiled last November in The Washington Post Magazine , hoped the outdoor service he had planned for Sunday at an isolated state park would be a “homecoming like the old days,” full of folks speaking in tongues, handling snakes and having a “great time.” But it was not the sort of homecoming he foresaw.
Instead, Wolford, who turned 44 the previous day, was bitten by a rattlesnake he owned for years. He died late Sunday.





Mark Randall “Mack” Wolford was known all over Appalachia as a daring man of conviction. He believed that the Bible mandates that Christians handle serpents to test their faith in God — and that, if they are bitten, they trust in God alone to heal them.
He and other adherents cited Mark 16:17-18 as the reason for their practice: “And these signs will follow those who believe: in My name they will cast out demons; they will speak with new tongues; they will take up serpents; and if they drink anything deadly, it will by no means hurt them; they will lay their hands on the sick, and they will recover.”
The son of a serpent handler who himself died in 1983 after being bitten, Wolford was trying to keep the practice alive, both in West Virginia, where it is legal, and in neighboring states where it is not. He was the kind of man reporters love: articulate, friendly and appreciative of media attention. Many serpent-handling Pentecostals retreat from journalists, but Wolford didn’t. He’d take them on snake-hunting expeditions.
Last Sunday started as a festive outdoor service on a sunny afternoon at Panther Wildlife Management Area, a state park roughly 80 miles west of Bluefield, W.Va. In the preceding days, Wolford had posted several teasers on his Facebook page asking people to attend.
“I am looking for a great time this Sunday,” he wrote May 22. “It is going to be a homecoming like the old days. Good ’ole raised in the holler or mountain ridge running, Holy Ghost-filled speaking-in-tongues sign believers.”
“Praise the Lord and pass the rattlesnakes, brother” he wrote on May 23. He also invited his extended family, who had largely given up the practice of serpent handling, to come to the park.
“At one time or another, we had handled [snakes], but we had backslid,” his sister, Robin Vanover, said Monday evening. “His birthday was Saturday, and all he wanted to do is get his brothers and sisters in church together.”
And so they were gathered at this evangelistic hootenanny of Christian praise and worship. About 30 minutes into the service, his sister said, Wolford passed a yellow timber rattlesnake to a church member and his mother.
“He laid it on the ground,” she said, “and he sat down next to the snake, and it bit him on the thigh.”
A state forester, who was not authorized to speak on the record, said park officials were unaware of Wolford’s activities. “Had we known he had poisonous animals, we would have never allowed it,” he said.
The festivities came to a halt shortly thereafter, and Wolford was taken back to a relative’s house in Bluefield to recover, as he always had when suffering from previous snake bites. By late afternoon, it was clear that this time was different, and desperate messages began flying about on Facebook, asking for prayer. Wolford got progressively worse. Paramedics transported him to Bluefield Regional Medical Center, where he was pronounced dead. It could not be determined when the paramedics were called.
Wolford was 15 when he saw his father die at age 39 of a rattlesnake bite in almost exactly the same circumstances.




“He lived 101 / 2 hours,” Wolford told The Washington Post last fall. “When he got bit, he said he wanted to die in the church. Three hours after he was bitten, his kidneys shut down. After a while, your heart stops. I hated to see him go, but he died for what he believed in.”
According to people who witnessed Mack Wolford’s death, history repeated itself. He was bitten roughly at 1:30 p.m.; he died about 11 that night.
One of the people present was Lauren Pond, 26, a freelance photographer from the District. She had been photographing serpent handlers in the area for more than a year, including for The Post, and stayed at Wolford’s home in November.
“He helped me to understand the faith instead of just documenting it,” she said Tuesday. “He was one of the most open pastors I’ve ever met. He was a friend and a teacher.”
The family allowed her to stay near Wolford’s side Sunday night, and she’s still recovering from having witnessed the pastor’s agonizing death. “I didn’t see the bite,” she said. “I saw the aftermath.”
In an interview with The Post for last year’s story, Jim Murphy, curator of the Reptile Discovery Center at the National Zoo, described what happens when a rattlesnake bites.
The pain is “excruciating,” he said. “The venom attacks the nervous system. It’s vicious and gruesome when it hits.”
But Wolford refused to fear the creatures. He slung poisonous snakes around his neck, danced with them, even laid down on or near them. He displayed spots on his right hand where copperheads had sunk their fangs. His home in Bluefield had a spare bedroom filled with at least eight venomous snakes: usually rattlers, water moccasins and copperheads that he fed rats and mice. He was passionate about wanting to help churches in nearby states — including North Carolina and Tennessee, where the practice is illegal — start up their own serpent-handling services.
“I promised the Lord I’d do everything in my power to keep the faith going,” he said in October. “I spend a lot of time going a lot of places that handle serpents to keep them
motivated. I’m trying to get anybody I can get involved.”
His funeral will be held Saturday at his church, House of the Lord Jesus, in Matoaka, just north of Bluefield.
Julia Duin, a contributing writer for The Washington Post Magazine, wrote the original article about Mack Wolford.
 http://www.washingtonpost.com/lifestyle/style/serpent-handling-pastor-profiled-earlier-in-washington-post-dies-from-rattlesnake-bite/2012/05/29/gJQAJef5zU_story_1.html

http://www.theblaze.com/stories/snake-handling-pastor-dies-after-fatal-bite/



Mike Tyson adalah legenda tinju dunia, setelah Muhammad Ali. Terali besi menjadi jalan bagi si Leher Beton untuk menemukan hidayah Allah SWT.

Ia memeluk Islam saat menjalani hukuman penjara atas tuduhan memperkosa ratu kencantikan Amerika Serikat (AS) tahun 1991. Sebelum dipenjara, Tyson sedang berada dalam puncak kariernya. Ia tercatat sebagai juara dunia tinju kelas berat sejak 1986 hingga tahun 1990.

Begitu keluar dari penjara, Tyson sempat beberapa kali menjalani pertandingan untuk mempertahankan gelarnya, namun tidak berhasil. Kabar terakhir, Januari lalu, ia sempat muncul di arena gulat bebas di AS.

Setelah itu, Tyson seakan menghilang hingga muncul kabar bahwa sang legendaris tinju itu menjalani ibadah umrah, beberapa waktu lalu.

Perjalanan ke Tanah Suci itu ternyata sungguh membekas di hati mantan petinju dunia, Mike Tyson. "Saya masih suka menangis bila ingat saya bisa datang ke Taman Surga di Madinah," ujarnya, menceritakan saat-saat mengharukan ketika ia shalat di Raudhah, samping makam Rasulullah SAW. "Saya bahkan berpikir untuk tidak beranjak dari tempat suci itu."

Secara bergurau pria yang dulu dijuluki sebagai "si leher beton" ini menyatakan tak ingin dikenali sebagai Mike Tyson oleh orang lain ketika berada di Tanah Suci. "Saya berharap mereka membiarkan saya menikmati saat-saat  saya penuh emosi dan sendirian berdoa."

Tyson pergi berumrah bersama-sama dengan presiden misi perdamaian Kanada, beberapa duta besar Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan cendekiawan Muslim Shazad Muhammad. Di Madinah banyak fans menunggu berjam-jam untuk melihat dan berfoto bersama petinju terkenal di dunia itu.

Sepertinya, Tyson telah menjadi sosok yang relijius. Ia shalat dan berdoa dengan begitu khusyuk. Inilah videonya:



MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget